Menceritakan anak remaja bernama Fei Chen yang menjadi korban pembantaian keji dan bertahan hidup di kerasnya dunia persilatan. Disepenggal nafas terakhirnya Fei Chen diselamatkan oleh seekor kucing yang merupakan jelmaan Dewa Naga dan sebuah pedang yang merupakan jelmaan Raja Neraka. Berkat pertemuan itu Fei Chen terjebak dalam takdir yang lebih besar, dia terkena Kutukan Raja Neraka yang dapat dipatahkan dengan menikahi sebelas wanita yang tulus mencintainya. Dari sinilah perjuangan Fei Chen untuk membalaskan dendam kedua orang tuanya dan mematahkan kutukan itu dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sam Ilfar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PPFC 33 - Lembah Pedang
PPFC 33 - Lembah Pedang
Akhirnya perjalanan mengantar Jia Li kembali ke Lembah Pedang berjalan tanpa halangan yang berarti. Sekarang Fei Chen dapat melihat dengan jelas bagaimana sebuah lembah besar yang diatasnya terdapat banyak bangunan.
Bisa dibilang luas Lembah Pedang seperti kota besar mengingat sekte ini merupakan aliran netral terbesar di Kekaisaran Yin.
“Chen‘er, selamat datang di Lembah Pedang. Semoga kau betah disini.” Feng Lao menyambut kedatangan Fei Chen dengan tangan terbuka.
“Chenchen, terimakasih. Kau menepati janjimu.” Jia Li tersenyum manis pada Fei Chen yang sedang menatap pemandangan Lembah Pedang.
“Jadi ini tempat tinggalmu, Lili?” Fei Chen menjawab sambil menunjuk pintu masuk Lembah Pedang.
“Ya, ini adalah Lembah Pedang.” Jia Li menanggapi.
Sesampainya di pintu masuk yang dijaga puluhan pendekar, Fei Chen bersama Jia Li dan Feng Lao disambut. Alasan terbesar para pendekar itu menyambut ramah karena kehadiran Feng Lao.
Feng Lao mengajak Fei Chen menuju Paviliun Pedang Langit. Banyak gadis-gadis yang memandang Fei Chen dengan tatapan terpesona. Wajah Fei Chen bisa dibilang tampan rupawan terlebih tatapan dinginnya.
“Dalam beberapa tahun lagi dia pasti akan menjadi pemuda tampan.”
“Benar, sepertinya dia memiliki kedekatan dengan Li‘er.”
Para gadis yang merupakan murid senior Lembah Pedang memandang Fei Chen yang berjalan berdampingan dengan Jia Li. Berbeda dengan para gadis yang terpesona dengan ketampanan Fei Chen, para pemuda yang kurang lebih usianya sama dengan Jia Li menatap iri Fei Chen.
“Aku belum pernah melihat Nona Jia tersenyum seperti itu sebelumnya? Siapa bocah sialan yang berjalan disampingnya itu?!”
“Aku benar-benar merasa iri!”
“Sebaiknya kita melaporkan ini pada Tuan Muda Qie!”
Beberapa pemuda menatap iri Fei Chen dan ada juga yang menjadi penikmat senyum Jia Li dari kejauhan, namun ada beberapa pemuda yang terlihat menatap Fei Chen penuh kebencian.
‘Chen, jika seperti ini jangan sebelas wanita, seratus wanita pun akan jatuh kepelukanmu.’ Kucing Manis paling antusias saat melihat reaksi para gadis yang membicarakan Fei Chen.
‘Hahaha, sudah aku katakan padamu jika bocah manusia ini akan memiliki segalanya baik itu harta, tahta ataupun wanita. Bocah, kau pasti bisa menaklukkan kutukanku dan menikmatinya.’ Pedang Gila justru merasa bangga dengan Fei Chen.
Fei Chen tidak menggubris perbincangan Kucing Manis dan Pedang Gila yang menggema ditelinganya melalui telepati.
Feng Lao yang sedari tadi memperhatikan Fei Chen semakin penasaran dengan sosok kucing yang berjalan memutari tubuh Fei Chen dan berlarian.
“Chen‘er, apakah kucing itu peliharaanmu?” Feng Lao akhirnya bertanya karena penasaran.
“Bukan, Kucing Manis ini adalah Guruku. Bisa dibilang dia adalah penyelamatku.” Fei Chen menjawab dengan jujur dan itu membuat Feng Lao mengerutkan keningnya.
“Gurumu? Chen‘er apa kau sedang bercanda?” Feng Lao kembali bertanya.
“Apa wajahku ini terlihat sedang bercanda Senior?” Fei Chen justru balik bertanya. Walaupun yang dia katakan jujur, tetapi Feng Lao dan Jia Li sulit mempercayainya.
“Tidak...” Feng Lao merasa aneh saat menjawab karena kedua matanya menatap wajah serius Fei Chen.
Akhirnya Feng Lao memilih diam dan tidak bertanya lagi. Ketiganya sampai di Paviliun Pedang Langit, dimana tempat itu merupakan kediaman Feng Lao yang menjabat sebagai Patriark Lembah Pedang.
