Dia harus membuat Iblis jatuh cinta dalam waktu 90 hari untuk mendapatkan kembali tubuh aslinya!
=======
Jiwa Rosemonde terpisah dari tubuhnya setelah bunuh diri di depan musuhnya, Richard Horcourt, Pemimpin Tertinggi Mafia Scourge.
Dia terbangun dan mendapati tubuhnya yang dalam keadaan koma ditawan oleh Richard yang berusaha memperpanjang hidupnya. Dan apa motifnya? Untuk membunuhnya dengan tangannya sendiri dan menyiksanya sampai mati!
Dan keadaan menjadi lebih menarik ketika sesosok makhluk ajaib muncul di depan jiwa Rosemonde, memberinya misi konyol dengan imbalan mendapatkan kembali tubuhnya.
“Buat dia jatuh cinta padamu dalam waktu 90 hari!” Ucap makhluk ajaib itu sambil mengarahkan kaki mungilnya ke arah Richard yang berdiri tanpa ekspresi di samping ranjangnya.
Tidak mungkin! Itu misi yang mustahil! Pria ini sangat membencinya. Bagaimana dia bisa melakukan itu??!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
William menyadari kesalahannya. Ia selalu berhati-hati untuk tidak membuat masalah di sekolah demi ayahnya meskipun teman-teman sekelasnya yang iri akan menindasnya. Ia tidak ingin orang lain berpikir bahwa ia menggunakan kekuasaan dan pengaruh ayahnya sebagai tameng.
Anak kurus itu sudah memanggil guru mereka, memberi tahu tentang apa yang William lakukan kepada teman sekelasnya. Merekalah yang pertama kali mengganggunya. Namun, melihat situasi ini, guru akan didisiplinkan karena memukul teman sekelasnya.
Jika keadaan makin memburuk, orang tua yang oportunis itu akan memanfaatkan kejadian ini untuk mengambil keuntungan dari ayahnya. Richard sedang sibuk mengelola perusahaan. Ia tidak ingin ayahnya terganggu dengan urusannya di sekolah.
Ia akan meminta pengasuhnya untuk tidak menceritakan hal ini kepada ayahnya. Sebisa mungkin, ia ingin menyembunyikan semuanya dari Richard. Ayahnya tidak tahu bahwa ia dibully di sekolah karena ia tidak memiliki keluarga yang lengkap dan ia tidak mirip ayahnya.
Lebih jauh lagi, William adalah anak Richard di luar nikah. Kimberly dan Richard tidak dapat menikah satu sama lain. Jadi yang lain mengira William hanyalah anak angkat.
Dan beredar rumor bahwa Richard adalah seorang gay. Tentu saja, rumor palsu ini dibuat oleh musuh-musuh Richard, terutama para pesaing bisnisnya yang begitu iri padanya.
"Ayah dan ibuku... akan menuntutmu! Kami akan memanggil pengacara kami!" Anak gendut itu mengancam William sambil terus menangis.
"Apa yang terjadi di sini?"
William buru-buru berbalik untuk melihat orang itu. Matanya berseri-seri karena bahagia begitu melihat wanita yang sedang memegang kotak makan siang. Nalyssa mengenakan masker tetapi dia mengenali suaranya.
"Nona Lyssa!" William memanggil namanya sebelum berlari ke arahnya. Ia langsung memeluk pinggangnya begitu sampai di tempatnya. Ia merasa seperti surga telah mengirimkan malaikat untuknya hari ini.
"Ada apa, Sayang? Apa mereka menindasmu?" Nalyssa memegang bahunya, bertanya dengan lembut.
Tembok yang coba ia bangun tiba-tiba runtuh saat Nalyssa menanyakan hal-hal itu. Ia merindukan seorang ibu yang akan menanyakan kabarnya... seorang ibu yang akan ada di sana, membela dan melindunginya dari orang-orang yang suka menindasnya.
William akhirnya berhenti berpura-pura baik-baik saja. Ia menangis sejadi-jadinya di pelukan Nalyssa. "Mereka selalu menindasku karena tidak memiliki keluarga yang lengkap. Aku tidak punya ibu. Mereka bilang aku anak angkat. Mereka bahkan menghina ayahku dengan mengatakan dia gay!"
"Aku menahannya cukup lama... tapi sekarang aku tak bisa mengendalikan diri, jadi aku meninjunya," imbuh William sambil mengatakan yang sebenarnya kepada Nalyssa.
Hati Nalyssa tercekat setelah melihat bocah lelaki itu menangis seperti itu. Ia terbiasa melihatnya tersenyum. Entah mengapa, ia merasa bersalah dalam hatinya. Entah bagaimana, ia bertanggung jawab atas semua ini. Ia adalah orang yang telah merenggut ibu bocah itu dari mereka.
"Ssst! Jangan menangis. Aku di sini sekarang. Aku tidak akan membiarkan mereka mengganggumu," kata Nalyssa, menghiburnya. Ia menepuk bahunya sambil membelai rambutnya.
