NovelToon NovelToon
Sang Penakluk

Sang Penakluk

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Perperangan
Popularitas:66.5k
Nilai: 5
Nama Author: RantauL

Dunia Kultivator adalah dunia yang sangat Kejam dan Keras. Dimana yang kuat akan berkuasa dan yang lemah akan ditindas. Tidak ada belas kasihan, siapapun kamu jika kamu lemah maka hanya ada satu kata untukmu yaitu "Mati".

Dunia yang dipenuhi dengan Keserakahan dan Keputusasaan. Dewa, Iblis, Siluman, Monster, Manusia, dan ras-ras lainnya, semuanya bergantung pada kekuatan. Jika kamu tidak ingin mati maka jadilah yang "Terkuat".

Dunia yang dihuni oleh para Predator yang siap memangsa Buruannya. Tidak ada tempat untuk kabur, apalagi bersembunyi. Jika kamu mati, maka itu sudah menjadi takdirmu karena kamu "Lemah".

Rayzen, salah satu pangeran dari kekaisaran Awan putih, terlahir dengan kekosongan bakat. Hal itu tentunya membuat Ia tidak bisa berkultivasi. Ia dicap sebagai seorang sampah yang tidak layak untuk hidup. Banyak dari saudara-saudaranya yang ingin membunuhnya.

Tetapi tanpa diketahui oleh siapapun, Reyzen ternyata memiliki keberuntungan yang membawanya menuju puncak "Kekuatan".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RantauL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 32. Keganasan Para Pengawal

Keesokan harinya, Ray Zen dan para pengawal pribadinya telah bersiap untuk berangkat ke wilayah timur Kekaisaran. Dengan membawa perbekalan secukupnya, mereka berpamitan kepada Kaisar, para permaisuri, dan para petinggi Kekaisaran yang mengantar hingga gerbang utama. Tatapan Ray Zen tegas dan penuh tekad. Baginya misi ini adalah hal yang sangat menyenangkan.

“Aku akan menghancurkan bandit Serigala Darah itu Ayah,” ucapnya sebelum menunggang kuda dan memimpin rombongan keluar dari istana.

Perjalanan pun dimulai. Langit biru menyambut pagi itu, dan jalanan utama kekaisaran masih lengang. Hari pertama mereka tempuh dengan cukup lancar. Beberapa masalah kecil seperti jalanan yang licin akibat hujan malam sebelumnya, atau binatang buas seribu tahun yang datang menyerang tidak terlalu menghambat perjalanan mereka—Bear, sang pengawal berbadan besar, menyelesaikannya dengan mudah.

Bai Hu, yang bertanggung jawab atas navigasi, memberi tahu bahwa perjalanan ke kota utama di wilayah timur akan memakan waktu sekitar tiga hari berkuda. Mereka akan melewati dua kota kecil dan satu kota menengah sebelum tiba di wilayah utama tempat markas Serigala Darah.

Saat senja turun pada hari pertama, rombongan Ray Zen tiba di sebuah kota menengah bernama Sramm. Kota ini tampak tenang, meskipun terlihat adanya peningkatan penjagaan di gerbang. Rombongan Ray Zen pun segera mencari penginapan yang dapat mereka jadikan sebagai tempat bermalam.

Para penduduk kota banyak yang tidak senang dengan kehadiran Ray Zen dan para pengawalnya. Hal itu karena selama ini kota Sramm tidak pernah menerima tamu-tamu sembarangan. Mereka hanya akan menerima para bangsawan, petinggi kekaisaran, dan juga para kultivator kuat. Sementara Ray Zen dan para pengawalnya terlihat lemah dan miskin.

Tidak butuh waktu lama, Ray Zen dan rombongannya telah menemukan sebuah penginapan sederhana yang terletak di sudut kota. Ray Zen pun memesan enam kamar untuk mereka dan membayar sewa 10 koin perak per kamarnya.

Di dalam penginapan itu, Ray Zen duduk di depan perapian, membuka peta besar sambil mendengarkan laporan dari Bai Hu dan Han Yu, yang sebelumnya pernah mendapatkan informasi tentang situasi atau keadaan diwilayah timur Kekaisaran.

“Dari yang aku ketahui, wilayah timur Kekaisaran dipenuhi dengan banyaknya hutan dan rawa pangeran. Sulit untuk kita yang menggunakan kuda melewatinya. Hal itulah yang tentunya membuat gerombolan bandit Serigala Darah sangat diuntungkan. Mereka telah menguasai medan itu, dan mungkin saja telah memasang banyak jebakan untuk menangkap kita.” kata Bai Hu menjelaskan. Matanya menatap tajam pada peta yang ada di depannya.