“Ini adalah Paviliun Pedang Langit dan ini merupakan tempat tinggal Kakek Feng dalam mengurus segala urusan sekte,” jelas Jia Li.
Fei Chen memperhatikan dengan baik Paviliun Pedang Langit sebelum Feng Lao mengajaknya masuk.
“Chen‘er, apa kau tertarik menjadi murid Lembah Pedang?” Feng Lao mengelus jenggot putihnya dan bertanya mengenai keinginan Fei Chen.
“Senior, aku akan memikirkannya.” Fei Chen menjawab. Tidak menutup kemungkinan dia akan bergabung menjadi bagian Lembah Pedang karena keberadaan Jia Li.
Saat Feng Lao dan Fei Chen berbincang, seorang pria paruh baya datang bersama seorang pemuda berumur lima belas tahun.
“Patriark Feng, selamat kembali.” Pria paruh baya itu memberi hormat.
“Ada apa Tetua Qie? Kau juga telah kembali dari Sekte Seribu Pedang? Bagaiamana kabar Saudara Xuexuan?” Feng Lao tersenyum ramah dan memperhatikan tatapan pria paruh baya itu pada Fei Chen.
“Keadaan kakakku baik-baik saja. Daripada itu sepertinya kau ingin mengambil murid Patriark Feng. Tetapi bukankah anak ini sama sekali tidak memiliki bakat.” Mata pria paruh baya itu sangat jeli. Pria paruh baya ini bernama Qie Xumao dan menjabat sebagai Wakil Patriark Lembah Pedang.
Fei Chen menekan tingkat kemampuannya hingga mencapai Pendekar Bintang Tahap Awal.
Feng Lao tertawa pelan sambil mengelus jenggotnya, “Aku sangat tertarik pada Chen‘er, tetapi dia menolak menjadi muridku.”
Mendengar itu Qie Xumao beserta pemuda berumur lima belas tahun yang bernama Qie Laoji mengerutkan kening mereka.
“Bocah ini menolak menjadi murid Patriark Feng?! Aku benci saat bocah ini dekat dengan Li‘er!” Qie Laoji menatap sinis Fei Chen yang sempat berbincang dengan Jia Li.
Fei Chen mengalihkan pandangannya saat mendengar Qie Xumao merendahkan dirinya.
“Sungguh disayangkan jika anda mengambil murid seperti ini. Apa ini ada hubungannya dengan Tetua Xinrui?” Qie Xumao bertanya namun ekspresi Feng Lao berubah.
“Maaf atas kelancanganku Patriark Feng.” Qie Xumao berkeringat dingin saat Feng Lao menatapnya dingin.
Jia Li menjelaskan secara lirih kepada Fei Chen jika orang yang dimaksud Qie Xumao adalah anaknya yang bernama Feng Xinrui.
Feng Xinrui dikenal sebagai jenius muda Kekaisaran Yin. Namun saat usianya menginjak dua puluh lima tahun, Feng Xinrui diserang oleh kelompok Lentera Iblis Tunggal dan menyebabkan orang itu memiliki luka dalam yang membuat umurnya tidak panjang.
Setahun lalu Feng Xinrui telah tiada dan sosok Feng Xinrui adalah orang yang merawat dan membesarkan Jia Li.
Alasan mengapa Qie Xumao menyindir tentang Feng Xinrui karena menurut Qie Xumao sudah saatnya bagi Feng Lao untuk pensiun dan memberikan jabatan Patriark Lembah Pedang pada dirinya.
Melihat bagaimana Fei Chen yang memiliki kemampuan Pendekar Bintang Tahap Awal tentu saja mengingatkan Qie Xumao pada Feng Xinrui.
Karena Feng Xinrui memiliki kemampuan rendah dan berubah menjadi sosok jenius saat berlatih dibawah asuhan Fang Huo.
Mendengar cerita Jia Li membuat Fei Chen tersenyum.
“Patriark aku pamit undur diri. Aku akan melatih muridku agar bisa membuat harum nama Lembah Pedang di ajang Turnamen Harimau Yin.”
Qie Xumao tersenyum ramah dan memberi hormat namun setelah kembali badannya dia tersenyum lebar karena merasa bahagia melihat Feng Lao mengambil murid berkemampuan rendah seperti Fei Chen.
‘Aku akan membuat cacat anak itu dan menguasai sekte ini secara perlahan-lahan.’
Selepas kepergian Qie Xumao, Fei Chen menatap Feng Lao dan bersujud dihadapan kakek tua itu.
“Senior, tentang permintaanmu sebelumnya...”
Melihat Fei Chen bersujud tentu saja membuat Feng Lao dan Jia Li tersentak kaget.
“Chen‘er...” Feng Lao tersenyum karena dia yakin apa yang akan Fei Chen katakan selanjutnya sama dengan pemikirannya.
ceritanya gak logis.. masih berada tingkatan dasar sudah mau balas sendam
dasar murid tidak tau diuntung