William mulai cegukan. Ia menyeka air matanya, lalu menganggukkan kepalanya. "Maaf, Nona Lyssa. Aku memukulnya karena marah. Tolong jangan ceritakan ini pada ayahku."
"Kau sudah melakukan pekerjaan yang baik, William Kecil. Dia pantas mendapatkannya. Kau hanya melawan. Itu bukan salahmu. Mereka yang pertama kali menindasmu."
"Siapa kau? Pengawal baru anak yatim ini?" Anak yang paling tinggi menyela pembicaraan Nalyssa dan William.
Nalyssa hanya menyipitkan matanya ke arah anak itu. Ia ingin menakut-nakuti anak yang kasar, sombong, dan suka menggertak ini, memberinya pelajaran.
"Beraninya dia menggertak putra Richard, si iblis? Apakah mereka bodoh?"
"Itu bukan urusanmu." William membalas ucapan teman sekelasnya. Dia tidak suka cara berbicara anak itu yang kasar kepada Nalyssa. Teman sekelas William sangat tidak sopan.
"Enyahlah, atau aku akan meninjumu juga!" William kembali menjadi dirinya yang pemberani.
Anak laki-laki itu terkejut. Ini adalah pertama kalinya dia melihat William dalam mode marahnya. Biasanya, William mengabaikan provokasi dan ejekan mereka. Namun kali ini, William Kecil memilih untuk melawan.
Anak-anak yang gemuk dan tinggi itu secara refleks melangkah mundur, menjauhkan diri dari William. Mereka takut padanya. Tidak ada yang menyangka William bisa meninju sekuat itu.
Tidak butuh waktu lama ketika anak kurus itu tiba bersama Guru Sara dan orang tua anak gemuk itu.
“Apa yang terjadi di sini?” Guru Sara bertanya kepada mereka.
"Ya ampun! Anakku berdarah! Panggil ambulans!" Ibu anak gendut itu panik begitu melihat hidung anaknya berdarah.
"Siapa yang melakukan ini pada anakku?" Suara berat seorang pria gemuk terdengar. Dia adalah ayah dari anak laki-laki yang dipukul William.
"Itu dia!" Ketiga anak laki-laki itu mengarahkan jari mereka ke arah William.
"Beraninya kau menyakiti anakku!" Pria itu marah dan hendak memukul William. Namun sebelum dia sempat menyentuh William, sebuah lengan yang kuat menahan tinjunya. Nalyssa melangkah maju, melindungi William agar tidak terkena pukulan.
"Sentuh dia dan kau akan hancur dalam sekejap!" Nalyssa mengancamnya dengan suaranya yang dingin dan aura dingin. Dia menatapnya dengan mata merah.
"Nyonya, Tuan… jangan bertengkar di sini. Tenangkan diri dulu. Kita bicarakan ini baik-baik," Guru Sara mencoba menengahi mereka.
"Saya akan menuntut anak ini karena telah menyakiti anak saya! Dia pengganggu! Dia harus dikeluarkan dari sekolah ini. Biarkan saya bicara dengan kepala sekolah Anda!" Sang istri menuntut. Suami istri itu tampaknya merupakan bagian dari keluarga sosialita dan kaya di Negara F sehingga mereka begitu percaya diri.
Nalyssa hanya tertawa sinis. "Kau yakin? Kalau aku jadi kau, aku tidak akan berani menyinggung anak ini, kalau tidak, kau akan membangunkan iblis yang sedang tidur."
"Siapa kau?! Lepaskan tanganku sekarang atau aku akan menuntutmu juga!" Pria bertubuh gempal itu, yang masih berusaha melawan cengkeramannya yang kuat, memperingatkan Nalyssa.
"Namaku tidak penting. Tapi kurasa begitu. Kau tahu nama Richard Horcourt. Apa kau benar-benar ingin menantang kami? Kalau begitu, lakukan saja."
Suami istri itu langsung terdiam mendengar nama Richard disebut. Raut wajah mereka yang tadinya angkuh berubah menjadi ketakutan. Mereka tiba-tiba terdiam seperti anjing yang menyelipkan ekornya di antara kedua kakinya.
Pada saat itu, pengasuh William akhirnya datang dan bergabung dengan mereka. Ia tidak tahu apa yang terjadi di sana. Lalu tiba-tiba, Nalyssa memintanya untuk menelepon Richard.
"Panggil Tuan Richard, sekarang. Ada yang mau ngajak ribut," kata Nalyssa dengan senyum sinis di wajahnya. Dia cuma mau menakut-nakuti orang sombong itu, biar mereka kembali ke tempat asal mereka!
Pengasuh anak itu menelepon asisten Richard, Simon, karena ia merasa ada yang tidak beres. Setelah beberapa kali berdering, Simon mengangkat telepon.
Beberapa detik kemudian, pengasuh itu mendekatkan diri pada Nalyssa, sambil membisikkan sesuatu.
"Apa?!" Mata Nalyssa terbelalak dan rahangnya ternganga saat mendengar berita tak terduga itu.