Sepasang remaja yang tidak saling kenal, berbeda latar belakang, berbeda keyakinan dan berbeda pola pikir. Harus di nikah-kan secara paksa, karena keduanya di tuduh berzina saat sedang berteduh di gubuk reyot.
Berawal dari Fitnah, benci dan ego. Bagaimana keduanya hidup dalam ikatan pernikahan?
Note : Berdasarkan imajinasi Author, selamat membaca :)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari yang menyenangkan
Sampai di rumah Aurora, mereka langsung bersiap untuk melakukan tugas masing masing. Aurora dan Soraya siap membuat sambal dan es jeruk, sedangkan laki laki pergi mencari mangga muda dan buah lainnya.
Soraya dibantu Aurora mengulek sambal, Soraya terpana melihat Aurora yang pandai sekali di dapur. Soraya jadi merasa malu dan insecure.
"Kamu apa aja bisa ya, Ra. Ngga kaya aku." Ucap Soraya.
"Aku juga dulu nggabisa apa-apa. Terpaksa nglakuin semuanya demi bertahan hidup di Desa yang keras." Ucap Aurora.
"Kamu hebat banget, semangat ya." Ucap Soraya.
"Ngomong-ngomong kamu Pacaran sama Kayden?." Tanya Aurora.
"Eh engga kok, kenapa mikir gitu." Soraya salting.
"Kalian keliatan Deket, Kayden juga suka lirik kamu diem diem." Jujur Aurora.
"Ekhem... kita cuma temen." Soraya semakin salting.
Alvian DKK sudah berangkat mereka berboncengan naik motor, meninggalkan Aurora dan Soraya yang sibuk di dapur.
Keduanya mulai membuat sambal dan membuat es jeruk. Karena Aurora sering mual, Aurora hanya mengarahkan dan Soraya yang melakukan sisanya.
Di sisi Alvian Dkk, mereka sudah sampai di spot pohon mangga. Kayden mengeluarkan amplop, menyelipkannya di bawah pintu rumah pemilik mangga.
"Ini tinggi banget, gimana cara ngambilnya?." Ujar Alvian.
"Ya di panjat ege." Saut Bumi.
"Lo coba duluan Sono." Ujar Dion.
Bumi naik dengan cepat seperti monyet, di ikuti Alvian lalu Dion dan Kayden. Mereka memetik seperlunya saja karena takutnya tidak habis.
"Woi, gue pengen kentut." Celetuk Bumi, yang berada paling atas.
"Gue bunuh kalo Lo berani." Ucap Alvian, yang tepat di bawah Bumi.
"Duh, ngga ketahan." Ucap Bumi.
BROTTT!
Alvian menutup hidungnya, Dion dan Kayden pun sama. Sedangkan Bumi merasa lega, seperti tidak terjadi apapun.
"Anjir, bau karbit." Ucap Dion.
"Mati lo setelah ini." Alvian kesal.
"Maaf, namanya kentut." Cengir Bumi.
"Udah buruan, gue mau mati keracunan kentut Lo." Kayden sudah turun di bawah.
Mereka memetik dengan cepat, lalu buru-buru pergi lompat pagar. Saat hendak berjalan menuju motor mereka, tiba-tiba anjing pemilik rumah menggonggong dan membuat mereka panik, takut ketahuan.
Guk Guk Guk
Grrrrrr
Guk Guk Guk
"Lari cok!!." Bumi ngacir duluan.
Mereka pun berlari tunggang langgang, anjing lucu yang ada dipinggir jalan ikutan lari karena terkejut. Mereka berlari dengan ngos-ngosan menuju tempat mereka memarkirkan motornya.
Mereka pun pulang kerumah, membawa mangga muda. Di rumah Aurora dan Soraya sudah memotong bengkoang, dondong, dan apel. Mereka sudah mencicipinya, Aurora merasa senang sekali.
Para pria pulang dengan ngos-ngosan. Mereka menyerahkan mangga hasil curian mereka dan meminum es jeruk hingga tandas.
"Woohhhhh cape banget cok." Ucap Bumi.
"Nggamau lagi deh gue." Ucap Alvian.
"Kenapa harus lari-lari sih, kan kita bayar." Ujar Kayden.
"Iya juga ya." Saut Dion.
Mereka terus saling menyalahkan dan ngakak dengan apa yang mereka alami hari ini. Soraya dan Aurora datang membawa Lutisan dan es jeruk yang sudah siap di santap.
"Tadaaa... seger nih." Ucap Soraya.
"Beuhh mantep, glowing." Ucap Bumi.
Aurora duduk di samping Alvian, sedangkan Soraya di samping Kayden. Mereka makan bersama, tidak memposting apapun di sosmed takut ada yang ngeh, jika mereka sedang menuruti ngidam Aurora.
"Ngomong-ngomong soal Yuni, tuh anak senyap aja akhir akhir ini. Tapi, firasat gue dia lagi rencanain sesuatu deh." Ucap Bumi.
"Galang juga diem, dia selalu hindarin kontak mata sama gue. Semoga aja mereka beneran sadar, cape banget gue ngurusin masalah mereka terus." Ucap Dion.
"Percaya Lo manusia kaya mereka berubah? manusia ngga berubah secepat itu bro." Ucap Kayden.
"Noh, buktinya Soraya berubah." Celetuk Bumi.
