NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta

Terjebak Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Patahhati / Duda / Balas Dendam
Popularitas:536.2k
Nilai: 5
Nama Author: Rina Listiyanti

Ketika kesalah pahaman membawanya dalam rumitnya ikatan pernikahan.

Elena Maursty, yang berniat menolong seorang wanita tak dikenalnya pada akhirnya berakhir sebagai seorang pembunuh dimata seorang laki-laki.

Edwart Emardo, seorang suami yang kehilangan istrinya bersikap gila dengan memaksakan sebuah pernikahan dengan Elena Maursty. Penikahan yang hanya bertujuan untuk membalas dendam atas kematian sang istri tercintanya.

Menutup mata juga hatinya, akankah Edwart menemukan jalannya.. ?? Jalan kebenaran akan siapa pembuhuh istrinya ??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rina Listiyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TC 33

[ JANGAN LUPA MASUKAN CERITA INI KEDALAM FAVORIT KALIAN, AGAR TIDAK KETINGGALAN UPDATENYA ] 😇

---------------------------🌾-----------------------------

Billy meninggalkan perusahaan dengan tampang yang begitu mengerikan, ia marah bahkan sangat marah saat anaknya sendiri terang-terangan baik-baik saja setelah melukai istrinya.

Billy memutuskan untuk pergi sejenak memenangkan dirinya, ia tak ingin pulang dengan amarah yang nantinya bisa melukai istri juga Elena.

"Kalian perketat penjagaan rumah, jangan biarkan Edwart masuk kedalam rumah apalagi menemui Elena" titah Billy saat sedang menghubungi anak buahnya.

Billy sungguh marah terhadap Edwart, ia murka dengan sikap semena-mena anaknya tersebut.

"Sebelum kamu menyesali semua perbuatanmu, jangan harap papa mengijinkan kalian bersama!" Seru Billy yang saat ini tengah mengemudikan mobilnya ditengah kemacetan kota.

Sepeninggal Billy, Jo membantu memapah Ed ke sofa ruangannya. Wajah tampan yang selalu dipuja-puja wanita itu kini penuh dengan lemab serta darah.

"Tuan, biar saya obatin lukanya" seru Jo membawa kotak p3k yang baru diambilnya.

Namun Ed hanya diam tak menyahutinya, pandangannya kosong menatap kesembarang arah. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini, yang jelas dirinya semakin membenci El karena sudah mempengaruhi semua orangnya.

"Tuan" panggil lagi saat tak ada sahutan dari tuannya tersebut.

"Ada apa!" Ketus Ed.

"Biar saya obati dulu lukanya tuan, saya takut iti akan infeksi jika dibiarkan saja" jelas Jo dengan penuh perhatian.

"Saya bisa sendiri, letakkan saja disana" serunya tanpa menatap Jo yang masih setia berdiri dihadapannya.

Jo meletakkan kotak p3k diatas meja, namun ia tak beranjak dari posisinya saat ini. Ia masih berdiri dihadapan tuannya, memastikan jika luka itu akan diberi obat olehnya.

"Ngapain masih disini?" tanya Ed keheranan menatap Jo didepannya.

"Maaf tuan, tapi saya tidak akan kemana-mana sebelum anda mengobati lukanya" seru Jo.

"Saya akan mengobatinya sendiri, keluarlah" perintahnya.

"Saya akan menunggu anda disini tuan muda" ucap Jo yang tak mau kalah dari tuan mudanya.

Edwart yang kesal dengan kasar mengambil kotal p3k dari atas meja, diambilnya kapas dan diberinya cairan alkohol.

"Lihat, sekarang keluarlah!" kesal Ed sambil menempelkan kapas tersebut pada lukanya.

"Saya permisi tuan kuda" pamit Jo setelah melihat tuan mudanya mengobati lukanya.

"Bener-bener ngerepotin aja" gumam Ed sambil menekankan kapas pada lukanya.

Edwart terus saja terbayang oleh sikap kasar papanya juga video kecelakaan yang menimpa mantan istrinya. Dan hal itu membuat Ed diliputi kembali oleh emosi.

"Brengsek!"

