NovelToon NovelToon
Majikanku Ayah Anakku

Majikanku Ayah Anakku

Status: tamat
Genre:Keluarga
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: el nurmala

Alby dan Putri adalah dua remaja yang tumbuh bersama. Kedua orang tua mereka yang cukup dekat, membuat kedua anak mereka juga bersahabat.

Tidak hanya persahabatan, bahkan indahnya mahligai pernikahan juga sempat mereka rasakan. Namun karena ada kesalahpahaman, keduanya memutuskan untuk berpisah.

Bagaimana jika pasangan itu dipertemukan lagi dalam keadaan yang berbeda. Apakah Alby yang kini seorang Dokter masih mencintai Putri yang menjadi ART-nya?

Kesalahpahaman apa yang membuat mereka sampai memutuskan untuk berpisah?

Simak cerita selengkapnya ya...
Happy reading.

------------
Cerita ini hanya fiksi. Jika ada nama, tempat, atau kejadian yang sama, itu hanya kebetulan semata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el nurmala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ide konyol (bagian 1)

Happy reading...

Heningnya malam tak lantas membuat kedua mata Bu Rita bisa terpejam begitu saja. Sosok Siska yang dilihatnya pagi tadi, seharian ini mengganggu pikiran Bu Rita.

Kekehan kecil dari balik selimut dibelakngnya membuat Bu Rita tertegun. Tak lama senyum tipis tersungging mendengar bisikan Alfi di ponsel Putri, ibunya.

📱 "Kenapa pelan sekali?"

📱 "Mama sama Nenek sudah tidur, Om."

📱 "Kamu mau tidur sekarang?"

📱 "Belum ngantuk, sebentar lagi."

📱 "Hari ini kamu ngapain aja?"

📱 "Tadi pagi main bola sama teman-teman. Siang main gambar. Sorenya ngaji di mushola."

📱 "Kalau Mama?"

📱 "Mama ada di rumah, nonton, nyuci, nyetrika. Om Ganteng kok belum tidur? Malam mingguan ya?"

📱 "Iya. Om kan lagi malam mingguan sama kamu."

Lagi-lagi kekehan kecil terdengar dari balik selimut. Alfi membetulkan selimutnya karena lama-lama kelamaan anak itu merasa pengap.

📱 "Besok mau ngapain?"

📱 "Main sama teman-teman."

📱 "Main terus, kapan belajarnya?"

📱 "Kalo ada PR, Om." Alfi terkekeh sambil membungkam mulutnya.

📱 "Mau ke tempat bermain lagi? Besok Om libur."

📱 "Nggak bisa, Om. Mama ada di rumah."

📱 "Oh iya, ya."

Suara batuk neneknya mengagetkan Alfi. Anak itu terdiam, khawatir sang nenek mendengar apa yang ia ucapkan.

📱 "Hallo, Al?"

📱 "Om. udah dulu ya. Alfi takut Nenek bangun."

📱 "Iya. Kamu tidur yang nyenyak ya. Jangan lupa berdo'a. Mimpi indah, Jagoan."

📱 "Dah, Om Ganteng. Selamat malam."

Alfi menyunggingkan senyumnya, kemudian meletakkan ponsel di samping ibunya. Ia merasa bahagia karena baru kali ini ada orang yang sangat perhatian padanya. Tentunya selain Mama dan Neneknya.

***

Keesokan harinya, Pak Sanjaya dan Bu Siska sudah bersiap akan kembali lagi ke desa. Mereka sudah mengurus semua keperluan yang menyangkut kuliah putra bungsunya.

"Rif, jangan macam-macam di sini ya!" pesan Pak Sanjaya.

"Iya, jangan bikin malu keluarga. Bergaul dengan yang baik-baik aja. Jangan dengan yang aneh-aneh." Bu Siska menimpalinya.

"Yang aneh itu seperti apa sih, Bu?" tanya Arif malas.

"Ya itu, yang suka keluar malam. Mabuk-mabukan, pokoknya jangan!" Sahutnya.

"Ya nggak bakalan, Bu. Tapi kalau punya pacar boleh kan?"

"Nggak. Kalau udah kerja baru boleh," delik ibunya.

"Jomblo dong." Alby tergelak menertawakan adiknya.

"Biarin, joker gitu lho."

"Joker?" Alby mengernyitkan dahinya.