"Bukan berubah, tapi ini sifat Aslinya." Ucap Kayden.
"Kalo emang mereka rencanain sesuatu, menurut gue Lo harus hati-hati sih Al. Apalagi Aurora kan lagi hamil." Ucap Dion, menasihati.
"Terus data pemeriksaan Aurora di rumahsakit harus di hapus. Dokter sekarang gampang di suap, pokoknya Lo jangan sampe ninggalin jejak yang bisa jadi senjata mereka buat nyerang." Ucap Kayden, berpikir kritis.
"Bener Al, apalagi kalo sampe kabar kehamilan Aurora kesebar. Duh, meskipun udah klarifikasi kalo kalian udah nikah pun tetap banyak yang hujat pasti." Ucap Bumi.
"Gue bakal omongin ini ke Bokap gue." Ucap Alvian.
"Udah Segede ini, udah mau jadi Bokap masih ngandelin orangtua?! Stop Al, mulai lakukan semuanya sendiri. Lo ini calon Ayah, Lo harus lindungin keluarga Lo dengan tangan Lo sendiri." Ucap Kayden, dewasa.
"Lo tau sendiri gue ini Nepotisme, gue ngga punya duit selain dari orangtua gue. Mau gimana lagi." Ucap Alvian.
"Lo tolol apa gimana, kita semua juga Nepotisme kali. Itu lah pentingnya Lo cari koneksi, Lo ga punya kenalan yang bisa bantu masalah ini. Tapi, mungkin aja temen-temen Lo ini punya." Ucap Kayden, Loyal.
Dion, Bima dan Kayden menatap Alvian penuh otoritas. Mengatakan jika mereka, bisa diandalkan di situasi yang di perlukan.
"Gue... gue ngga biasa minta tolong, selama ini gue selalu hadepin semuanya sendirian. Ya gue cuma minta bantuan bokap." Lirih Alvian.
"Sekarang temen Lo kan beda Al, kita sama-sama konglomerat. Sama-sama nepotisme, inget kalo kita ini beda sama mereka." Ucap Kayden, tumben cerewet.
"Kalo gitu, gue mau minta tolong." Ucap Alvian, terlihat sungkan dan malu.
"Nah gitu dong, kita kan Sohib. Kebetulan Kakak gue punya kenalan yang bisa bantu Lo hapus jejak pemeriksaan Aurora." Ucap Dion.
"Tapi, gimana kalo Yuni udah dapetin duluan sebelum kita hapus." Soraya angkat bicara.
"Itu bisa ada terjadi, karena itu harus gerak cepat." Ucap Kayden.
Dion menelepone kakaknya, meminta tolong untuk menghapus data pemeriksaan Aurora sore ini. Lalu memastikan jika tidak ada siapapun yang tau tentang ini.
"Untuk sekarang beres, Pokoknya hati-hati aja buat Lo berdua mulai hari ini. Saran gue mending berangkat pake mobil, jaga-jaga siapa tau mereka mau nyerang kalian di jalan." Ucap Dion.
"Bener, pake mobil seenggaknya bisa nabrak mereka yang ngalangin jalan. Nggausah takut masuk polisi, Bokap gue pengacara." Ucap Kayden.
Hiks...
Aurora tiba-tiba menangis, Soraya yang disebelahnya terkejut. Berusaha menenangkan Aurora, Alvian mendekat mengira Aurora takut.
"Its oke, ngga akan ada apa-apa. Kita pasti menang kaya biasanya." Ucap Alvian.
"Iya, Ra. Tenang aja, kan ada kita yang bakal saling melindungi." Ucap Bumi.
"M-makasih ya... aku... aku seneng liat Alvian punya temen... temen yang bener-bener selalu ada buat dia. Kemarin... Justru temen nongkrong Alvian ikut mukulin, aku seneng liat Al punya temen yang bener-bener temen." Ucap Aurora dengan Isak tangisnya.
Dion, Bumi dan Kayden menatap Aurora terkejut. Mereka tidak menyangka, hanya hal seperti ini saja terkesan seperti hal yang luar biasa. Mereka tersenyum, senyum yang tulus dan berusahabat.
"Duh apa sih, kok sedih-sedih. Kita emang baru kenal sebentar, tapi semoga aja pertemanan kita sampe kita tua." Ucap Bumi.
"Kasih understand, people-people itu Bumi. Siapa regu Tulip." Ucap Soraya.
"HAHAHAHAHAHHAHAHA." Semuanya tergelak mendengar jokes Soraya.
"Fresh banget anjir jokesnya." Bumi terpingkal.
Setelah makan bersama, bercanda dan bermain. Soraya, Dion, Bumi dan Kayden pun pulang kerumah mereka.
Alvian dan Aurora masuk ke kamar, Aurora langsung terlelap begitu menyentuh kasur. Alvian hanya terkekeh, memilih mandi dulu sebelum ikut tidur.
Saat berbaring di samping Aurora, tangan Alvian mengelus perut Aurora dengan lembut. Senyum terukir di wajahnya, sungguh dia merasa senang.
"Halo... anak Papa, kamu lagi apa disana?." Gumam Alvian.
"Anjir Papa... lucu juga ya, hahahah." Batin Alvian.
lanjut thor ceritanya
di tunggu updatenya
tetapi mereka tau batasan & mau di bimbing...
lanjut thor ceritanya
di tunggu updatenya
lanjut thor ceritanya