Mengkisahkan tentang kisah cinta seorang gadis bernama Melodi. Gadis yang masih duduk di bangku SMA ini, sedang merasakan indahnya jatuh cinta. Jatuh cinta pada si keyboardis dari band Lila Prince, band di sekolahnya.
Melodi secara terang-terangan menunjukkan betapa ia mencintai dan menyukai Dio, sang keyboardis. Tetapi Dio tak bisa selugas Melodi tentunya. Walau nyatanya ia juga memiliki perasaan yang sama.
Dio sangat kaku dan cuek, didepan umum ia bahkan tak bisa menunjukkan ekspresi yang tepat. Datar dan tak berekspresi, itulah sosok Dio.
Walau terkenal kasar dan tidak peduli pada sekitar, ia mampu menarik perhatian Melodi. Gadis ceria yang suka berbicara dan memiliki banyak teman.
Sifat Melodi dan Dio memang bisa dikatakan sangat berlawanan. Tapi itu lah daya tarik sebuah rasa yang datang tanpa peringatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon atps0426, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
M - 33
Dirumah Melodi..
Gadis remaja itu tengah duduk di balkon kamarnya menunggu seseorang yang membuatnya tak bisa tenang.
Ting Tong...
Bel pintu rumah Melodi berbunyi, secepat kilat ia berlari membuka pintu. Tapi wajahnya tak begitu senang sebab yang ia lihat adalah Lisa dan Karina. Walau begitu Melodi mempersilahkan kedua sahabatnya untuk masuk kedalam rumah.
"Wah, kalian beli ini? Kok aku gak ditawari sih?" Oceh Melodi kala melihat masing-masing temannya membawa satu box churros.
"Loh, Kak Dio belum kesini?" Tanya Lisa heran.
"Tadi dia bilang mau beli buat loe. Apa jangan-jangan buat cewek lain ya?" Timpal Karina tanpa berpikir.
Melodi terdiam, ia mencoba menepis pikiran buruk itu. Tapi hatinya terlanjur kecewa, terlebih saat kedua sahabatnya bercerita jika Dio sudah lama pergi lebih dulu ketimbang mereka.
Lisa dan Karina juga bercerita saat mereka merasa sangat kesal sebab Dio tak mau membantu mereka. Tapi diakhir cerita, Dio memberikan mereka nomor antrian lain yang tak jauh dari nomor antrian nya. Sebenarnya itu nomor antrian untuk Valdo, tapi ternyata Valdo berubah pikiran dan tak jadi ikut mengantri.
Kania datang membawa minuman dan camilan. Ia mengelus rambut putrinya yang tengah galau. Harus bagaimana menghadapi masa remaja Melodi yang begitu cepat berubah mood.
"Terus aku harus apa Ma?"
"Jangan cepat percaya, tanyakan dulu kebenarannya pada Dio"
Ting.. Tong...
Bel rumah Melodi kembali berbunyi. Kali ini Titin yang membukakan pintunya, hanya sesaat sebelum dirinya memanggil nona muda nya karena tamu yang ditunggu telah datang.
"Ada apa?" Tanya Melodi ketus kala menatap Dio yang membawa buket bunga. Pikiran buruknya semakin menjadi-jadi, ia percaya jika memang Dio membelikan churros itu untuk wanita lain.
"Kok jutek banget sih sayang? Ada apa?"
"Kamu churros kan? Mana? Kenapa bawa bunga? Churros nya buat cewek lain?"
Dio tertawa kecil mendengar rentetan pertanyaan itu. Ia menarik Melodi untuk keluar rumah dan menutup pintunya. Walau gadis dihadapannya masih merasa kesal, Dio mencoba setenang mungkin menahan tawanya.
Dio mengangkat tinggi buket bunga ditangannya tepat dihadapan Melodi. Lalu perlahan membalikkan buket itu, bersamaan dengan mata Melodi yang terbuka lebar dan diselingi senyuman megah. Benar, itu bukan buket bunga biasa, tapi sebuah buket churros yang Dio susun sendiri sebelum datang kerumah kekasihnya. Ia ingin menyiapkan hadiah spesial untuk sang kekasih.
"Aaaahhhh so sweet"
"Hm.. Masih marah?"
"Ya kan habisnya, hm... Maaf"
"Dasar, udah sana masuk. Aku mau pulang, mau nongkrong sama anak-anak"
Melodi memeluk Dio sejenak dan mencium pipinya singkat sebelum memanggil Kania.
"Eh, sudah tidak bertengkar?" Goda Kania.
"Apa sih Ma, gak gitu kok" jawab Melodi malu-malu.
"Dio, Dio, Tante harap pilihan kamu tidak salah"
"Mamaaa, aku kan anak Mama"
"Tante, saya pulang dulu. Anak Tante memang menggemaskan" ujar Dio kemudian pergi setelah berpamitan pada Kania.
Melodi masuk kedalam rumahnya dengan riang gembira. Ia menghampiri Lisa dan Karina dengan wajah penuh senyuman. Sembari menunjukkan hadiah yang Dio berikan untuknya. Tak rela rasanya harus merusak kerja keras Dio membentuk sesuatu yang unik ini. Diambilnya beberapa foto dan ia posting di medsos nya.
