Menikah dengan orang yang paling di cintai adalah impian setiap insan.
Namun bagaimana jika yang menikah denganmu nyatanya tidak pernah mencintaimu?
Bahkan untuk menyentuhmu saja tidak sudi.
Kisah perjalanan cinta Namira yang menikah karena sebuah perjodohan yang dimana ia tidak pernah mendapatkan perilaku baik dari suaminya pasca menikah.
Hina'an bahkan cemo'ohan dari sang suami seolah menjadi makanannya sehari-hari.
Lantas dapatkah Namira bertahan dengan cintanya yang bertepuk sebelah tangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clara Dasella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
"Kau mau pergi kemana?" Mau kembali kerumah orang tuamu atau mau kembali dan mengemis pada Rian agar dia bisa menerimamu lagi?" Nara terdiam, ia tidak bisa menjawab apapun akan pertanyaan yang dilontarkan Keynan padanya.
"Kalau kau ingin kembali pada Rian aku akan mengantarmu sekarang." Keynan memegang tangan Namira dan menariknya keluar dari rumahnya. Namun bukannya beranjak justru Namira tetap diam dan masih berdiri disana.
"Kenapa? Ayo aku akan mengantarmu sekarang." Ucap Keynan lalu Namira menunduk seraya menggelengkan kepalanya perlahan. "Kenapa? Bukankah kau sangat ingin mengejarnya dan me--" Namira memegang tangan Keynan dan seketika Keynan menghentikan langkahnya.
"Aku tidak akan pulang dan aku juga tidak akan pergi kemana pun. Kalau diijinkan maka aku ingin tinggal disini untuk beberapa saat." Ucap Namira dengan mendongak menatap Keynan.
"Bukan hanya untuk beberapa saat Namira, tapi untuk selamanya pun tidak masalah bagiku." Ucap Keynan dalam hati. Ya, Keynan sangat tidak rela jika Namira harus pergi. Apa lagi jika kepergiannya itu hanya untuk kembali pada Rian atau pulang kerumah orang tuanya yang tidak pernah menganggap dirinya ada.
"Kenapa kau menatap seperti itu Key? Kalau kau keberatan maka aku akan per--"
"Aku sangat tidak keberatan Namira, tidak sama sekali." Ucap Keynan memotong ucapan Namira. "Tinggalah disini sampai kapan pun kau mau. Dan jangan pikirkan tentang apapun lagi." Namira tersenyum tipis dihadapan Keynan, tidak tau harus bagaimana ia berterima kasih pada Keynan.
Keynan sangat baik dan selalu datang disaat Namira membutuhkan kekuatan untuk kerapuhan hidupnya. Meski sudah mengetahui tentang perasaan Keynan sekali pun, namun tetap saja Namira tidak bisa menerima Keynan dengan semudah itu.
"Kau sudah makan?" Tanya Keynan dan Nara pun hanya mengangguk. "Ayo duduklah aku akan buatkan makan siang untukmu." Namira menarik tangannya agar Keynan tidak melalukan apapun untuknya. "Tidak usah Key aku tidak lapar." Ucap Namira.
"Namira, saat ini kau sedang mengandung. Selagi kau masih bisa makan, maka makan apa yang kau suka." Namira terdiam dengan menatap wajah tampan Keynan yang penuh perhatian padanya itu. Bagaimana mungkin ada seorang laki-laki yang bukan siapapun bagi Namira namun justru memperlakukannya dengan sangat baik. Sedangkan Rian, laki-laki yang paling Namira cintai justru lebih mudah percaya dengan ucapan orang lain dibanding dengan Namira yang sudah jelas adalah istrinya sendiri.
"Kenapa diam saja hum?" Namira menggeleng dan tersenyum. "Tidak apa-apa Key. Iya baiklah jika kau mau membuatkan makan siang untukku silahkan. Aku akan menunggumu disini." Ucap Namira yang kemudian kembali duduk disofa menunggu Keynan yang sedang akan memasak untuk makan siang.
Disela-sela menunggu Keynan yang tengah memasak, ponsel Namira mendapat sebuah pesan. Sebuah pesan yang berisikan sebuah video, dan video itu berisi tentang hubungan yang terjalin antara Rian dan Elena saat keduanya tengah bermain panas diranjang tidur milik Rian.
"Prang..."
"Aaaaaaaa...!!!" Namira melempar ponselnya lalu berteriak sekuat mungkin. Hatinya hancur saat dimana dirinya yang sedang mengandung justru melihat hal yang sangat menyakitkan baginya.
Suara teriakan Namira pun terdengar sampai lantai bawah dan membuat Keynan yang mendengarnya langsung berlari kelantai atas untuk memastikan apa yang terjadi pada Namira.
"Pantas saja kau ingin sekali bercerai dariku! Pantas saja kau tidak mau mengakui Anakmu! Ternyata karena Elena! Dasar bajingan!" Namira menangis sejadi-jadinya dan terus menyalahkan keadaan yang ada.
kalau suatu saat suaminya didekati wanita lain yang baik dan perhatian pada suaminya dan suami menerima kebaikan wanita itu dan suami author dan wanita itu selalu kontak fisik dan ketika author marah, tinggal aku tunjukkan novel ini bagaimana dia kembangkan kelakuan Namira dan keynan
biar author paham
*semua kelakuan nya dianggap benar
*semua lelaki lain yang suka dan baik pada nya dianggap lelaki paling baik
*wanita lain yang suka dan baik pada suaminya dianggap wanita murahan
*suami selalu salah
*kelakuan menjijikan Namira yang dibenarkan author
*begitu lembut pada pria lain
*selalu menerima ajakan pria lain
*kontak fisik dengan pria lain
*berduaan dengan pria lain
*curhat berduaan dengan pria lain
*pergi tinggal suami
*tinggal berduaan dengan pria lain
*mengumbar aib rumah tangga
*munafik dia yang membuat fitnah dan slaah paham tapi malah menyalahkan suaminya
kelakuan menjijikan keynan
*selalu mendekati istri orang
*sok baik pada istri orang
*kontak fisik pada istri orang
*membawa istri orang
*membuat salah faham dan fitnah yang menghancurkan rumah tangga orang
tapi karena author buta fakta jadi dia selalu membela dan membenarkan kelakuan Namira dan keynan
fakta dan sudah jelas biang masalah di novel ini adalah istri/Namira dan keynan (pebinor), key selalu menemukan dan kontak fisik istri orang berduaan dan Namira seorang istri yang gampang menerima dan melayani pria lain, dan kelakuan namira dan keynan yang membuat fitnah da salah faham
Thor pakai otak musala suami didekati wanita lain dibelakang mu dan suami menerima kehadiran wanita itu dengan baik (kayak Namira dan keynan) bagaimana perasaan loe, pakai otak thor buang egoismu biar tau mana salah mana benar