NovelToon NovelToon
My Partner'S Diary

My Partner'S Diary

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Contest / Cintamanis / Tamat
Popularitas:229.6k
Nilai: 5
Nama Author: Decy.27126

TAHAP REVISI🙏


***

Berawal dari kata 'tidak suka' hubungan mereka kian dekat karena sebuah pertengkaran. Batu yang keras, akhirnya luluh oleh air yang tenang.

Seperti itulah Gia dan Riza, dua remaja yang menaiki tangga bersama dari tidak suka, menjadi suka, lalu ke nyaman, dan berakhir dengan saling menyayangi.

***

Sedikit kisah, dari jutaan kisah lain yang mungkin akan membuat kalian tak bisa melupakannya.

@dwisuci.mn

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Decy.27126, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lebih Beruntung dari Mereka.

"Jadi Gia, apa tujuan kamu bawa aku kesini?" tanya Riza menoleh menatap Gia.

"Vin, apa yang ada di pikiran kamu tentang mereka?" tanya Gia.

"Mereka? Luar biasa, mereka bisa bertahan dengan kondisi mereka yang seperti ini. Kebersamaan mereka, solidaritas mereka, aku gak tau mau ngomong apa lagi."

Riza menjawab dengan tersenyum tulus untuk kali ini.

"Kamu tau Vin, gak sedikit dari mereka yang nglewatin malam mereka tanpa tidur."

"Maksud kamu?"

"Kamu cuma liat mereka dari luarnya ajah, tapi kamu gak tau gimana perasaan mereka saat mereka sendiri."

"Vin, mereka hidup tanpa orang tua, sebagian dari anak anak kecil disini bang Aldi temuin dengan kondisi masih merah. Termasuk Rean dan Andre, kamu bisa lihat mereka ketawa lebar disini, tapi kamu gak bakal bisa bayangin gimana menderitanya batin mereka pas mereka lagi sendiri," berhenti sejenak mengambil nafas.

"Bang Aldi yang hidup sebatang kara di umurnya yang 9 tahun setelah neneknya meninggal dulu, dia nemuin Rean yang ngringkuk di jalanan dengan pakaian lusuh kotor dan bayi disamping nya."

"Dia tahu, Rean sengaja ditinggal sama ayahnya saat Andre lahir karena dia sendiri yang liat ayah Rean waktu itu sengaja lari menjauh dari tempat Rean."

"Mereka semua kompak, mereka semua saling sayang dan saling bantu karena mereka sama sama tau gimana rasanya hidup susah tanpa kasih sagang orang tua. Banyak hal yang harus bang Aldi dan temen temennya lewati demi sampai ke titik ini, semuanya gak mudah. Bahkan dia harus rela berbagi satu ruangan sempit bareng 5 anak lainnya, sampai Papahku datang bantu mereka dan tempat ini berkembang sampai sekarang dengan jumlah anak yang bertambah tiap tahunnya."

Ucap Gia panjang lebar, Riza hanya diam mendengarnya saja.

Dia tidak berfikir sampai sini, dia hanya melihat keceriaan dari anak anak kecil itu saat melihatnya dan Gia datang membawa coklat untuk mereka, dia tak pernah berfikir tentang perasaan anak anak kecil yang masih polos itu, mereka seakan tidak memiliki masalah tapi nyatanya banyak hal yang mereka pendam masing masing. Semua disini hanya menyalurkan kebahagiaan mereka tanpa membagi rasa sedih mereka, sungguh Riza tak mampu berkata kata lagi sekarang ini.

'Aku gak tau gimana menderitanya mereka, tapi satu yang aku paham. Hidup jauh dari keluarga itu bukan hal yang mudah, apalagi tanpa kedua orang tua kita,' batinnya sendu menatap anak anak kecil didepannya.

'Harusnya aku bersyukur masih punya Mamah sama Papah yang bisa menuhin semua kebutuhanku dan beri aku kasih sayang, juga bang Diki sama Keyra saudaraku yang bisa jadi sandaran pas aku lagi ada masalah,' lanjutnya hampir menumpahkan cairan bening dari matanya.

