Melodious

Melodious

M - 1

Namanya Melodi, sayangnya ia tak mengerti tentang musik. Ia adalah gadis yang ceria dan suka berbicara. Lumayan pandai dalam pelajaran, memiliki banyak teman, dan sangat percaya diri.

Melodi duduk di kelas 2 SMA. Ia bersekolah disalah satu sekolah swasta yang terkenal, SMA Lila.

Jangan diragukan bagaimana mewahnya SMA Lila. Memiliki perabotan dan peralatan lengkap bagi muridnya yang ingin mengasah bakat mereka disana.

SMA Lila memiliki sebuah band yang sangat terkenal, di dalam bahkan diluar sekolah. Sebut saja band itu LP, Lila Prince. Sesuai namanya, LP memang beranggotakan para siswa tampan dan memiliki lima anggota.

Kenzi sebagai vokalis. Nendra sebagai bassis. Valdo sebagai gitaris. Daffin sebagai drummer. Dio sebagai keyboardis.

Mereka semua dikenal tampan dan bertalenta. Kemanapun mereka pergi, seluruh mata selalu memperhatikan, terlebih para siswi. Seolah mereka adalah idola yang pantas untuk dipuja.

Kenzi sang vokalis tentu memiliki lebih banyak penggemar, sebab ia yang lebih sering berinteraksi dengan para penonton. Selain ceria dan ramah, Kenzi juga dikenal mudah menjalin pertemanan.

Walau Kenzi bisa dibilang paling tampan dan oke, sayangnya hati Melodi jatuh pada pemain keyboardis yang cuek dan kaku. Dio memang terkenal pendiam, ia juga tak ramah pada orang lain, itu sebabnya banyak yang tak menyukai Dio karena sikapnya.

"Aaahhh Kak Diooo, ganteng banget sih. Kak Dioo I love youuuu" teriak Melodi saat melihat LP sedang berlatih di aula.

Melodi adalah fans nomor satu Dio, mungkin dia satu-satunya. Sebab tak ada yang menyoraki Dio seheboh Melodi saat LP sedang manggung. Gadis itu akan berdiri paling depan dan terus meneriakkan nama Dio.

Bahkan saking fanatik nya Melodi, para anggota LP tak ada yang tak mengenalnya. Ia selalu mencoba mencari cara untuk dekat dengan Dio. Sudah ratusan kali gadis itu menyatakan cintanya pada Dio, namun selalu berujung penolakan yang menyedihkan.

Kali ini pun Melodi duduk di bangku paling depan sambil bersorak mengikuti alunan musik yang dibawakan oleh LP.

"Kak Dio, haus gak? Capek ya? Aku pijitin ya, ya" oceh Melodi dari bawah panggung.

"Dio mulu Mel, sekali-kali sebut nama gue napa" sahut Kenzi seraya menyambar minuman yang dibawah oleh Melodi.

Gadis itu terkejut dan merengek, karena itu adalah minuman untuk Dio.

"Aaah ah, Kak Kenzi iih, itu kan buat Kak Dio" rengek Melodi kesal.

Kenzi tak memedulikan rengekan gadis itu, tingkah konyol Melodi malah membuat para Kakak kelasnya tertawa terbahak-bahak.

Brakkkk....

Terdengar suara pintu aula yang terbuka dengan kasar. Seorang guru tengah berdiri disana dengan tongkat kayu panjangnya.

"MELODI, KAMU ITU ADA ULANGAN, KENAPA MALAH DISINI??" Bentak Guru itu menghampiri Melodi.

"Bapak ini gimana sih? Saya kan mau lihat Kak Dio" ujar gadis itu.

Jawaban Melodi tentu saja membuat sang guru geram. Beliau menjewer telinga muridnya dan berjalan keluar dari aula. Gadis itu malah bertingkah dramatis dan terus memanggil-manggil nama Dio dengan sedih.

"Dio, kasihan tuh fans loe"

"Tau loe, tuh anak jadi gila gara-gara loe"

"Hm.." Dio hanya berdehem mendengarkan apa yang teman-temannya katakan.

Disisi lain, Melodi harus menerima konsekuensi atas tindakan bodohnya. Ia harus berdiri diluar kelasnya dengan satu kaki kan kedua tangan memegangi telinga. Tak lupa, Pak Guru mengalungkan sebuah tulisan dileher Melodi.

Saya bersalah karena telah bolos saat ulangan.

Melodi berdiri seorang diri di lorong yang sepi. Karena semua kelas sedang mengikuti pelajaran. Gadis itu hanya bisa menghembuskan napasnya kasar.

"Kak Diooo, haiii" sapa Melodi saat para anggota LP melewati depan kelasnya.

"Hahaha, yaelah Mel Mel, makanya naksirnya sama gue aja, dihukum kan loe" goda Kenzi.

