Ig : @emmashu90
Gara-gara salah masuk kamar, Zalfa terpaksa harus bertemu pria asing yang membuatnya kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya. Kejadian dadakan itu membuatnya batal nikah dan kemudian salah nikah. haduuh
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emma Shu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33.
“Mbak saranin buatmu, jangan terlalu tenggelam dengan masa lalu. Benar apa kata Mas Ismail, menikahlah dengan Arkhan,” ujar Atifa menggebu-gebu.
“Mbak kan tahu sendiri kalau Arkhan itu seorang nonmuslim.”
“Tapi kamu itu butuh pendamping hidup, Zalfa. Mau sampai kapan kamu hidup menyendiri? Galilah amalmu di ladang pernikahan.”
Bismillah… Zalfa mengucap basmallah berusaha meniti hari dengan tegar dan tabah. Semoga allah membimbing hatinya untuk tetap menjadi wanita yang teguh dan kuat imannya.
Zalfa tersenyum. “Makasih atas perhatiannya. Nanti kalau aku minat nikah, aku pasti ngasih tau Mbak.” Zalfa menyambar tas yang menggantung di dinding. “Aku ke kafe dulu. Seperti biasa, pulangnya agak malem. Jangan ditungguin. Mbak nungguin Mas Ismail aja. Jangan terus-terusan nuntut aku supaya cepet dapet jodoh, tuntut diri Mbak sendiri biar akunya cepet dapet keponakan.”
“Weeh? Beraninya bilang begitu, bilang tuh sama Mas Ismail suruh minum jamu biar cepet dapet momongan.”
Zalfa tersenyum menatap Atifa yang mukanya terlihat tertuntut. Itulah akibatnya jika terus-terusan menuntut Zalfa, akhirnya ia merasakan bagaimana tidak nyamannya saat dituntut.
Atifa berjalan mengikuti Zalfa keluar kamar.
Zalfa mengeluarkan motornya dari garasi dan mengendarainya keluar pagar.
***
Seorang pelayan melenggang membawa nampan yang di atasnya tersusun beberapa gelas berisi jus jeruk di tengah kesibukan pelayan lainnya yang hilir mudik mengurus pengunjung. Kafe mini tampak ramai.
Hampir semua meja diisi pengunjung. Ada sebuah perusahaan yang merekomendasikan kafe tersebut sebagi tempat untuk meeting. Mereka tidak mencari tempat makan mewah, namun di kafe sederhana itu menyajikan makanan lezat yang menggugah selera hingga mereka memilih makan siang di sana.
Pria tampan duduk menyendiri dengan pandangan fokus ke laptop yang menyala. Ia asik dengan pekerjaannya. Arkhan.
Pelayan yang membawa nampan berisi beberapa gelas jus jeruk menuju ke meja sudut. Namun belum sempat kakinya sampai ke meja tujuan, sebuah kaki pengunjung bersepatu kelimis keluar dari kolong meja dan merentang di celah kursi hingga tanpa sengaja membuat kaki pelayang itu tersandung. Beberapa gelas berisi jus jeruk terlempar dan tumpah tepat mengenai laptop Arkhan. Sementara seorang Bapak yang kakinya menjadi penyebab kecelakaan, tampak terkejut dan meminta maaf pada pelayan. Begitu melihat laptop orang yang tak dikenalnya itu tersiram jus, ia buru-buru pergi bersama dua temannya yang lain.
“Maaf, Pak. Maaf.” Pelayan terlihat ketakutan setelah bangkit dari telungkup di lantai. Ia buru-buru mengambil tisu dan mengelap laptop.
Arkhan terdiam sembari mengamati kemejanya yang aslinya berwarna putih, kini berubah menjadi kuning dan beraroma jeruk. Pandangannya menyapu lelehan air yang mengaliri laptop serta mejanya. Muka Arkhan sudah tampak berang mengingat data di dalam laptopnya sangat berharga. Beberapa orang pelayan lainnya terlihat berdatangan dan meminta maaf. Sesaat ruangan dilanda kesibukan oleh para pelayan yang membereskan meja dan lantai. Serpihan kaca berserak di lantai.
Ekspresi wajah Arkhan terlihat sangat kesal. Namun ia meluapkanya, lebih memilih memendamnya. Saat bola matanya mendapati flasdisk yang terendam jus di meja, mulailah ia bicara.
“Kalian! Berhenti membereskan mejaku!” perintahnya pada para pelayan yang sibuk membereskan mejanya.
Sontak empat pelayan yang sibuk itu berhenti dan berbaris mengelilingi Arkhan.
“Tahu apa kesalahanmu?” tanya Arkhan pada pelayan perempuan yang menumpahkan jus.
“I Iya… Saya menumpahkan jus ke meja Anda,” jawab pelayan gugup, mukanya menunduk ketakutan.
“Bukan itu letak kesalahanmu.” Suara Arkhan tegas memendam kesal. “Tapi kurang hati-hati. Coba saja jika kau melihat jalan yang akan kau lalui, kejadian buruk ini bisa dielakkan. Intinya, lain kali harus berhati-hati. Ini pelajaran buat kalian.”
TBC
dia sdah tanggung jawab dg kesalah fahaman dan banyak berkorban ...ikuti nasehat Ismsil kakakmu