cerita tentang seorang wanita kampung yang ingin merintis ke jakarta dan bertemu seorang pria kaya .
namun banyak lika liku di dalam cerita ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dhaway, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjanjian
"Hika hiks hiks hiks mengapa ini semua terjadi kepada ku , apa yang harus aku lakukan ?? Aku jijik dengan diriku sendiri " ucap arini yang menangis di dalam kamar mandi tuan mudanya .
di bawah kucuran air dia menangis sejadi jadi nya , arini tidak pernah membayangkan kalau tuan muda nya melakukan hal memjijikan seperti ini . .
Dia terus mengutuk perbuatan majikannya tersebut ,
" dasar pria br*ngsek aku sangat membenci mu , aku pastikan kamu akan menyesal telah berbuat ini kepada ku " ucap arini sambil menjambak rambut nya sendiri
1 jam lamanya arini pun enggan keluar dari kamar mandi , haris yang menunggu di luar pun merasa khawatir , dia mondar mandir tanpa arah yang jelas menunggu pintu itu di buka . Ketika hendak mau mengetuk pintu , tiba tiba pintu itu terbuka
Ceklek
Arini pun keluar dengan keadaan yang basah dengan muka yang kusut tapi dia sudah rapih dengan memakai baju nya , haris yang melihat itu semua tampak semakin merasa bersalah .
" arini " panggil haris
Arini diam seribu bahasa , dia pun jalan ke pintu hendak ingin keluar . Haris yang ketar ketir langsung menangkap arini dan memeluk kembali arini kepelukannya .
" arini maafkan atas ke khilafan saya arini " ucap haris
Arini tetap diam seribu bahasa , tatapannya kosong seperti mayat hidup . Haris pun menggoncangkan tubuh arini suapaya dia mau berbicara .
" arini , pleace berbicaralah padaku jangan berdiam diri seperti ini . Mengapa kau begitu angkuh arini !! " ucap haris yang mulai frustasi di buat nya .
Arini yang tidak bisa membendung air matanya lagi langsung memukuli dada bidang haris dengan brutal nya .
" apa kamu bilang aku angkuuh , dasar pria br*ngsek . apakah sudah puas tuan melakukan ini kepada saya . Saya jijik melihat tuan , bahkan bukan mulut anda saja yang menjijikan tapi perilaku anda pun juga sama saja " ucap arini yang memandang haris dengan tatapan yang tajam .
" aku khilaf arini , aku mohon maafkan . Kamu boleh berkata apapun kepada saya asalkan kamu mau memaafkan saya dan tolong jangan bilang ini dengan siapa pun " pinta haris
" dasar laki laki br*ngsek , kamu sudah mengambil kesucian saya tapi kamu seperti orang b*doh yang mau berlari dari tanggung jawab ." ucap arini
" saya akan bayar berapapun yang kamu minta asalkan kamu tidak memberi tahu siapapun tentang hal ini " ucap haris
" anda fikir dengan uang anda bisa membayar semua dengan mudah , tidak semudah itu tuan muda yang terhormat " ucap arini dengan mata yang nyalang
" lalu kau mau minta apa dari ku , apartemen, rumah , mobil ??? Sebutkan apa yang kamu mau " ucap haris
" nikahi saya tuan , saya ingin kamu menikahi saya , kalau tidak aku akan melaporkan semua ini kepada polisi " ancam arini dengan bersungguh sungguh
" hahahahhahah kau fikir kau siapa ??? Ingin aku nikahi . Bahkan dirimu ini tidak pantas bersanding dengan ku , kampungaaan " ucap haris
" baiklah kalau begitu kita tunggu saja aku akan melaporkan kejadian ini kepada polisi " ucap arini
" silahkan saja kalau kau bisa , aku bisa membayar pengacara ku untuk menghandle ini semua !!! Ingat ya perempuan kampung ketika uang berbicara semua akan beres "ucap haris dengan senyum yang seperti meremehkan arini .
Plaaaak
Arini langsung menampar wajah haris dengan emosi yang sudah menggebu gebu , dia menatap haris dengan penuh kebencian .
"Aku tidak menyangka bekerja dengan orang seperti anda , sangat sangat menjijikan . bahkan kamu lebih menjijikan dari seekor hewan . " ucap arini
Tanpa basa basi arini pun langsung pergi meninggalkan haris yang sudah diam membeku seperti patung .
Arini berjalan dengan begitu cepatnya sampai sampai dia tidak sadar sudah berada di dapur dan menabrak bi susi .
Buuughhh
" aduuuuh , jalan liat liat dong pake mataaa " ucap bi susi
" m-maaf bi saya tidak sengaja , saya buru buru " ucap arini yang langsung menuju kamar nya .
