Suami Misterius

"Sky selamat ya, ya ampun kita gak nyangka loh ternyata ini suami misterius mu itu," ucap Andin dan Riri memberikan selamat.

Lantas mereka pun saling berpelukan.

"Terima kasih ya, iya aku juga gak nyangka."

"Yasudah kita turun ke bawah ya, masih banyak orang yang antri untuk memberikan kalian selamat," ucap Andin.

"Sekali lagi selamat ya," ucap Riri.

Mereka berdua pun akhirnya turun dari pelaminan itu.

"Neng Sky selamat ya, semoga menjadi keluarga sakinah mawadah warohmah," ucap Bu RT.

"Bapak juga mengungkapkan selamat untuk kalian berdua," ucap pak RT.

"Terima kasih pak, Bu, atas do'a nya," ucap kedua pengantin itu.

"Sama-sama, yasudah kami turun dulu, sekalian mau pamit pulang."

"Loh kenapa tidak menginap saja?"

"Tidak ah, kasihan anak-anak, meski udah pada gede tapi tetap aja khawatir," jawab Bu RT.

"Yasudah kalau begitu hati-hati pak Bu."

"Biar salah satu anak buah saya yang mengantar kalian," ujar Galaksi.

"Eh gak perlu, kami juga kesini bawa mobil kok."

"Baiklah, hati-hati bila perlu hubungi asisten saya, bapak masih punya nomornya bukan?"

"Iya masih, kalau begitu kami pamit, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumusalam."

Sepeninggalan pak RT dan Bu RT, kini giliran Agam yang memberikan selamat untuk Sky.

Ya, Agam dan juga kedua orang tuanya diundang.

Dan kedua orang tua Agam pun sudah lebih dulu memberikan selamat pada Sky dan Galaksi.

Melihat Agam yang naik ke pelaminan, Galaksi pun langsung memegang pinggang Sky dengan posesif.

Sky pun di buta terkejut olehnya.

"Selamat ya," ucapnya seraya tersenyum manis.

"Sama-sama kak, terima kasih juga kakak sudah mau datang," balas Sky canggung, lantaran Galaksi masih saja memegang pinggangnya.

"Selamat juga untuk mu tuan," kini Agam memberikan selamat pada Galaksi, sekaligus mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

"Hm," balas Galaksi dengan deheman, namun ia tetap membalas tangan Agam, mereka pun saling bersalaman.

Setelah itu barulah ia pun turun ke bawah.

Agam yang kali itu tengah berjalan, dirinya tidak sengaja hampir menabrak seseorang.

"Astagfirullah," ucapnya, lantaran hampir saja dirinya dan seorang gadis yang usianya mungkin sepantaran Sky.

"Astaga maaf, saya tengah mencari teman saya, maafkan saya sekali lagi tuan," ucap gadis itu yang tak lain adalah Andin.

Andin yang kala itu tengah mencari keberadaan Riri, sehingga membuat dirinya tidak fokus dan hampir membuat dirinya menabrak Agam.

"Tidak apa, sepertinya kamu tengah mencari seseorang," ujar Agam.

"Benar, saya tengah mencari temannya saya, tuan."

"Jangan panggil saya tuan, panggil saja Agam."

Andin yang sedari tadi matanya terus mencari dimana keberadaan temannya itu, seketika menoleh ke arah Agam, setelah pria itu menyebutkan nama yang tidak asing itu.

"Dia, bukankah dia pria yang waktu itu bertemu dengan Sky di taman," batinnya.

"Maaf, kakak bukannya kakak kelas Sky ya?" tanya Andin memastikan.

"Benar, kamu temannya Sky?" jawab Agam sekaligus bertanya.

"Iya kak, lebih tepatnya teman semasa kami kuliah dulu."

"Oh begitu, kalau boleh tau nama kamu siapa?"

"Nama saya Andin kak."

"Oh Andin, salam kenal."

"Iya kak, salam kenal juga."

"Yasudah kalau begitu saya permisi, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumusalam."

Agam pun pergi meninggalkan Andin, dan Andin pun mulai kembali mencari Riri.

Sementara orang yang di cari kini tengah menikmati berbagai cake.

"Emm ini enak banget," ucapnya seraya memasukkan satu sendok cake ke mulutnya.

Saat Riri tengah menikmati berbagai cake, ada seorang pria yang memperlihatkan nya.

"Lucu," ucapnya seraya tersenyum tipis, saking tipisnya orang yang tidak melihat secara dekat tidak pernah tau, bahwa pria dingin itu tersenyum.

Hingga senyuman pudar, saat dirinya melihat ada seorang pria yang ia kenal mendekati Riri.

Lantas ia pun segera menghampiri mereka, karena ia tak ingin pria itu berbuat yang tidak-tidak pada Riri.

Sebab ia tau pria itu adalah seorang Casanova.

"Hay manis, boleh aku duduk," ucap pria itu.

"Maaf siapa ya?" tanya Riri.

"Perkenalkan nama saya Robert," jawab pria yang bernama Robert itu seraya mengulurkan tangannya.

"Oh," ucapnya, Riri pun tak membalas tangan pria itu.

Pria itu pun di buat malu, kemudian ia pun menurunkan tangannya kembali.

"Ck sombong sekali kau, dasar gadis miskin," ucap pria yang bernama Robert itu.

"Apa kau bilang? Miskin? Setidaknya gadis miskin ini masih bisa menjaga harga dirinya dari pria seperti mu," ujar Riri menohok.

Dan hal itu berhasil membuat pria itu marah, terbukti dari tatapannya.

