NovelToon NovelToon
Misteri Kematian Warga Desa

Misteri Kematian Warga Desa

Status: tamat
Genre:Horor / Misteri / Tamat
Popularitas:40.7k
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

langsung baca saja, di jamin pasti bikin tegang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

perjuangan ayunina

Kini ayunina mengetahui maksud dari yang mbah rasimah ucapkan, dia tidak bisa ikut serta sebab tubuhnya yang sangat renta. Bahkan untuk menoleh saja dia kesulitan.

"Pergilah! Jangan buang buang waktu, masih banyak hal yang ingin aku sampaikan kepadamu, tetapi tidak sekarang. Bapakmu membutuhkanmu. Setelah itu kembalilah kemari!" Ucap mbah rasimah, ayunina mengangguk dia berjalan bangkit dan berjalan keluar kamar.

Setibanya di ambang pintu, ayunina masih melihat kebelakang. Tak tega melihat kondisi mbah rasimah yang sudah sangat tua. Tetapi ayunina sendiri harus segera pergi untuk mencari obat yang di maksud.

"Tunggu!" Ucap mbah rasimah menghentikan dyah.

"Ada apa mbah?" Ayunina segera berbalik dan berlari kecil kembali ke dalam kamar mbah rasimah.

"Pakailah selendang hitam itu, agar para warga tak memindai wajahmu. Selendang itu juga akan membantu kamu melawan jin, di tepi gunung sana!" Ucapnya lembut. Tanganya tak bisa menunjuk tetapi manik mata mbah rasimah yang menunjuk.

Ayunina mengikuti arah tatapan mbah rasimah, sampai akhirnya ia mendapati selendang hitam yang tegantung di belakang lemari.

Dengan cekatan, ayunina meraih selendang itu. Lalu mencium punggung tangan mbah rasimah, dan berlalu keluar.

Suasana desa wanara masih sepi, tapi tak menutup kemungkinan ada warga yang melihat ia keluar dari rumah mbah rasimah. Itu sebabnya ayunina segera memakai selendang yang di berikan mbah rasimah.

Ayunina berjalan tergesa gesa, menuju gunung yang mbah rasimah maksud. Meski hatinya tak seberapa berani, karena ini untuk pertama kalinya dia menjelajah. Ayunina berusaha untuk kuat, mengingat kondisi bapaknya yang membutuhkan pertolongan.

Sebenarnya dia juga tidak memgetahui jalan yang benar menuju gunung itu. Hanya berbekal penglihatan saja, dia nekad menerobos kebun dan semak belukar untuk sampai di kebun itu.

"Tepi gunung? Artinya di bawah bukan? Kalau begitu tinggal lurus saja. Sebentar lagi juga sampai." Gumam ayunina begitu yakinnya.

Langkahnya ia percepat, demi segera sampai di kaki gunung depan sana. Tak perduli jurang, tebing, tanah liat yang licin ayunina arungi dengan hati yang begitu teguh.

Beberapa kali ia terjatuh kala mendapati jalanan yang kurang bagus. Tetapi ia kembali bangkit dan berdiri tegak.

"Bapak, ayunina janji ayunina janji pasti akan menyelamatkan bapak dan ayunina janji ayu bakal pulang dengan membawa obat untuk bapak!" Gumamnya penuh dengan keyakinan.

Sesekali dia akan beristirahat di bawah pohon rindang, memakan lauk yang di berikan seadanya oleh ibunya seperti singkong, jagung, dan buah-buahan. Meski tidak banyak tetapi cukup untuk ia makan sampai nanti malam.

***

Di tempat lain dyah sibuk mondar mandir, memikirkan keadaan anaknya yang tak kunjung kembali.

Matahari sudah hampir tenggelam tetapi ayunina belum juga sampai di tempat tujuannya.

"Mas rizky sebentar lagi bangun! Bagaimana kalau dia menanyakan keberadaan ayunina? Apa yang akan aku beri alasan." Gumam dyah yang cemas tak tahu harus berbuat apa pada saat ini, apalagi jarak dari desa ke tengah hutan sangat jauh.

***

Sementara itu, di pinggir sungai ayunina sibuk mencuci wajahnya. Mencoba menghilangkan kantuk dan lelah yang mendera tubuhnya.

Dia harus segera kembali berjalan, mengingat malam sebentar lagi kembali akan tiba. Gelap akan menjadi teman untuknya.

"Aku sudah sampai di kaki gunung, tapi kenapa aku masih belum bisa melihat bunga yang di maksud mbah rasimah? Di mana ya?" Tanya ayunina dalam hati, saat ia sudah sampai di kaki gunung.

Mata ayunina mengedar ke area sekitar, mencari cari bunga cilapang kuning. Gunung ini tak seberapa besar, tapi untuk mendaki ke atas di penuhi dengan bebatuan yang berlumut.

Tak banyak pohon di bawah kaki gunung ini, hal itu sedikit mempermudah ayunina mencari bunga cilapang kuning itu.

Ayunina mengitari kaki gunung, dengan mata yang terus mengedar area sekitar. Hingga langit mulai menggelap ayunina belum juga mendapatkannya.

"Ya allah, apa aku harus mengitari kaki gunung? Bisa bisa seminggu aku baru selesai!" gerutu ayunina yang mulai kelelahan.

Dia duduk di bawah dengan derian keringat yang membasahi tubuhnya. Matanya tampak sekali kelelahan tetapi dia masih mencoba untuk mencari lagi.