Masih dia(0) yang paling romantis.. 🥰🥰
Beberapa komentar langsung saja membanjiri postingan Melodi. Para wanita itu mengaku iri sebab kekasih Melodi membuat hal yang sangat berkesan. Pujian itu tak luput dari Dio yang memang merupakan idola beberapa wanita.
Entah mengapa, sedikit kesal rasanya kala Melodi membaca komentar yang tertuju pada sang kekasih. Takut Dio berpaling darinya.
Melodi, Lisa dan Karina mulai menikmati churros yang tengah viral itu. Rasanya bisa dibilang lezat, pantas saja banyak yang rela mengantri lama untuk membelinya.
"Wah, ada apa nih ngumpul-ngumpul? Kalian gak pergi les? Om bilangin orang tua kalian nih ya" ucap Adam begitu memasuki rumah dan mendapati para gadis tengah berkumpul ria.
"Bilangin aja, kita udah ijin kok" jawab Karina.
"Iya Om, kita bilang mau jenguk Melodi jadi mau libur les sehari hehehe, mantap" timpal Lisa.
"Bohong Pa, mereka sebenarnya mau ngantri churros. Nakal banget sih kalian, gue dijadiin alasan buat bolos les" oceh Melodi.
Adam menghampiri putri tunggalnya itu, mencium kening Melodi dan memeluknya singkat. Suhu badan Melodi telah normal, tapi bekas luka di dahi putrinya masih terasa perih untuk Adam.
"Eh, kalian tau gak, ada club baru di sekolah" celetuk Karina membuka topik pembicaraan.
"Oh ya? Apa-apa?" Tanya Melodi.
"Dance. Katanya sih udah jalan seminggu gitu, yang mulai adik kelas. Jadi ya, semua yang terlibat masih anak kelas 10, besok kita lihat yuk. Cogan-cogan say"
"Tapi brondong Kar" sahut Lisa.
"Beda setahun ini, tapi kan tetap cowok hahaha"
Melodi hanya ikut tertawa mendengar perdebatan kedua sahabatnya. Jika memang club dance itu benar, pasti mengasikkan. Sebab akan ada satu lagi yang bisa dibanggakan dari SMA Lila.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Hari Senin...
Melodi sudah sampai di depan pintu gerbang sekolah menunggu sang kekasih. Sebenarnya ia ingin berangkat bersama Dio, tapi Adam memaksa ingin mengantarkan putrinya.
"Mel, loe udah gak apa-apa?" Tanya Brandon. Ia terlihat begitu lesuh, dengan wajah bersalah menatap Melodi.
"Gue gak apa-apa kok, kan gue kuat. Loe kenapa lesuh gitu? Belum sarapan ya? Gue punya roti, mau?"
"Maaf ya Mel, gue salah. Gue.. itu.. anu..."
"Gak apa-apa, tapi jangan diulangi lagi ya, sakit tau. Hehehe..."
Melihat Melodi yang ceria seperti biasanya, membuat Brandon semakin tak enak hati. Walau nyatanya ia sudah mendapatkan hukuman sebab Melodi tak ingin memperpanjang masalah ini. Pemuda itu tiba-tiba saja merogoh tasnya, ia mencari sesuatu didalam disana.
"Coklat manis untuk wanita termanis di sekolah ini" goda Brandon seraya memberikan satu keranjang coklat dengan berbagai rasa.
"Aaahhh, so sweet. Makasih ya, loe manis banget sih, jadi gemes"
"Siapa yang manis Mel?" Sela Dio. Ia berdiri tak jauh dari Brandon bersama dengan para anggota LP lainnya.
Brandon langsung saja pergi setelah memberikan keranjang coklatnya pada Melodi. Pemuda itu, padahal ia sudah menjenguk Melodi dengan banyak makanan, dan sekarang masih saja memberi makanan lagi.
"Si Brandon, aku dikasih coklat, sweet ya dia"
"Apa?"
"Eh, Kak Dio gak dengar aku ngomong, apa ada yang salah ya, hm..." jawab Melodi seraya memperhatikan telinga sang kekasih.
Anggota LP yang lain mencoba menahan tawa mereka dan memilih meninggalkan Dio bersama dengan Melodi.
"Mel"
"APaaaa?"
"Jangan teriak!! Ayo masuk"
"Apa sih, gak jelas banget"
Dio menghela napasnya perlahan, ia menatap Melodi lalu berkata, "Aku cemburu, lihat kamu puji cowok lain di depanku"
"Aaaahhhh, Kak Dio apa sih? Aah jadi malu tau, iih nyebelin deh"
"Hm..."
Melodi menggenggam tangan Dio dan menciumnya. Dengan senyuman lebar ia mengatakan jika hanya Dio lah pemuda yang Melodi cintai. Entah itu kemarin, hari ini, ataupun esok nanti, hanya Dio di hidup Melodi.
Kalian jadian???
PJ...PJ ....🤭🤣
Fighting!!!!!
👍💪💪🥰🥰
istirahat aj dulu Ampe sembuh total kakinya....
lanjut