Kisah pilu yang dijalani oleh gadis yatim piatu dihari pernikahananya sendiri.
Suami yang tega menyewakan dirinya pada lelaki diluaran sana yang belum tentu ia kenal.
Tapi siapa sangka, ia justru dipertemukan oleh salah satu CEO terbesar di Asia yang telah menyewa dirinya.
bagaimanakah kisah kehidupan gadis cantik tersebut?
Instagraam: @iraurah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepulangan dan Keberangkatan
Pagi hari Dara merasa tubuhnya remuk sampai ke tulang tulang.
Dara merasa tidak sanggup untuk melakukan apapun, yang ia inginkan hanya berbaring di ranjang sampai tubuhnya benar-benar fit kembali.
Tetapi sebuah suara yang membuatnya terpaksa harus membuka mata.
"Sayang, bangun sudah siang" Bisik lelaki itu di telinga Dara yang masih memeluknya dengan erat seperti tadi malam.
Dara membuka matanya sebentar kemudian menutup matanya kembali tanpa menghiraukan ucapan Albert.
Sedangkan Albert yang merasa Dara tidak merespon ucapannya seketika menjadi panik.
"Sayang kau tidak apa apa?" Tanya Albert sembari membalikkan tubuh Dara untuk menghadap ke arahnya.
Dara pun membuka matanya lagi dan melihat Albert yang nampak khawatir padanya.
"Hmm" ucap Dara yang menjawab pertanyaan Albert dengan sebuah gumaman.
"Sayang.... Apa semalam aku menyakitimu?"
"Tidak Al, aku hanya lelah saja" Jawab Dara berbohong.
Padahal rasa sakit itu masih terasa hingga saat ini.
Albert tau Dara sedang berbohong padanya, walaupun semalam Dara terlihat menikmati penyatuan mereka tetapi Dara juga sering merintih kesakitan.
Albert lantas memeluk Dara kembali, ia merasa bersalah atas apa yang ia lakukan semalam.
Seharusnya ia tidak terlalu cepat meminta Dara melayaninya.
Walau kebersamaan mereka sudah terjalin selama sebulan tetapi Albert yakin itu terlalu cepat bagi Dara.
Albert sungguh merutuki kebodohannya.
"Maaf sayang, seharusnya aku tidak melakukan itu secepat ini" Ucap Albert dengan perasaan bersalah.
Dara mengelus-elus punggung Albert yang tengah memeluknya.
Ia tidak menyangka jika Albert akan meminta maaf atas kejadian kemarin.
"Semua sudah berlalu Al, kita sudah melakukannya. Aku yang harusnya berterima kasih kepadamu karna sudah menungguku hingga aku benar-benar siap melakukannya" Ucap Dara dengan nada lembut.
Albert mendongakkan kepalanya melihat Dara yang tengah tersenyum padanya.
"Kau tidak menyesal melakukannya bersama ku?"
Dara tersenyum tipis atas pertanyaan Albert.
"Menyesal atau pun tidak semua ini pasti akan terjadi Al, aku tidak bisa lari dari kenyataan. Aku percaya ini yang terbaik untukku"
Senyum terbit dibibir Albert saat mendengar jawaban dari Dara. Ia semakin mempererat pelukannya pada wanita itu.
"Terimakasih sayang"
Beberapa menit mereka saling berpelukan hingga Albert mengakhirinya.
"Sayang aku hampir lupa memberitahu mu jika nanti sore kita sudah harus pulang"
Dara mengangkat kedua alisnya merasa terkejut jika mereka harus pulang nanti sore, sedangkan kini sudah pukul 11 siang.
"Maaf aku lupa" ucap Albert yang merutuki kecerobohannya kali ini.
"Kalau begitu kita harus bersiap siap dari sekarang" sambil beranjak dari ranjang empuk itu ke arah kamar mandi dengan melilitkan selimut ditubuh mulusnya.
"Sayang kau mau kemana?!"
"Aku mau mandi"
Mendengar itu Albert langsung loncat dari kasur dan menyusul Dara yang sudah berada di dalam kamar mandi.
***
Gio dan Agnes sudah berada di bandara internasional.
Gio mengantarkan kekasihnya itu yang sebentar lagi akan berangkat ke Jerman untuk menemui orang tuanya.
Kini mereka tengah duduk di kursi tunggu setelah mengajukan beberapa surat yang harus dicek .
"Berapa lama kau akan disana?" tanya Gio pada Agnes yang berada disampingnya.
"Aku tidak tau, mungkin sebulan" sambil mengangkat bahunya acuh.
"Sebulan? Kenapa lama sekali?"
"Sayang, aku berada disini bersama mu berbulan-bulan. Lagipula sebulan adalah waktu yang cukup untuk melepas rindu antara aku dan kedua orang tuaku" jelasnya pada Gio.
Gio hanya bisa menghela nafas, ia juga membenarkan perkataan Agnes.
ia tidak boleh egois, Agnes masih punya orang tua yang harus ia kunjungi.
"Baiklah"
Tak lama setelah itu pengumuman keberangkatan pesawat yang akan Agnes masuki tersebut berbunyi.
"Sayang kabari aku jika sudah sampai" ucapnya sambil memeluk Agnes dengan erat.
"Pasti sayang, jaga dirimu disini dan jangan nakal selama aku tidak ada" balas Agnes.
"Itu tidak mungkin sayang. Kau juga, jangan nakal selama di Jerman, aku pasti akan merindukan mu"
"Pasti sayang" ujar Agnes dengan tatapan sulit diartikan.
Pasti Gio, pasti aku akan bersenang-senang selama disana tanpamu. Jangan merindukanku, karna itu akan membuatku muak dengan semua tingkahmu
Setelah itu Agnes masuk kedalam pesawat.
Begitupun Albert yang pergi setelah pesawat yang Agnes naiki lepas landas.