"Gue harus kasih dia pelajaran" geramnya saat membayangkan wajah Elena yang tengah tersenyum.

"Nggak akan lagi ada tawa dihidup loe! Nggak akan gue biarin" marahnya sambil membuang semua benda didepannya.

Malam yang mulai menampakkan gemerlip menjadi teman Billy dalam perjalanannya menuju kota sebrang. Sewaktu dirinya menenangkan diri, tiba-tiba saja ia menerima laporan jika ada gangguan dalam proyeknya.

Dan tak menunggu lama Billy segera melaju menuju proyek tersebut untuk memastikan semua keadaannya.

"Untungnya tadi langsung kasih kabar mama, coba kalau enggak bisa mati dihabisin mama aku" gumamnya sambil fokus mengemudi.

Ia begitu tenang saat meninggalkan Elena juga Maya berdua dirumah, sebab ia sudah menugaskan anak buahnya untuk menjaga keduanya.

Dan sesuai dugaan, Edwart mendatangi rumahnya dan hendak bertemu dengan istrinya. Namun beberapa penjaga itu terus menghalangi Ed untuk masuk kedalam rumah.

"Menyingkir atau babak beluk!" murka Ed saat beberapa laki-laki tengah berada didepan pagar rumah.

"Maafkan kami tuan".

"Menyingkir atau saya habisin kalian satu-persatu" ancam Ed yang sudah tak bisa menahan amarahnya.

Namun tak ada satupun dari mereka yang mau menyingkir dari hadapan Edwart. Hal itu membuat Ed murka hingga menghajar mereka semua hingga tergeletak babak belur.

Tak mengetahui keadaan diluar, Elena serta Maya malah asyik menyantap makan malam sambil bersenda gurau. Namun Maya mendengar suara bising, ia pun berpura-pura pergi untuk mengambil ponselnya.

"Ada apa ini" tanya Maya saat melihat Edwart menerobos masuk kedalam rumah.

"Dimana wanita itu ma?" tanya Ed to the point.

"Siapa yang kamu tanyakan ini ?" santai Maya menanggapi pertanyaan dari anaknya.

"Jangan membuatku marah mah!" kesalnya namun masih bisa menahan suaranya.

"Siapa yang mau membuatmu marah? Bukankah kamu datang sudah marah-marah ya?" ucap Maya.

"Elena, Elena" teriak Edwart kesetanan.

"Cukup Ed, kamu sudah keterlaluan. Dimana sopan santunmu" marah Maya dengan tingkah anaknya yang tak tahu aturan.

"Ayolah ma, aku hanya mencari dia dan aku nggak mau bertengkar dengan mama" seru Edwart mencoba menahan amarah didepan Maya.

Didalam Elena mendengar suara teriakan Edwart, namun langkahnya seakan berat untuk berjalan menghampirinya. Ia hanya duduk diam termenung dimeja makan sambil menyantap makan malamnya tanpa semangat.

"Hentikan Ed! Kamu bener-bener sudah keterlalua, kalian tolong bawa dia keluar dari sini" seru Maya memerintahkan anak buah untuk menyeret keluar Edwart, ia takut jika Ed akan kehilangan kendali dan kembali melukai Elena.

"Berani kalian maju, saya bunuh kalian semua" ancam Edwart dengan mata tajamnya.

"Bunuh mama kalau begitu " seru Maya menantang anaknya.

"Ma!!" teriak Edwart saat mendengar ucapan mamanya barusan.

Elena mendengar suara teriakan Edwart yang begitu keras memanggil mamanya. Hatinya tiba-tiba sakit mendengar Maya dibentak oleh anaknya sendiri.

"Berani sekali anda membentak mama saya" tegur Elena yang memberanikan diri menghampiri keduanya.

Edwart juga Maya menatap kesumber arah, Edwart yang murka berjalan cepat menuju Elena yang didepannya.

"Berani sekali kamu-

"Kenapa saya harus tidak berani dengan anda" potong Elena pada ucapan Edwart dengan gayanya yang angkuh.

"Sombong sekali nada bicara kamu sekarang" sinis Ed menatap tajam wanita didepannya.