"Kamu tau, kamu masih jauh lebih beruntung dibanding mereka. Kamu berselisih sama Papah kamu tapi kamu masih bisa liat dia dan ngrasain kasih sayangnya, kamu pergi dari rumah tapi kamu masih bisa dapet tempat yang aman lagi buat berlindung."

Gia mengambil nafas panjang lalu menatap Riza yang sudah menunduk, "Awalnya aku gak tau harus gimana bantu kamu, karena aku sendiri juga gak pernah ngerasain jadi kamu. Cuma mereka yang aku inget pas kamu bilang pergi karena marah sama Papah kamu, mungkin ini bisa nyadarin kamu."

"Gia, kamu mau bikin aku nangis hmm?" ucap Riza menunduk menutup matanya.

Gia tersenyum kecil, "Vin, semua orang punya kesalahan dan semua orang juga punya kesempatan. Kesempatan buat memperbaiki apa yang jadi kesalahan mereka, juga kesempatan buat jadi lebih baik lagi."

"Papah kamu masih ada dirumah kalo kamu mau minta maaf sama dia dan rasain pelukan hangatnya, jangan pikir kamu gak beruntung karena jarang ngrasain kasih sayang Papah kamu. Karena mau gimanapun, dia tetep orang yang paling bahagia setelah ibu kamu saat kamu lahir. Dia yang udah berjuang selama ini buat kehidupan kamu, dia orang kedua setelah ibu kita untuk kita sayangi dan hormati," ucap Gia panjang lebar.

"Gi, makasih!" ucap Riza menatap Gia yang tersenyum hangat kepadanya, dia melihat mata Riza yang sudah memerah dan bekas air yang sudah meluncur di pipinya tapi Riza hapus segera.

"Nangis ajah kali! Gak ada yang bakal nglarang kok," ucap Gia terkekeh.

Riza terkekeh namun menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya dan terisak disana, Gia hanya mengambilkan tisu dan menyodorkannya didepan Riza.

'Maafin Riza Mah, Pah, Riza belum bisa jadi anak yang baik buat kalian. Za udah banyak salah sama kalian, maaf Mah Pah,' batinnya terisak pilu.

Beberapa kali dia mengambil tisu yang disodorkan Gia dan mengelap air matanya yang belum berhenti menetes, hari ini dia meluapkan semua kesedihan yang beberapa hari ini dia tahan, biarlah Gia melihatnya, toh dia yakin Gia bukan mulut ember seperti Bagas yang akan mempermalukannya nanti.

"Cieeeee, si batu nangis," ledek seseorang membuat Gia dan Riza menoleh kearah nya.

Betapa terkejutnya Riza melihat Nela, Dafa, dan Bagas yang ada disana dengan senyum mengejek nya. Baru saja dia bersyukur karena tidak ada Bagas, ternyata si mpunya sudah ada disini toh.

"Kalian udah sampe?" tanya Gia yang sudah pasti jawabannya.

"Udah dari tadi, dan kita denger semua pembicaraan kalian," jawab Dafa ikut duduk disamping Riza yang terkejut karena nya, dia menoleh kearah Gia meminta penjelasan.

"Aku minta mereka jemput, gak mungkin kan kita pulang jalan kaki," ucap Gia santai.

"Nanti ajah yah pulangnya, gue masih mau disini," ucap Bagas berjalan menuju anak anak yang sedang melukis.

"Ini keren banget sih tempatnya, nyesel gue baru tau tempat ini," ucap Dafa juga memperhatikan sekitar.

"Sama, gue juga baru tau ada tempat ini." Riza menimpali dengan suara pelan.

"Lah, gue pikir lo nginep disini semaleman. Emang enggak yah?" tanya Dafa dibalas gelengan oleh Riza.

"Trus lo kemana aja?"

"Dia jadi penghuni gedung angker belakang Cafe," timpal Gia terkekeh.

"Gedung angker?" tanya Nela heran.

"Iya, tau gak sih. Pas aku masuk aku cuma liat kaki dia nggantung di Rooftop, aku pikir dia kenapa napa taunya tidur dia," ungkap Gia mengundang tawa dari teman temannya termasuk Riza sendiri.

