PROLOG
Seorang gadis yang hidup didesa dengan kedua orang tuanya, menjalani kehidupan yang sangat sederhana, namun penuh dengan kasih sayang.
Meski hidup dengan kekurangan, namun mereka tak pernah mengeluh dan berputus asa.
Hingga pada akhirnya gadis itu bertemu dengan jodohnya dan mengubah kehidupannya dan ke dua orang tua nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lina sari katriati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Jam sudah menunjukkan pukul 5.30 sore, waktu maghribpun akan segera tiba.
Bu siti menghampiri kamar Sari untuk membangunkannya. Sengaja bu Siti tidak membangunkannya dari tadi karna tak tega membangunkan Sari yang terlihat kecapekan.
"Sari, bangun nak, udah mau maghrib, buruan mandi gih, terus kita sholat berjamaah!" kata bu Siti seraya mengelus kepala putrinya.
"Iya bu" kata Sari mengeliatkan tubuhnya.
"Ibu tunggu di depan ya" kata bu Siti.
"he em..." kata Sari seraya menutup mulutnya yang menguap.
Setelah selesai mandi, Sari segera menunaikan ibadah sholat maghrib bersama dengan orang tua nya.
Salah satu yang paling dirindukan oleh Sari adalah sholat berjamaah dengan bapak dan ibunya. Karna kalau di tempat kerja Sari lebih sering sholat sendiri, dan itu membuatnya selalu rindu untuk pulang.
Selesai Sholat maghrib, Sari dan keluarganya bersiap untuk makan malam.
Sari membantu ibunya menyiapkan makanan. Hari ini bu Siti memasak Tumis kangkung kesukaan Sari,dan ikan asin.
Hanya itu lauk untuk mereka makan, lauk sederhana tapi kenikmatan yang luar biasa bagi keluarga Sari.
"Wahh, ibu masak kangkung yaa, Sari kangen banget sama masakan ibu" seru Sari yang langsung mengambil nasi di piringnya.
"Makan yang banyak Sar, ibu masak kangkungnya banyak lho, dibelakang masih ada!" kata bu Siti.
"Pelan pelan Sar makannya, gak baik makan seperti itu!" kata pak Pardi yang melihat Sari makan terlalu lahap.
"hehe....Maaf pak, Sari lapar banget soalnya, dari tadi pagi belum makan" kata Sari yang masih mengunyah makanannya.
"Ya Allah Sar, kenapa kamu gak bilang kalau dari pagi tadi kamu belum makan!" Resah bu Siti.
"Gak apa apa bu, Sari sendiri juga lupa kalau Sari belum makan dari pagi. Mungkin terlalu seneng kali bisa ketemu sama bapak dan ibu!" ucap Sari tersenyum.
" Kamu ini Sar, untung kamu gak sakit!" Kata Pak Pardi.
"Tenang pak, Sari kuat kok orangnya, hehe..Oh ya pak buk, ngomongin soal kangkung. waktu Sari masakin tumis kangkung untuk majikan Sari, mereka suka banget sama masakan Sari, katanya enaaaakk banget" seru Sari seraya mengangkat ibu jari tangannya.
"Alhamdulillah, anak gadis ibu ini memang pinter masak!" kata bu Siti bangga.
"Kan Sari belajar masaknya juga dari ibu..jadi pinternya juga dari ibu!" ucap Sari.
Mereka kemudian melanjutkan makan malamnya sampai selesai,tanpa ada perbincangan lagi.
Setelah selesai makan Sari dan kedua orang tuanya masih berada di ruang tengah.
Sari mengambil amplop di kamarnya dan kembali menyerahkannya kepada ibunya.
"Ini bu,coba ibu buka!" kata Sari seraya menyerahkan amplop coklat kepada ibunya.
"Kenapa ibu yang membukanya Sar, kan ini uang kamu, jadi yang lebih berhak membukanya itu kamu bukan ibu!" ucap bu Siti.
"Gak apa apa bu, uang ini sudah aku kasih buat ibu dan bapak, jadi ibu berhak membukanya!" kata Sari.
"Buka saja bu, biar Sari juga lega" sela pak Pardi.
Kemudian bu Siti membuka amplopnya, Mereka semua terkejut melihat isi dari amplop tersebut, Uang 100 ribuan yang begitu banyak.
"Ya Allah Sar, ini uangnya banyak sekali. Apa benaf ini gaji kamu?" tanya bu Siti tak percaya.
"Bener kok bu itu gaji Siti yang langsung dikasih dari majikan Sari.. coba ibu hitung!" kata Sari.
Bu Siti kemudian menghitung uang itu pelan pelan, tangannya sedikit bergetar karna baru pertama kali ini bu Siti memegang uang sebanyak itu.
"Jumlahnya 6 juta Sar, Masyaallah gaji kamu besar sekali nak!" kata bu Siti terharu.
"Iya bu, Alhamdulillah... majikan Sari sangat baik bu" kata Sari.
"Allah memang maha baik Sar, Allah mendengar doa doa kita!" Sela pak Pardi.
"Iya pak... Uangnya ibu simpen aja yaa, dan nanti Sari minta tolong ibu kembaliin uangnya bu Indah yang Sari pinjem kemarin!" kata Sari.
"Iya nanti ibu kesana. Lalu ini sisanya kamu aja Sar yang bawa!" kata bu Siti.
"Tidak usah bu, nanti kalau Sari butuh apa apa Sari tinggal minta sama ibu.
Oh iya bu, nanti Sisa uangnya kita pergi ke toko hp, kita beli hp buat bapak dan ibu, jadi kalau sewaktu waktu Sari kangen bisa telvonan sama bapak dan ibu" kata Sari dengan wajah bahagia.
"Kamu sendiri gimana nak, kamu kan juga gak punya hp, masak mau beliin kita hp.. harusnya kamu yang beli" kata pak Pardi.
"Kalau Sari belinya belakangan saja pak, nanti Sari bisa pinjem dulu sama temen kerja Sari. Yang terpenting Bapak sama ibu harus punya Hp dulu, biar gampang kasih tau kabar" jelas Sari.
"Iya udah,terserah kamu saja nak, kami nurut yang penting kamu bahagia" kata Bu Siti.
Pak pardi dan bu Siti merasa sangat bahagia dan bangga kepada Sari.
Begitu baik dan selalu berbakti kepada kedua orang tuanya. Sari selalu mengutamakan kebahagiaan kedua orang tuanya terlebih dahulu dari pada kebahagiaannya, karna baginya bahagianya orang tua adalah bahagianya pula.
Saripun juga merasakan hal yang sama, dia sangat bahagia bisa memberikan gaji pertama kepada orang tuanya meskipun setengahnya untuk membayar hutang. Tapi setidaknya masih ada sisa untuk orang tuanya. Rasa syukur yang teramat sangat mereka panjatkan kepada Allah SWT, karna tanpa bantuanNya semua tidak akan terjadi.
Mereka masih mengobrol dan bercanda tawa bersama, melepaskan rindu satu sama lain setelah satu bulan tidak bertemu..
...HAI KAKAK KAKAKKU SEMUANYA, TERIMAKASIH YANG SEBESAR BESARNYA KARENA SUDAH MENDUKUNG KARYA SAYA....
TETAP BERIKAN DUKUNGAN,KRITIK DAN SARAN KALIAN YAA...KARNA ITU BISA MEMBUAT SAYA MEMPERBAIKI KESALAHAN DALAM PEMBUATAN NOVEL SAYA..
TERIMAKASIH😊🙏