" ya ampuuun si arini udah nabrak , malah engga tanggung jawab lagi , s*alan banget tuh pembantu baru " ucap bi susi
" sabar sabar sus , mungkin memang arini engga sengaja .. tapi kenapa ya dia buru buru gitu ?? " ucap bi lastri
" ga tau , tanya ajah sendiri sana " bi susi pun menjawab dengan ketus dan langsung meninggakkan bi lastri .
" Ya ampuun si susi makin kesini tingkahnya makin kesono " ucap bi lastri yang geram dengan bi susi
Arini yang sudah berada di kamar pun langsung mengambil koper dan membereskan pakaiannya sambil menangis sejadi jadinya .
" dasar laki laki br*ngsek dia fikir dengan uang dia bisa membeli semuanya yang dia mau " arini yang fikirannya sudah kalut tidak bisa berfikir jernih lagi . Dia langsung pergi membawa koper nya .
Dia berjalan ke arah dapur yang memang menjadi tujuan utama nya .
" bi lastri saya mau pamit , sepertinya saya sudah tidak kuat lagi bekerja disini . Saya mau kembali ke kampung saja bii " ucap arini
" memangnya kenapa arini ? Apa yang membuat mu ingin berhenti " ucap bi lastri
" ada apa ini rin? Ko kamu membawa koper" ucap Bi imas yang baru pulang dengan pak tardi di buat bingung dengan apa yang terjadi .
" Gak apa apa bi saya hanya kangen sama orang tua saya di kampung , pengen balik dan kerja di kampung ajah " ucap arini berbohong
" yasudan kalau itu keputusan kamu rin , bibi gak bisa memaksa , oh iya kamu udah izin sama tuan dan nyonya besar belum ?? " tanya bi imas
" ini saya baru mau bertemu dengannya bi , kalau begitu arini pamit ya bi imas , bi lastri sama pak tardi , salam juga buat bi susi " ucap arini
" iya rin hati hati di jalan ya rin , jangan lupakan kita semua " ucap pak tardi
Mereka pun saling berpelukan tanda perpisahan . Arini pun langsung menuju ke ruang tv dimana tuan dan nyonya besar nya berada , sesampainya disana arini pun menghampiri mereka dengan perasaan gugup . .
" permisi tuan dan nyonya , saya mau pamit pulang " ucap arini
Marcel dan monica memicingkan matanya yang heran dengan arini ,
" mau pulang kemana rin ??? " tanya monica
" saya mau pulang kampung nyonya , tapi untuk selamanya , jadi saya mau berhenti dari sini " ucap arini yang hanya bisa menunduk dan menahan air matanya
" ada apa ko tiba tiba kamu mengundurkan diri ,?? Apa ini ada sangkut paut nya dengan haris ? Saya kan sudah pernah bilang kalau jangan pernah mengambil hati apapun perkataan haris " ucap monica
" tidak nyonya saya hanya ingin tinggal bersama orang tua saya yang sudah tua , saya juga mau kerja di kampung saja nyonya " ucap arini .
" baiklah kalau itu yang kamu mau , oh iya ini saya ada sedikit ongkos untuk kamu pulang kampung " ucap marcel
" terima kasih tuan " ucap tiara yang langsung bangun dan langsunh berjalan keluar
Tapi ketika hendak berjalan keluar tiba tiba haris memanggil arini , dengan kondisi haris yang masih kurang stabil haris menuruni anak tangga dengan hati hati .
" jangan pergi , bekerjalah disini kembali . Aku masih membutuhkan mu " ucap haris
" tidak tuan saya harus pulang , saya tidak mau memyakiti hati ibu saya dengan terua bekerja si sini " ucap arini berbohong . Padahal hatinya begitu sakit ketika sedang berpapasan dengan tuan muda yang sangat dia benci , ingin dia berteriak memaki maki tuan muda nya dan bercerita kepada semua orang tentang kebusukan tuan muda nya yang menjijikan itu . Tapi dia sadar kalau dia tidak punya cukup bukti dan cukup uang juga sepertinya .arini pun langsung pergi meninggalkan tuan muda nya itu
Hari yang terus merasa bersalah langsung mengejarnya dengan tertatih tatih ,
" tunggu arini , tunggu " ucap haris
" aku akan bertanggung jawab dengan semua ini. Tapi " ucap haris yang tidak langsung mengutarakan isi hati nya
" tapi apa tuan tapi apaaa ?? " ucap arini yang mulai emosi kembali
" tapi tunggu waktu yang tepat untuk aku akan menikahi mu , " ucap haris
" kalau terjadi apa apa dengan ku bagai mana tuan muda yang terhormat ??? " ucap arini
" jika memang terjadi sesuatu kepada mu aku akan segera menikahi mu suka maupun tidak .
" tapi kamu harus menandatangani surat perjanjian ini " ucap haris yang langsung menyodorkan kertas .
Selanjutnya ...