"Aku juga liat kamu lambai lambaiin tangan sambil loncat loncat girang banget, kenapa tuh?" tuding Riza.

"Ya itu supaya kamu liat aku dibawah lah."

"Khawatir aku kenapa napa yah?"

"Iya lah! Gila kali aku harus bilang ke Keyra kalo kakaknya gantung kaki di Rooftop gedung angker," ucap Gia tertawa bersama Nela dan Dafa setelahnya.

'Ck, aku pikir khawatir, ternyata karena Keyra.' batin Riza mendengus kesal namun juga tersenyum secara bersamaan.

Hari itu mereka lalui dengan canda tawa bersama anak anak penghuni Rumah Karya yang mereka kunjungi, banyak hal baru yang mereka pelajari disini. Bukan hanya tentang merubah dan menghasilkan sesuatu yang berguna, tapi juga tentang kebersamaan mereka yang menciptakan keharmonisan disana.

Satu hal penting yang mereka dapat lagi,

Bahagia bukan dilihat dari apa yang kita punya dan kita kenakan, bahagia juga tak selalu datang dengan kita bersama orang orang terdekat kita saja.

Bahagia itu disaat kita bisa menjadi seperti apa yang kita mau, dan bersama orang orang yang bisa memahami bagaimana kita semestinya.

Mendapat semua yang kita mau tidak menjamin kita bisa bahagia, bahagia adalah ketika kita bisa melihat dan merasakan hangatnya kebersamaan walau bukan dari orang orang yang kita kenal. Dan bahagia itu pilihan, semua tergantung kita yang merasakannya.

***

Bersambung..

See u next chapter.🖤😊

Salam cinta dari Gia & Riza..❤️

1
Niken NiRiYu
bintang 5 buat penulis buat alur crita juga okelah tp plot twist masa lalu gia blm ngena
spnjang crita karakter gia msh konsisten msh terbaik dan kalau bs gia seharusnya dpt lbh baik lg dr karakter riza😁 dan riza sprti tdk ada lawannya buat dapetin gia kyk gmpang ajha buat riza
tp utk smwnya udh bagus karakternya kuat2👌
Lina 002
keren,suka sama kata" nya
Decy Mlyni: terima kasih sudah membaca, Kak. semoga berkenan dengan ceritanya 🙏☺️
total 1 replies
abdan syakura
Assalamu'alaikum..
salken, kak....
Decy Mlyni: waalaikumsalam, Salam kenal juga, Kakakk. selamat membaca
total 1 replies
Purianti Santi
lanjut mantab👍
Decy Mlyni: udah tamat, Kak. silakan baca sampai selesai, terima kasih atas like & komennya. 🙏❤️
total 1 replies
Nur hikmah
calvin arriza psyiy
Nur Inayah
lama Bngt sandiwara ny
Arias Binerkah: permisi kakak ijin promo silahkan mampir di novelku ini bukan love bombing dikemas dengan bahasa segar dan komedi namun tetap romantis manis, terimakasih 🙏
total 1 replies
Nur Inayah
ah lama bngt,sandiwara ny
Jilioni MD: KEPEMILIKAN adalah cerita dalam novelku, jika berkenan mampir ya, bisa diklik profilku, terimakasih😊
total 1 replies
Nur Inayah
AQ MLS bertele2 thour
Nur hikmah
pnsaran....ko jd ribet
Nur hikmah
gia jtuh cnta tpi binggung sndri....n calvin kyy main umpet2 tan
Nur hikmah
waw ap riza mnta restu pa ayahy gia...hihihjhi
Nur hikmah
hntu kah
Nur hikmah
i love you gia n riza
Nur hikmah
syuka2
Nur hikmah
smpe dsini q phm....crtsy maju mundur....seru c....tpi ckup membinggungkn.....
Zia
semangat kak, jangan lupa mampir
Fie F.s (Mama Adara) 💕
Jadi inget pas sekolah dulu lomba rias kelas 😂

Jd terkenang masa SMA ku😁😁
Prayogi
terharu gaisy😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Thata Chan
kangen lah😂😂 tapi boong😜😜
Thata Chan
😍😍😍😘😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!