"Hey kau, aku bisa saja membeli harga dirimu itu, bahkan aku bisa saja membeli tubuh mu itu, katakan berapa yang kamu mau untuk tidur bersamaku," ujar pria itu yang telah berhasil membuat hati Riri sakit, bagaimana bisa dirinya di samakan dengan seorang j***ng.

Sungguh ia tak terima hingga ...

Plak.

Riri pun menampar pipi pria itu, beruntung semua orang tidak tau apa yang dilakukan oleh pria itu, sehingga tidak membuat pria yang bernama Robert itu malu.

"Kau!!! Beraninya kamu menamparku!!" pekiknya, ia pun mengangkat tangannya yang akan ia gunakan untuk menampar balik Riri.

Namun belum juga tangan itu mendarat di pipi putih nan mulus Riri, tangan pria itu tergantung, dan di pegang oleh seseorang.

"Kau!!!" pekik pria itu, namun pria itu tak berani melanjutkan perkataannya saat ia melihat siapa orang yang berani menghentikannya.

"Jangan pernah berani menampar seorang wanita," ucap Mike dengan nada dinginnya.

Ya, pria itu adalah Mike, beruntungnya Mike lebih cepat datang ke arah mereka, sehingga tangan kotor pria itu tak menyentuh pipi Riri.

Riri yang kala itu melindungi pipinya agar tidak kena tamparan dari pria brengsek itu, seketika menoleh ke arah mereka.

"Tuan Mike," lirih.

Dan Mike pun melihat kearahnya setelah mendengar lirih-an dari Riri.

"Pergilah, hari ini aku memaafkan dirimu. Namun ingat, jika kamu berani macam-macam lagi dengannya, maka akan ku pastikan usaha yang selam ini kau bangun akan ku hancurkan. Karena kamu tau, gadis ini adalah teman dari istri tuan Galaksi, dan jika istrinya tau bahwa temannya dilecehkan oleh mu maka dia tidak akan mengampuni mu," ujar Mike, lalu ia pun menghempaskan tangan pria itu dengan kencang.

"Ma- maafkan aku tuan, tolong jangan beritahu masalah ini pada tuan Galaksi dan istrinya," ucap pria itu ketakutan.

"Pergi lah."

Pria yang bernama Robert itu pun pergi.

"Tuan Mike, terima kasih sudah menolong saya dari pria itu," ucap Riri dengan tulus.

"Hm."

"Riri!! Kamu itu dari mana saja sih, aku dari tadi nyariin kamu tau, baru sebentar di tinggal ke toilet, langsung ngilang gitu aja," Cerocos Andin tiba-tiba.

"Hus, kamu bisa diam gak, main nyerocos mulu," ujar Riri.

"Ya maaf, terus kamu dari mana aja sih?"

"Disini."

"Huh, kamu ini memang ... " Andin pun tak melanjutkan perkataannya setelah mendengar deheman dari arah belakangnya.

"Ekhmm." Mike pun berdehem.

"Eh maaf tuan saya tidak lihat anda tadi."

"Ya tidak apa."

"Yuk pulang, mumpung belum terlalu malam," ajak Andin.

"Oke."

"Tuan Mike kami pamit dulu, permisi," ucap Riri.

"Hm." Mike pun lagi dan lagi hanya berdehem.

Andin dan Riri pun pergi dari sana.

...***...

Pesta pernikahan pun telah usai, semua tamu undangan pun sudah pulang ke rumah mereka masing-masing.

Dan kini kedua pengantin pun sudah berada di dalam kamar hotel presidential suite, yang sudah dihias layaknya kamar pengantin.

Kini Sky tengah berdiri didepan kaca besar, ia tengah berusaha membuka resleting gaunnya yang berada di belakang.

Sementara hijab dan hiasan yang ada di kepalanya sudah ia lepas.

"Biar aku bantu," ucap Galaksi yang baru saja masuk kedalam kamar dengan hanya memakai kemeja putih yang lengannya ia gulung sampai siku, dan juga celana bahan hitam nya.

Sungguh hal itu berhasil membuat Sky terpesona dengan ketampanan dan juga kegagahan dari suaminya itu.

Ia pun semakin gugup ketika, suaminya itu sudah berada tepat dibelakangnya, kemudian memegang kedua bahunya.

"Kamu diam saja, biar aku yang membukanya," ucapnya.

Kemudian Galaksi pun mulai membuka resleting gaun Sky.

Galaksi pun menyingkirkan rambut panjang istrinya ke samping.

Kemudian ia pun mulai menurunkan resleting gaun Sky sampai bawah, sehingga memperhatikan punggung Sky yang putih dan mulus itu.

Galaksi pun terus memandang punggung putih Sky, hingga ...

Glek.

Ia pun susah payah menelan ludahnya.

Sementara Sky ia memejamkan matanya, seraya terus memegang gaunnya di bagian dada, agar gaun itu tak melorot ke bawah.

Sky pun semakin gugup, saat suaminya itu mulai menghirup aroma tubuhnya, dan mulai mencium punggungnya itu.

Cup.

Setelah mencium punggung sang istri, kemudian Galaksi pun berdiri dengan tegak, seraya menatap ke arah cermin, dan begitu pula dengan Sky yang menatap suaminya dari belakang melalui cermin kaca yang ada di depannya.

Kemudian Galaksi pun membalikkan tubuh Sky, sehingga ia bisa melihat wajahnya langsung.

Ditatapnya wajah cantik itu, hingga tiba ia menatap ke arah bibir ranum Sky.

Perlahan ia pun mulai mendekati bibir itu, dan ...