Bukan Simpanan

"Tok.....tok...."

"Pergi Bar aku tidak mau melihat mu lagi" pekik Zizi dari dalam kamar kost nya

"Zi...ini aku Pras" ucap Pras dari luar membuat Zizi bangkit dan membuka pintu nya

Zizi langsung memeluk tubuh Pras dia benar-benar takut karena Bara bertindak semaunya.

"Zi....hey,,,ini masih di luar Zi" ucap Pras pelan,dia takut ada yang melihat dan salah paham karena tidak ada yang tau kalau mereka suami-istri.

Zizi segera melepas pelukan nya dia benar-benar malu karena bisa-bisa lepas kendali karena terlalu ketakutan.

"Maaf pak,saya terlalu takut"

"Kemasi barang-barang mu, untuk sementara waktu kamu tinggal di apartemen saja sampai keadaan aman" usul Pras

"Tapi pak-"

"Kamu mau Bara datang lagi dan mengganggu mu? aku tidak bisa setiap waktu harus datang kemari Zi"

"Apa tidak merepotkan bapak?" tanya Zizi

"Zi...kita suami-istri dan saya sudah berjanji pada ibu untuk menjaga kamu" tegas Pras membuat Zizi mau tak mau menurut,dia juga tidak mau terjadi keributan seperti tadi di sini.

***

Zizi duduk di ranjang berseprai kuning gading. Kamar itu cukup luas dengan tempat tidur besar di tengah ruangan. Ada meja rias dan sebuah lukisan pegunungan yang terbingkai besar menempel di salah satu dinding.

Ini ketiga kali nya Zizi menginap di sini, pertama bersama kakak ipar nya Nisya, kedua saat di patah hati Bara ketahuan menghamili Arum dan ini ketiga,ntah sampai kapan dia di sini mungkin sampai Pras menceraikan nya.

Tiba-tiba perut Zizi merasy lapar karena memang dari tadi sore dia belum sempat makan, rencana nya akan masak saat pulang tapi justru di datangi Bara.

"Pak...pak Pras" Zizi memanggil Pras dengan hati-hati. Dia tidak enak kalau harus menjelajahi ruangan tanpa izin pemiliknya.

"Ada apa?" Pras muncul dari balik dinding.

"Saya mau minta izin mau masak mie instan,perut saya lapar! Boleh?"tanya Zizi

"Astaga Zi, aku kira ada apa. Ya masak saja,kamu sudah tau dapur nya di mana bukan"Harum bau sabun beraroma maskulin menguar dari tubuh Pras yang baru selesai mandi. Pria itu memakai celana pendek dan kaos oblong putih membuat ketampanan nya berkali lipat.

"Kamu belum mandi?" tanya Pras pada gadis yang masih bengong.

"Belum pak,saya mau makan dulu,apa bapak mau juga,biar sekalian saya masak"

"Boleh" jawab Pras yang berjalan mengikuti langkah kaki Zizi

Pras duduk di meja mini bar nya memperhatikan Zizi yang sedang asik mengaduk Mie di atas panci, sekilas Pras membayangkan jika pernikahan mereka normal pasti akan lebih romantis saat Zizi memasak dia memeluk dari belakang,Pras buru-buru menggeleng kan kepala nya agar pikiran nya hilang karena tidak mungkin Zizi dengan mudah menyerahkan diri pada nya,dia tau Zizi seorang yang keras kepala.

"Maaf ya pak kalau Mie nya tidak enak karena saya tidak begitu pandai memasak" Ujar Zizi saat menyiapkan makanan nya di atas meja

"Terimakasih" ucap Pras tersenyum kecil saat Zizi memberikan semangkok Mie instan nya

"Kenapa tadi kekantor?" tanya Pras sambil meniup Mie yang masih panas.

"Saya kira bapak masuk" ceplos Zizi

"Kamu berharap saya masuk?"

"Bukan nya memang seharusnya begitu karena banyak pekerjaan" jawab Zizi

"Hmmm...mama sakit"

"Kenapa sekarang bapak malah meninggalkan tante Indah?" tanya Zizi

"Bara pasti sudah pulang"

"Apa tante Indah tau tentang kita?" tanya Zizi dan di jawab gelengan oleh Pras,Zizi sedikit lega karena dia takut jika Tante Indah tau justru akan membuat nya kecewa nanti karena pernikahan mereka hanya sementara sampai Pras menceraikan nya.

Sedangkan Pras memang sengaja tidak mau memberitahu Mama nya soal pernikahan ini sebelum Zizi benar-benar bisa membuka hati untuk nya,dia takut jika sewaktu-waktu Zizi meminta cerai nanti membuat mama nya kecewa.