"Aku gak apa-apa kok, Kak Dio jangan khawatir" ujar Melodi mulai melantur. Jangankan khawatir, menatap Melodi saja tidak, ia sudah mencapai tingkat kehaluan tertinggi.

"Mimpi loe Mel" celetuk Daffin seraya memukul pelan kepala gadis itu dengan stick drum.

Dio tak tahan melihat tingkah konyol Melodi, ia pun memutuskan untuk pergi meninggalkan teman-temannya yang masih berbincang.

Melodi memanyunkan bibirnya, menatap kepergian Dio dengan sedih. Padahal ia sudah sangat antusias dihukum diluar kelas, karena pasti akan bisa melihat Dio yang lewat.

Tak berselang lama setelah Dio pergi, anggota LP juga pergi meninggalkan Melodi yang dihukum seorang diri.

"Melodi, masuk" perintah Pak Guru.

Gadis itu pun dengan lunglai masuk kedalam kelas dan mengikuti pelajaran dengan tertib.

Bel pulang sekolah berbunyi....

Para murid mulai berlarian menuju parkiran untuk bergegas pulang. Karena cuaca yang tak mendukung, tiba-tiba saja turun hujan yang deras. Beberapa murid memilih untuk tetap singgah sebentar di sekolah, karena banyak yang tak membawa payung dan jas hujan.

Kenzi, Nendra, Daffin, Valdo dan Dio juga meneduh di depan sekolah. Kehadiran mereka malah mengundang banyak siswi yang enggan untuk pulang walau membawa payung dan jas hujan.

Dari kejauhan, terlihat seorang siswi yang berlari sambil membawa payung dan jas hujan ditangannya.

"Kak Dio, ini aku punya jas hujan dan payung. Kak Dio pakai ya" ucap Melodi yang sudah basah kuyup.

"Mel, gila loe ya hujan-hujanan. Nanti sakit gimana?" Sahut Lisa. Ia menarik Melodi menjauh dari tempat Dio dan teman-temannya berkumpul.

"Tapi kan ini buat Kak Dio, Lis. Haciiu" jawab Melodi yang sudah mulai bersin-bersin.

Lisa dan Karina kembali mengomel. Mereka tak habis pikir dengan Melodi, ia begitu mencintai Dio yang bahkan tak pernah sekali saja menganggapnya ada.

Melodi tak menggubris ocehan kedua sahabatnya, ia kembali menghampiri Dio, memberikan payung dan jas hujan yang dibawanya.

"Gak usah, gue gak butuh" jawab Dio ketus.

"Tapi kan haciu, nanti Kak Dio sakit loh haciu, kalau hujan-hujanan" ucap Melodi. Ia menggosok-gosok hidungnya yang mulai merasa gatal.

"Non Melodi, kenapa hujan-hujanan?" Teriak seorang pria paruh baya yang merupakan supir Melodi.

Melodi menoleh ke asal suara, ia tidak menyangka jika supirnya bisa datang secepat ini. Padahal sedang hujan deras, dan ini kesempatan bagus untuk bisa lebih lama menatap Dio.

Gadis itu menaruh payung dan jas hujannya di samping Dio. Lalu berlari menghampiri supirnya untuk meminta payung. Ia kembali berjalan menjemput Lisa dan Karina untuk pulang bersama. Karena mereka memang biasa berangkat les bersama.

Melodi terus menoleh kebelakang, menatap Dio yang memainkan ponselnya. Ia menunjukkan raut wajah sedih, berharap Dio akan menoleh walau hanya sedetik saja.

"Aaaahhh" teriak Melodi.

Karena terus memandangi Dio dan tak memperhatikan jalannya, ia malah salah menginjak dan jatuh di tangga. Semua murid yang menatapnya tertawa melihat Melodi yang jatuh. Padahal ia sedang menahan sakit.

"Melodi" panggil seseorang yang berlari menghampiri gadis itu. Ia bahkan tak memedulikan jika hujan mengguyurnya.

"Kalian ini keterlaluan ya, ada yang jatuh malah diketawain, gak lihat dia kesakitan?" Bentak pemuda itu. Ia membantu Melodi untuk berdiri, namun gadis itu menggeleng, karena kakinya terkilir.

"Sakit Kak" lirih Melodi menahan tangisnya.

Setelah mendengar apa yang Melodi ucapkan, barulah para murid itu khawatir akan keadaannya. Namun pemuda itu, telah menggendong Melodi untuk masuk ke mobil jemputannya.

Terpopuler

Comments

abdan syakura

abdan syakura

Lanjuuuuttttt kak ...

2023-02-15

0

Rafael Rahel

Rafael Rahel

novel atau jalan cerita nya sungguh menarik dan tidak bosan untuk membaca cerita ini.

2022-03-21

1

Giana Prima

Giana Prima

keren

2022-03-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!