“Selain itu kita juga tidak tahu seberapa banyak jumlah anggota bandit Serigala Darah dan seberapa kuat pemimpinnya.” tambah Han Yu.

“Itu sebabnya kita harus menghentikan mereka kakek Han,” jawab Ray Zen santai. “Besok pagi kita lanjutkan perjalanan. Tapi malam ini, kita harus tetap waspada. Karena bisa jadi diantara para penduduk kota ini terdapat anggota bandit Serigala Darah yang menyamar sebagai mata-mata.”

Dan benar saja, malam itu, saat Ray Zen hendak beristirahat di kamarnya, sekelompok orang berpakaian hitam dengan lambang serigala merah di dada—mencoba menyusup kedalam penginapan mereka.

Angin malam yang tadinya lembut kini berubah menjadi dingin dan mencekam, menyusup melewati celah-celah jendela seperti pertanda akan datangnya bahaya.

Merasakan hal itu, bukannya waspada, Ray Zen justru tetap melanjutkan tidurnya. Ia tidak peduli dengan kehadiran para bandit yang mengancam nyawanya.

Sepuluh orang anggota bandit Serigala Darah menyusup dari berbagai arah. Mereka datang seperti angin malam—diam, cepat, dan mematikan. Namun, mereka tidak tahu, jika malam ini mereka bukanlah pemburu melainkan mangsa.

...*****...

Di lorong atas, diantara kamar tamu penginapan lainya dan kamar Ray Zen, Bai Hu berdiri tegap, tangan kanannya sudah menggenggam pedang panjang bermata dua miliknya.

Dua penyusup muncul dari arah balkon.

Begitu kaki mereka menyentuh lantai kayu, Bai Hu bergerak. Cepat dan tanpa suara. Pedangnya membelah udara, membentuk lengkungan perak yang menyapu dada salah satu bandit. Darah menyembur, tubuh bandit itu terpotong menjadi dua bagian. Yang satunya melompat mundur, mengayunkan sepasang belati kearah Bai Hu.

Melihat serangan itu, Bai Hu hanya bergeser setengah langkah, lalu mengayunkan pedangnya ke atas.

Slaaak!

Pedang itu menembus rahang bawah lawannya, menancap sampai ke tengkorak. Dua lawan, dua tebasan. Kedua bandit berhasil Bai Hu kalahkan dengan mudah.

...*****...

Di balkon timur, dua penyusup mendarat tanpa suara. Tapi mereka tidak sendirian.

Trile telah menunggu disana. Tubuh mungilnya bersandar di kusen jendela, dua belati hitam berkilau keunguan di kedua tangannya. Mata tajamnya menatap tanpa emosi.

Bandit yang pertama maju menyerang, cepat. Tapi kalah cepat dengan Trile. Satu gerakan. Belati kiri milik Trile melesat, menancap ke tenggorokan musuh. Bandit yang kedua menyusul dari samping—Trile berputar, menghindar, lalu menancapkan belati kanan ke rusuk lawannya.

Hening. Darah mengucur dari dua tubuh bandit yang roboh. Trile menghela napas kecil.

“Hanya dua ekor lalat.”

...*****...

Di dapur gelap penginapan, yang hanya disinari tungku mati, dua penyusup mengendap pelan. Tapi Han Yu sudah duduk di sudut ruangan, seolah menunggu mereka dengan sabar.

“Anak-anak... belum cukup tua untuk bermain api,” gumamnya. Kakinya menghentak tanah.

Fwhoooos!

Lidah-lidah api menyembur dari lantai, mengepung kedua bandit. Satu dari mereka mencoba melompat, tapi Han Yu mengayunkan tangannya dan melepaskan semburan api ke tubuh bandit itu, membuat tubuhnya langsung terbakar dalam jeritan.

Yang satunya mencoba melawan dengan melemparkan belati, tapi Han Yu meniupkan bola api dari mulutnya, membakar belati itu di udara lalu menembus dada si penyerang.

Kedua tubuh bandit itu terbakar perlahan di antara nyala api milik Han Yu.

Han Yu pun kembali duduk ditempatnya.

...*****...

Di koridor bawah, dua penyusup datang dari pintu samping. Tiger berdiri di sana, bersandar di dinding. Ia tidak membawa senjata. Ia hanya menunduk dan mengikat rambutnya pelan.