Hingga ketika dia mendongak, mencoba memutar kepalanya yang pegal, tiba tiba manik mata ayunina menangkap sesuatu.

Segerombolan bunga berwarna kuning terang, mirip dengan bunga mawar. Hanya saja daunnya lebih besar. Bertengger cantik berjarak sekitar lima meter dari kaki gunung. Posisinya tubuh di antara bebatuan yang lumayan menjorok ke dalam.

"Nah, itu bunganya! Ya ampun akhirnya!" Teriak ayunina kegirangan, matanya tampak sekali berbinar.

Tanpa pikir panjang dia segera bangkit dan mencoba untuk mendaki. Meski medan yang di tempuh lumayan sulit, karena tumpukan bebatuan yang tak berbentuk, tetapi tak membuat nyali ayunina menciut.

Tebing gunung ini juga begitu curam, sehingga salah langkah sedikit saja, sudah di pastikan ayunina tergelincir ke bawah.

Naasnya saat itu hujan turun begitu derasnya, membuat ayunina berhenti beberapa detik, dengan mulut yang menganga.

Ingin marah tapi sepertinya itu percuma. Dia segera memutar otak untuk mencari jalan yang tak banyak terdapat bebatuan. Karena dalam kondisi basah akan sangat sulit mendaki di tumpukan bebatuan seperti ini.

"Aaaaarrrggg!" Beberapa kali ayunina hampir terpeleset, karena tanah yang di tutupi batu ini sangat sulit menyatu dengan kaki. Tetapi untungnya tangan ayunina begitu cekatan mencari pegangan. Terdapat banyak akar yang tersebar di sana, entah akar dari mana.

Dalam kondisi gelap dan basah kuyup, ayunina berusaha meraih bunga itu. Jaraknya kini tak jauh, tetapi kondisi pijakan ayunina sangat menghawatirkan.

"Eeerrgghhh!" Ayunina berusaha meraih batang pohon bunga itu, tetapi sangat sulit.

Tak memiliki pilihan lain, ayunina memutuskan untuk sedikit memanjat lagi. Karena ia melihat ada batu yang bisa dia jadikan pijakan di sebelahnya.

"Bismillah!" Ayunina mengambil langkah mengerikan. Di bawah sana tampak sekali suasana gelap tertutup derasnya hujan.

Setelah berhasil mendaki sedikit, ayunina kembali mencoba meraih tangkai bunga cilapang kuning itu.

"Aaarrrgghhh! Akhirnya berhasil!" Ucap ayunina yang begitu senangnya. Ia benar benar telah melupakan perihnya goresan batu dan dinginnya air hujan. Yang ada di matanya adalah obat untuk bapaknya.

"senang? Permainan baru dimulai ihihihihi!" Ayunina tersentak menatap ke atah samping, terlihat sosok berbungkus kain putih, dengan tali di bagian atas kepalanya dan wajah melupas kehitaman, menatap ke arah ayunina dengan mata putih polosnya.

Ayunina terkejut hingga ia secara refleks melepaskan peganganya, ayunina tergelincir kebawah.

1
Lim Febri
Bagus banget ceritanya thor 🥰
Yuliana Tunru
ada apalagi sih bikin kawatir x
Tini Nurhenti
sekte sesat tuh
Tini Nurhenti
/Curse//Determined/
Tini Nurhenti
berasa lari marathon ngo ngosan thor /Facepalm/
Tini Nurhenti
rizky gentlemen bgt /Determined/
MiLa Rossa
Luar biasa
Tini Nurhenti
blm dpt kemistri jdi blm komen kk /Shhh/
FiaNasa
apakah Lisa punya kembaran ya
FiaNasa
masak iya itu Dyah yg menggendong nenek Saroh,,la trus yg didapur Dyah yg mana nih
FiaNasa
mungkin emang Dyah pelakunya tapi secara tidak sadar,,mungkin kerasukan dia
FiaNasa
masak iya Dyah pelakunya sih
FiaNasa
lagian Dyah nya sih bego pake senyum segala,,udah tau warga gak suka ngapain juga datang
FiaNasa
pada gak.punya otak mereka main hakim sendiri tanpa.bukti
FiaNasa
apakah pelakunya Dyah ya
FiaNasa
mampir ah kesini ,seru keknya
gaby
Novelnya bagus bgt. Yg komen sdikit mungkin karena ga dpt respon dr othornya makanya pada males komen. Biasamya kalo othor yg followernya bny, rajin bales komen pembaca, atau minimal ngelike komen para pembaca, sehingga pembaca merasa di hargai
bedul: siap, makasih masukannya.
gaby: Oke ka, minimal ngelike balik pembaca yg komen kalo bingung mau bales apa. Soalnya penulis2 yg dah senior aq perhatiin mreka menyempatkan balas komen walau ga smuanya, minimal dia ngelike balik. Padahal yg komen mencapai ratusan, tp dia bales 6 atau 7komen. Sisanya dia like balik doang. Aq sih cm sekedar masukan aja, biar makin bny yg komen di novel kaka, ga cuma pada nge like pembacanya
total 3 replies
Ulfayanty Syamsu Rajalia
ayu jg terlalu cengeng sih mudah banget lulu sama pandega
Yuliana Tunru
tolak z ayu toh klga da pandega yg tak jelas sifat x malah bikin sengsara aplg klo mmg kau disispkan sebagai tumbal klga mrk lbh bsik pulang dan coba cati ortu mu
Akbar Aulia
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!