"Jomblo keren, Kak! Gimana sih, gitu aja nggak tahu." Deliknya.

"Mana ada jomblo keren. Yang ada jomblo ngenes. Kalau keren nggak bakalan jomblo," kelakar Alby.

Arif menekuk wajahnya, membuat Alby puas menertawakan dirinya. Tidak lama kemudian dua mobil berhenti di depan rumah Alby. Siska terlihat senang menyambut Ira dan juga calon besannya.

Ira dan juga Erni membarikan buah tangan untuk dibawa Siska. Setelah mengobrol agak lama, Sanjaya dan istri pun pamit pada semuanya.

"Salam buat Intan ya, Mbak."

"Iya. Hati-hati di jalan," sahut Erni.

Sanjaya memutar kemudi mobilnya. Lambaian tangan dari teras Alby menyertai kepergian mereka.

"Putri kok belum masuk kerja sih, Al? Tidak ada tanggung jawabnya sama sekali. Masa iya kepentingan keluarga kok lama. Jangan-jangan dia kabur, udah dapat kerjaan di tempat lain." Tuduhnya.

"Nggak kok, Tan. Besok juga dia masuk kerja lagi," sahut Alby.

"Putri? Putri siapa, Tante?" tanya Arif heran.

"Pembantu di sini. Sejak hari kedatangan kalian dia nggak kerja. Eh, setelah orang tua kalian pulang, dia masuk lagi. Enak banget, saat dibutuhkan justru nggak ada." Deliknya.

"Kebetulan mungkin, Mbak," ujar Bu Erni.

Ira mendengus kesal, pasalnya ia berharap banyak pada Putri. Menurutnya Putri wanita baik yang bertanggung jawab pada pekerjaannya. Namun ternyata, wanita itu tidak bisa diandalkan.

Putri? Apa kebetuan namanya sama dengan Mbak Putri? batin Arif.

Alby menatap Arif yang terlihat bingung. Mungkin karena mendengar nama Putri disebut oleh Tante Ira.

Duh, gimana ini? Arif bakalan tahu kalau Putri kerja di sini. Tapi nggak mungkin juga kan kalau dia sama Putri kucing-kucingan. Si Arif bisa jaga rahasia nggak ya? batin Alby bermonolog.

"Al, Tante pulang dulu ya. Rif, main ke rumah tante. Besok sudah mulai kuliahnya?"

"Iya, Tante. Kapan-kapan, sekalian minta makan." Candanya.

"Boleh banget. Datang aja ya. Hati-hati kalau bawa motor jangan ngebut," ujar Tante Ira.

"Siap, Tan."

Setelah semua pergi, tinggal Alby dan Arif di rumah tersebut. Keduanya sibuk dengan ponsel mereka.

Arif tersenyum menatap potret anak-anak yang jadi teman barunya. Canda tawa mereka membuatnya rindu masa-masa di desa bersama teman-temannya. Sore ini mereka berencana main bola bersama lagi. Sambil menunggu saat itu tiba, Arif berencana membeli beberapa keperluannya di mall terdekat.

"Kak, Arif pergi sebentar ya. Mau beli keperluan besok. Di mall XX ada toko buku kan?"

"Ada. Bioskop juga ada. Tempat nongkong juga," sahut Alby.

"Arif cuma mau beli buku."

"Mau nongkrong sekedar ngopi juga boleh. Sekalian cuci mata," saran Alby.

Arif menatap heran pada kakaknya. Ternyata Alby tidak sekaku yang ia kira.

"Oke, kita lihat aja nanti. Kalau suasananya asik, mungkin Arif akan nongkrong di sana." Sahutnya.

Arif berlalu ke kamarnya. Mengambil jaket, kunci motor dan juga dompetnya. Sementara itu Alby cepat-cepat mengirim pesan pada Putri. Memintanya datang karena sudah sangat lama wanita itu ia rindukan.

"Arif pergi ya, Kak." Pamitnya.

"Iya. Yang lama ya di sananya," sahut Alby dengan tatapan masih terarah pada layar ponselnya.

Arif merasa semakin heran, namun ia tidak mau ambil pusing dengan sikap kakaknya tersebut.

