Sheina harus menelan pil pahit karena laki-laki yang dibencinya dari SMA tiba-tiba menuduhnya sebagai wanita malam, dan membuatnya kehilangan mahkota yang selalu dijaganya. Tak cukup sampai di situ, Sheina juga harus menghadapi kenyataan bahwa ia telah hamil tanpa suami.
Akankah laki-laki itu bisa meluluhkan hati Sheina yang sudah terlanjur membatu, demi anak mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TGM Bab 28
Sheina sangat terkejut dengan kedatangan Bara di ruangannya. Padahal Sheina sendiri masih syok dengan kedatangan nenek Devan di ruangannya.
"Kamu ngapain di sini?" tanya Sheina pada Bara yang masih menahan tangan nenek Devan yang akan menampar Sheina.
"Aku nggak akan biarin orang-orang nyakitin kamu dan Gabriel. Kamu udah cukup menderita karena aku, siapa pun yang nyakitin kamu, pasti akan aku hancurkan." Bara kini menatap nenek Devan yang masih sangat syok.
Bara melepaskan tangan nenek Devan, lalu mendekat ke arah Sheina.
"Kamu nggak apa-apa, 'kan?"
Sheina menggeleng. Ia memang baik-baik saja, tapi mentalnya yang sedang tidak baik-baik saja.
Suara bisik-bisik di luar ruangan Sheina mulai terdengar di telinga Bara.
"Ternyata, kamu pinter ngerayu ya. Setelah cucu saya, sekarang cari pengusaha yang lebih kaya," cibir nenek Devan.
"Memangnya kapan Anda lihat Sheina merayu saya? Ternyata neneknya Davin tidak punya hati nurani ya," balas Bara.
Bara merogoh saku jasnya, lalu mengambil ponsel dan menghubungi Gery.
"Ger, kamu udah baca proposal kerja sama dengan perusahaannya Davin? Kayaknya aku nggak tertarik deh." Bara masih menelepon Gery.
"Bar." Sheina tiba-tiba memanggilnya.
"Ya, kenapa Shein? Kalau kamu mau, aku bisa buat perusahaan ini bangkrut," ucap Bara serius. Lalu, Bara tiba-tiba mengakhiri panggilannya dan Gery.
"Nggak perlu Bar. Aku mau berhenti aja dari sini," kata Sheina.
"Bagus, memang itu yang saya mau." Nenek Devan pergi meninggalkan ruangan Sheina.
"Kamu serius, 'kan? Kamu nggak perlu kerja Shein, cukup di rumah sama Gabriel. Aku akan penuhi semua kebutuhan kalian." Bara mengusap pundak Sheina.
"Nggak perlu Bar, aku bisa cari kerja yang lain nanti. Kamu pulang aja."
"Tapi, Shein."
"Bar, kamu mau aku maafin kamu, 'kan?"
Bara mengangguk cepat.
"Cukup kamu pulang, jangan bikin masalah sama Devan. Biar bagaimana pun, dia udah bantu aku dan Gabriel. Kamu pulang aja, aku akan selesaikan masalahku di sini."
"Oke. Kalau itu mau kamu. Sebenarnya, aku sama Devan mau rapat kerja sama. Pasti dia lagi nungguin aku. Aku temui dia dulu." Bara mengedipkan sebelah matanya. Ia terlalu bahagia karena Sheina akan keluar dari kantor Devan, dan dia akan memiliki banyak kesempatan untuk mendekati Sheina.
*
*
Sheina mendatangi ruangan Devan setelah menyelesaikan pekerjaannya.
"Aku resign," ucap Sheina.
"Apa?! Shein. Jangan gini dong. Ini karena Bara, 'kan?" tanya Devan kesal.
Sheina diam. Ia juga merasa kesal karena Devan tidak bisa melindungi harga dirinya dari neneknya itu.
"Dia memberikan suntikan dana tiga kali lipat dari yang aku ajukan. Ini gila Shein. Kalau aku taju dia ayahnya Gabriel, pasti dari awal nggak akan mengajukan kerjasama dengan perusahaannya." Devan merasa kesal dan menyesal karena sudah terlanjur menandatangani kontrak dan ternyata rekannya itu adalah orang yang menodai Sheina.
"Aku berhenti karena aku rasa akan lebih baik kalau kamu menerima perjodohan itu. Aku dan Gabriel nggak bisa jadi bagian keluarga kalian." Sheina menyodorkan map berisi surat pengunduran dirinya.
"Shein. Jangan gini dong!"
"Aku berdoa untuk kebaikanmu, Dev. Semoga kamu bahagia. Terima kasih untuk semuanya. Kita putus."
"Shein. Aku nggak akan biarin kamu sama Bara Shein. Aku nggak mau diputusin."
"Hubungan kita nggak akan bisa berjalan Dev. Udahlah, aku juga belum tentu sama Bara. Aku mau fokus buat Gabriel aja. Dia satu-satunya yang aku punya."
Sheina keluar meninggalkan ruangan Devan..
🥀🥀🥀
Mon maaf ya, kurang feel banget ya. Aku lagi kurang fit 🤧 Iya aku tau kok, karena aku keseringan jalan-jalan sama Daddy Bara Bere, makanya capek. Lain kali aku nggak gitu 🌻🌻
...****************...