Bandit pertama menyerang tanpa aba-aba, mengayunkan pedang besar. Tiger mengangkat tangan—menangkap pedang itu di tengah udara. Mata penyusup itu membelalak. Tiger menarik tangan, memutar tubuh lawannya, lalu menekuk siku ke belakang hingga terdengar bunyi patah.

Bandit kedua mencoba menusuk dari belakang, tapi Tiger membungkuk, memutar tubuh, lalu menyapu kaki musuhnya. Satu hantaman ke leher, yang membuatnya patah seketika.

Sunyi kembali. Tiger menepuk celananya, membetulkan pakaiannya, lalu berjalan tanpa berkata apa pun.

...*****...

Di halaman depan, dua penyusup terakhir mendarat dengan ringan. Mereka mengacungkan tombak pendek dan rantai.

Bear, si badan besar dengan tinggi dua meter, berdiri didepan pintu utama penginapan. Wajahnya datar, tangannya yang besar terkepal sempurna.

“Mau coba lewat sini?” tanyanya sambil melangkah maju.

Salah satu bandit melempar rantai ke arah kaki Bear. Tapi Bear menangkapnya di udara, lalu menyentaknya keras hingga si bandit terlempar ke dinding. Ia mencoba bangkit, tapi sudah dihantam tamparan keras Bear di wajahnya, membuat wajahnya remuk tak berbentuk. Yang satunya menyerang dengan tombak, menusuk ke arah dada Bear.

Bear menerimanya—tombak itu hanya menancap sedikit, tertahan oleh otot dadanya yang kuat. Senyum kecil menyeringai di wajah Bear. “Sekarang giliranku.”

Tinju besar Bear menghantam dari atas, menghancurkan kepala si bandit ke tanah. Bunyi retakan menggema ke seluruh halaman.

...*****...

Didalam kamarnya, Ray Zen membuka sedikit mata. Ia mendengar suara benturan. Jeritan singkat. Dentingan logam. Namun, ia hanya bergumam pelan, “Hanya beberapa semut kecil.” Lalu ia memutar badan, menarik selimut, dan kembali tertidur.

Malam itu benar-benar menjadi malam yang sial bagi anggota bandit Serigala Darah.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
fauzi ezi
mantap
Zulkifli Zul Dsr
semangat terus tor penasaran ni perjalanan pengeran yg akan semakin menarik.kok pangeran nya gak pernah berkultifasi tor boleh tanya kekuatan pangeran nya dah sampai mana.apa ajaranah nya setelah terus agung
Christian Matthew Pratama
1/Rose/1vote
Lintang Putri
lanjutkan...
q suka ceritanya
Rahman: mampir kak, judulnya Iblis penyerap darah, mungkin saja suka🙏
total 1 replies
Agus Rose
99% novel kultivator bila si MC baru keluar mengembara pasti ketika menolong orang entah dirampok dll tidak jauh yg dtolong pasti perempuan cantik muda tidak pernah menolong laki2 !
🤣😜😜🤣😜
sungguh tidak ada ide yang lain😜😜😜
teguh andriyanto: Hayuk Thor mumpung weekend, tambahin LG donk👍
total 2 replies
teguh andriyanto
nyicil 2 mawar buat 2 chapter ya Thor.
RantauL: Diam" Aj Cesss...😄
total 1 replies
pipitjfa
raii gak gitu juga hehhh
pipitjfa
suer demi menjaga perasaannya?
pipitjfa
what? gak setia banget
pipitjfa
banyak yaa istrinya
pipitjfa
nah iya ray, mereka hanya pintar untuk mencari kekuatan tetapi tidak dengan otak yang cerdas
Christian Matthew Pratama
/Coffee/kopi
Zul Fiandi
yang banyak tor penasan ni ama cerita nya
Bilall
up
Christian Matthew Pratama
mulai pelit updatenya🤭
Teguh
Gas thor…. Lagi panas2 nya si mc… lanjut thor… nyicil mawar 5dl ya
teguh andriyanto
cakep Thor... LG panas2 nya ini.. gasskeun Thor.. nyicil mawar 5 dl ya...
Roni Sakroni
lanjutkan ceritanya thor
teguh andriyanto
Thor, penulisan kata2 nya bagus, alur tidak simpang siur . MC berkarakter dan OP. yakin baru nulis satu cerita ini Thor?
Roni Sakroni
keluarga Kerajaan yang bahagia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!