IVAMORA

Pagi hari nya, tepat pukul 7 pagi, Mora turun dari kamarnya sambil menyeret koper kecil, gadis itu langsung menuju meja makan untuk sarapan. Terlihat Arka di meja itu juga sedang menikmati sarapan pagi nya.

"Kak" Arka yang melihat kakak nya muncul dengan pakaian rapi pun menyapa, kakak nya itu duduk di kursi lalu mulai mengambil nasi dan beberapa lauk.

"Kakak jadi ke Jerman" iseng dia bertanya, karena sedari tadi kakak nya itu tampak acuh, hanya memberikan senyum tipis saja padanya.

"Jadilah dek, ngga lihat kakak udah bawa koper gini" ujar Mora sambil menghela nafas, dia meminum air putih sebelum menyuapkan makanan ke dalam mulut nya.

"Kamu sendiri ngga kuliah ?" tanya Mora, karena biasa nya di jam segini papa nya ke kantor, dan Alettha ke kampus dengan adik laki-laki nya itu, tapi ntah kenapa saat ini Arka malah berada di rumah, dan bersantai, Mora pun tak melihat mama nya.

"Kuliah kak, tapi hari ini aku ambil kelas siang, soal nya cape kemarin ngurusin praktek dll, jadi mau nyantai dulu pagi ini." Mora hanya mengangkat bahu nya, tak butuh waktu lama makanan di piring nya tandas, gadis itu segera mencuci tangan nya.

"Mama mana ?" tanya Mora pada adik nya.

"Mama lagi belanja sama bibi"

"Oh, tumben mama belanja ?"

"Ngga tau, lagi bagus kali mood nya" sahut Arka, laki-laki itu saat ini sedang memakan buah yang di kupas nya tadi.

"Ya udah kakak berangkat dulu ya dek, nanti sampaikan pesan Kakak ke mama"

"Beres, mau aku antar ngga" Mora menoleh ke arah adik nya, tumben sekali adik nya itu mau membantunya.

"Emang nya kamu ngga lagi sibuk"

"Ngga, yaudah aku mau ganti celana sama ambil jaket dulu" Mora hanya mengangguk, gadis itu langsung saja keluar dari rumah menuju halaman rumah, sambil menunggu adik nya yang masih bersiap.

"Ayok" Arka keluar sambil menggenggam kunci mobil, laki-laki itu membantu menaruh koper Mora pada bagasi mobil, Mora sudah duduk di kursi samping kemudi, Arka segera melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi.

"Kenapa kamu ngebut si Ka" tanya Mora menegur adik nya itu.

"Biar kakak ngga telat, udah percayakan saja padaku" sahut Arka santai, tingkah nya itu sangat mirip dengan Mora ketika tingkah VALENTINO ROSSI nya muncul.

Mereka sampai di bandara dengan cepat, Mora dan Arka segera keluar dari mobil, mereka berjalan untuk mencari pesawat yang akan di naiki Mora.

"Nona" tiba-tiba Vino muncul dengan style kerja nya, menghampiri Mora dan Arka yang berjalan bersama.

"Vino, di mana pesawat kita ?" tanya Mora pada asisten tuan nya itu.

"Mari ikuti saya nona" Mora pun menurut, langkah kaki nya terayun mengikuti Vino yang berjalan di depannya, Arka juga ikut dengannya.

Tak lama kemudian, mereka telah sampai di sebuah pesawat yang tertulis nama Shriekthrush.

"Masuklah nona, tuan sudah menunggu di dalam, dan sebentar lagi pesawat akan terbang." Mora mengangguk, untuk sejenak gadis itu kembali menatap adik nya.

Tanpa ragu Mora memeluk adik nya itu, di balas pelukan erat oleh sang adik.

"Kakak harus menjaga diri selama di sana" ujar Arka, ini adalah kali pertama nya mereka bisa sedekat ini.

"Baiklah, kamu juga baik-baik di sini, jangan lupa salamku" ujar Mora dengan senyum di bibirnya, gadis itu segera melangkah ke dalam pesawat sambil melambaikan tangan untuk sang adik.

"Semoga kamu baik-baik saja kak" ujar Arka sambil tersenyum lembut.

Pesawat mereka terbang pukul 8 pagi, memang masih cukup pagi, Karel sengaja berangkat lebih pagi, agar bisa istirahat saat mereka tiba di sana nanti.

Mora melihat ke arah jendela pesawat, di mana di luar sana menampilkan awan yang terlihat cerah, cuaca di luar memang sedang cerah-cerahnya.

Sedangkan Karel pun tampak diam tak peduli padanya, Mora mengambil handsad dalam saku nya lalu mulai menancapkan pada handphone, gadis itu memilih untuk menikmati pemandangan di luar sana sembari mendengarkan musik.

Tanpa sadar Mora tertidur, gadis itu menyandarkan tubuh nya pada bahu Karel, sedangkan Karel sendiri sudah tampak pulas sedari tadi.

Saat waktu nya makan siang, Karel terbangun lebih dulu, laki-laki itu merasa kebas pada bahu nya, lalu dia melirik gadis di samping nya yang ternyata sedang terlelap samping menjadikan bahu nya sebagai sandaran.

Karel pun ikut menyandarkan kepala nya pada kepala Mora, laki-laki itu menatap ke depan sambil melamun.

"Tuan, mau makan siang sekarang" terlihat seorang wanita dewasa berdiri di samping Karel sambil tersenyum manis.

"Nanti saja" sahut Karel tanpa menoleh.

"Baik tuan" lalu wanita itu pun pergi dari sana, sedikit berfikir siapa sebenarnya gadis yang tidur di samping Karel itu. Karena setahu nya semua pekerja Karel, memang Gracella lah pasangan Karel. Dan cuma wanita itu lah yang pantas berada di samping tuan nya, itulah yang menjadi pemikiran mereka.

Beberapa menit kemudian, Mora terbangun sambil mengucek mata nya, gadis itu menatap ke arah samping di mana kini Karel juga sedang menatap tajam padanya.

DEG

"Sudah puas tidur nya ?" musik di handphone Mora sudah mati, jadi dia bisa mendengar ucapan Karel dengan jelas, Mora pun menegakkan tubuh nya, mata nya masih terasa berat.

"Maaf tuan" Mora tiba-tiba merasa canggung sekaligus malu, dia tidak sadar jika bersandar di bahu Karel, dan terlelap di dekat pria itu.

"Tuan apa boleh saya mencuci muka ?" tanya Mora

"Ya sudah sana, lihat wajah kamu terlihat sangat kusam" Mora mengerucutkan bibir nya, lalu gadis itu berlalu dari hadapan Karel sambil mencari tau letak kamar mandi di dalam pesawat itu.

Setelah Mora pergi, Karel menerbitkan senyum nya, sangat tipis sekali, lalu senyum itu pun surut setelah beberapa detik.

Sementara itu Mora kini berpapasan dengan seorang wanita dewasa yang sepertinya juga pekerja Karel, dia pun memilih bertanya letak kamar mandi itu pada wanita itu.

"Permisi Miss, bisa tunjukan kamar mandi untuk saya" seru Mora, sejenak wanita itu menatap Mora dengan mata menyipit, lalu berkata dengan sedikit sinis.

"Ada di belakang, lurus saja lalu belok kiri" sahut nya, lalu berlalu begitu saja dari hadapan Mora, Mora pun mengernyitkan dahi, namun melangkah pergi tak ingin peduli.