***

Sesampainya di mall XX, Arif memarkirkan motornya dan langsung mencari toko buku yang menjadi tujuannya. Pria muda itu berjalan diantara lalu lalang orang-orang. Ia berdecak kagum karena baru kali ini ia menginjakkan kaki di sebuah mall.

"Wah, kalau ke sini mesti bawa uang banyak. Pasti mahal-mahal," gumam Arif sambil memperhatikan deretan toko-toko dengan brand yang sering ia lihat di televisi.

Setelah dua lantai ia lalui dengan eskalator, akhirnya Arif menemukan tempat ia cari. Tanpa pikir panjang, ia masuk dan berjalan diantara rak buku.

Tanpa terasa, cukup lama ia di sana. Beberapa buku sudah dibelinya.

"Hmm, sepertinya boleh juga saran Kak Alby. Nongkrong bentar ah." Ujarnya pelan.

Langkah besarnya menuju salah satu kedai kopi yang cukup ternama. Namun saat ia ditawari beberapa jenis kopi, Arif justru hanya diam mendengarkan. Setelah menentukan pilihan, Arif membayar dan memilih untuk menikmatinya di salah satu meja yang ada di sana.

"Hmm, kopi begini aja kok mahal. Kalau di warung Mbok Ikah palingan cuma lima ribu." Gerutunya pelan sambil memperhatikan dengan seksama kopinya.

"Mmm, pantesan mahal. Ternyata memang enak banget." Ujarnya lagi sambil terkekeh pelan seperti sedang menertawakan dirinya sendiri.

Sementara itu di rumah Alby...

"Apa! Jadi kemarin Pak Sanjaya sama Bu Siska datang ke sini?" pekik Putri.

"Iya. Dan sekarang Arif juga tinggal di sini."

"Oh. Terus kita harus bagaimana? Kalau Non Intan sampai tahu, jadi berabe kan?" ujar Putri pelan.

"Bukan karena itu aku membicarakan ini sama kamu, Put."

"Atau begini saja, kita pura-pura nggak saling kenal. Gimana? Kan sudah sepuluh tahun, Al. Anggap saja kamu lupa sama aku. Atau kamu jutek sama aku karena aku ini sekarang jadi pembantu kamu, Al. Hmm?"

Alby menyeringai mendengar ide konyol Putri.

"Dasar korban sinetron," delik Alby.

"Kalau nggak gitu, gimana dong?"

Alby menghela nafasnya. Ia juga bingung harus menyampaikan apa pada Arif tentang situasi mereka. Belum lagi deretan pertanyaan tentang Alfi yang beberapa hari ini nemenuhi pikirannya.

1
💃🏻
Noval lbh manly cocok karakter alby
💃🏻
Jijik bgt kelakuan intan, dokter dg kode etiknya tp etikanya minus/Puke/
Safa Almira
bagus
Mesri Sihaloho
bagus sih jujur aja pada Alfi
Mesri Sihaloho
pasti si Noval,,pak dokter terlalu lambat masa tidak mau cari i formasi tentang putri..lamban kau pak dokter
rahma hartati
Cerita Bodoh Bin Tolol Lihat si Putri ini..
Boleh tdk tamat sekolah tp Jangan Mau di Goblokin Lelaki.. Apa lg Mantan Suami yg Gak Jelasa Statusnya.
Di katakan Mantan Suami, Nikahnya masih Nikah Sirih, bukan Nikah Syah Secara Hukum Negara.
Oh Putri Goblok, Mudah x memaafkan..
Rika
bagus
Maura
👍🙏
Pras Tiyo
Luar biasa
bunda DF 💞
sika bgt sm ceritanya. 😍😍😍
Maizaton Othman
Cerita rakyat,kisah kehidupan yg nyata,nama &watak yg sesuai,alur cerita bersahaja,santai,konflik sederhana dan masuk akal,tahniah.
Nanik Lestyawati
keren
Irra Ajahh
wahhhhh,,, sos sweet bngt
aku suka cerita nya gx bertele2 terus bisa saling memafkan
sukses buat author nya,,, semangatt
Irra Ajahh
cerita ny bagus
Julia Juliawati
bagus ceritanya ka
Atika Darmawati
ya ampun gak tau si Alfi... papa nya lg kejar setoran pompa trssss...
MASTER Rexo1Ming
hai
Atika Darmawati
ok
Sri Wahyuni
bagus ceritanya
Novaz Yanti
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!