"Jangan membalik fakta, anda lah yang bersikap sombong disini" seru Elena dengan nada dinginnya.

Maya begitu terkejut saat melihat Elena dengan sosok lain dari biasanya. Nada bicara yang lebih tegas namun dingin, raut wajah yang terlihat santai namun mengintimidasi.

"Lanjutkan El, mama dukung kamu" ucap Maya sambil berjalan melewati keduanya. Maya menatap keduanya dari tempatnya duduk sekarang sambil melipat kakinya.

"Kamu kasih apa kedua orang tua saya sampai mereka membela kamu sebegitunya" .

"Cukup kasih sayang yang tulus, perhatian sama cinta".

Edwart begitu geram menatap wajah tengil wanita didepannya kini. Ingin sekali rasanya ia mematahkan lehernya dan menyumpal mulut pedasnya.

"Makan apa kamu hingga bisa berubah berani sama saya".

"Makan semua tingkah kejam anda, tingkah egois anda juga tingkah anda yang terlalu semena-mena".

Edwart begitu kesal dan tak bisa menahan amarahnya, dicengkeramnya rahang Elena dengan begitu kuatnya.

"Ingin rasanya saya robek mulut sombongmu ini" ucapnya menekankan kata-katanya.

Elena tak terpengaruh dengan amarah suaminya, sebaliknya ia menyerang Edwart dengan kelembutannya.

"Sebaliknya, ingin sekali saya mencium habis bibir anda yang begitu tajam ini" serunya sambil membelai bibir Edwart dengan tangannya.

Edwart yang mulai kehilangan akalnya begitu marah hingga akan menampar wajah Elena. Namun sebelum itu Elena sudah lebih dulu menyerangnya.

"Aughhh.." menahan suara teriakannya saat dedek kecilnya terkena serangan kaki Elena.

"Upst sorry, kaki saya sepertinya terpeleset tuan" usil Elena.

"Mama, kita masuk yuk" ajaknya menatap Elena yang sedang tertawa dibelakangnya.

"Ayuk anak mama, saran mama kamu pulanf terus kompres pusakan kamu itu nak" ucap Maya menahan tawa saat berada didepan Edwart yang sedang meringis kesakitan.

Maya bergandengan tangan dengan Elena berjalan meninggalkan Edwart yang tengah kesakitan. Bahkan Edwart masih bisa mendengar suara tawa dari mamanya disela-sela kesakitannya.

...‐🕊‐...

Terima kasih sudah mampir membaca kisah keduanya.

Jangan lupa tekan like komen juga share nya ya 😄

Kalau mau bagi-bagi hadiah juga bisa kok ..

Happy reading guys..

1
Mer Merry
lanjut
Irfan Dani
pistol mainan kali ketinggalan di meja hehehee
Irfan Dani
kagak segitunya kali El... bikin drama baru aja...,😌😌
Irfan Dani
darma siapa
Irfan Dani
ngapain ngomong kek GT coba? dah dibilang pura2 kgk tau diem2 Bae... eeh nyari penyakit kan ya
Irfan Dani
harusnya dibikin kabur dulu lah elena... baru tuh nyesel sampk nyungsep di Edward nyaa... bikin menderita berbulan2 dulu GT looh,,,🤣🤣🤣
Irfan Dani
eee b*** akut
Irfan Dani
abis itu ngapain?? bobok malem? hehehehhe
Irfan Dani
kan kapan hari udah jemput di rumah baru... dikasih tau Jo kan?
Irfan Dani
teringat apa
Zikran Zikran
Luar biasa
Sumiatun San San Kin
Suka sekali 👍
Siti Aminah
baru nyimak thor...smga cerita ny bgs
Tuti Murtiani Ahmad Amanu
jadi males.baxanya
Qarine Amelia
Luar biasa
Mifta Jannah
bagus
Tia Vhagela
terlalu lembek,
Rezqi Fatimah [🐧²⁴]
kurang puas bikin penyesalan Ed yg segitu doang
Eni Merpati
pori pori km kelihatan semua wkwkwkwkwk
Ratna Nst
End😍😍😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!