NovelToon NovelToon
Business Marriage

Business Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Angst / Kehidupan alternatif / Romansa
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Theodora A

Setelah mengetahui sebuah rahasia kecil, Karina merasa bahwa ia akan mendapatkan banyak keuntungan dan tidak akan rugi saat dirinya mendekati Steve, pewaris dari perusahaan saingan keluarganya, dengan menawarkan sebuah kesepakatan yang sangat mungkin tidak akan ditolak oleh Steve. Sebuah pernikahan yang mendatangkan keuntungan bersama, baik bagi perusahaan maupun secara pribadi untuk Karina dan Steve. Keduanya adalah seseorang yang sangat serius dan profesional tentang pekerjaan dan kesepakatan, ditambah keduanya tidak memiliki perasaan apa pun satu sama lain yang dapat mempengaruhi urusan percintaan masing-masing. Jadi, semuanya pasti akan berjalan dengan lancar, kan? * * Cerita ini hanyalah karangan fiksi. Baik karakter, alur, dan nama-nama di dalam tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Theodora A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 16

Seperti salah satu ungkapan yang terkenal... manusia bisa berencana, tapi Tuhan lah yang menentukan.

Karina terbangun keesokan paginya dengan berita yang tidak pernah ia duga akan ia dengar dalam hidupnya.

"Hah, apa? Lockdown?" Dengan suara bingung Karina bertanya, kantuk masih terlihat jelas di matanya saat ia mengambil secangkir americano dari mesin kopi dan berjalan ke ruang tamu. Sebagai seorang pecinta kopi, mesin pembuat kopi yang di sediakan di dapur adalah salah satu hal yang membuat Karina cukup senang selama tinggal di mansion ini.

Steve yang berjalan di depan Karina mendudukkan diri di sofa dengan ekspresi murung begitu mereka tiba di ruang tamu, menyilangkan kaki dan memperbaiki letak kacamata yang bertengger di hidungnya. Dia menatap layar tabletnya dengan tatapan yang sangat serius dan alis yang berkerut. "Ada virus mematikan yang menyebar sejak bulan lalu, tapi jumlah kasusnya melonjak beberapa minggu terakhir ini." Steve memiringkan tablet di tangannya, menunjukkannya pada Karina yang baru saja menjatuhkan diri tepat di sebelahnya. Apa yang Karina lihat adalah sebuah artikel CNN, dengan judul berita berwarna merah menyala, digarisbawahi dan dicetak tebal, 'Corona, virus baru dengan jumlah kasus yang mengkhawatirkan, Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan keadaan darurat dan pandemi global'.

"Apakah ini sama seperti pandemi flu Spanyol?" Karina bertanya, alisnya terangkat, tangannya maju untuk menelusuri dan membaca sekilas statistik yang ada pada artikel tersebut. Di sebelahnya, Steve menaikkan kacamatanya dan menjawab, "Tidak juga, tapi virus ini cukup mengancam. Aku baca setiap negara melakukan karantina pada wilayah masing-masing saat ini, membuat penerbangan dan semua bentuk perjalanan ditunda. Semua penerbangan di Australia juga sudah dibatalkan untuk satu bulan kedepan. Lihat ini," Steve mengulurkan tangannya dan membuka halaman lain, memperlihatkan artikel BBC yang berisikan berita seperti apa yang baru saja dia jelaskan.

Karina terdiam, merasakan jantungnya perlahan berdegup kencang. "Keberangkatan dan kedatangan semua dibatalkan. Semua bandara utama di Prancis juga ditutup. Aku menelepon untuk memastika saat kamu masih tidur tadi, bahkan Maxence bilang dia tidak bisa membantu banyak."

Sejenak, Karina hanya duduk diam, tidak bergerak, ekspresinya kaku. Mungkin jika dirinya diam lebih lama lagi, ia akan menyatu dengan sofa bagaikan bunglon. Dan mungkin ketika akhirnya ia bergerak kembali, Karina akan terbangun di atas tempat tidur yang nyaman di kamarnya, dan ia akan menyadari bahwa semua hanya mimipi.

Ia berkedip. Sekali, dua kali. Perlahan matanya beralih dari layar tablet pada cangkir kopi yang ada di tangannya, sebelum kemudian beralih pada Steve yang sedang menatapnya dengan tatapan pasif.

Ini pasti hanya mimpi. Tidak mungkin ini nyata.

Karina ingin menghentikan otaknya untuk berpikir. Ia tidak ingin menghubungkan titik-titik yang ada di kepalanya dan menyadari hal-hal yang menurutnya lebih baik tidak ia sadari. Ia ingin memejamkan mata, membaringkan dirinya di sofa ini, meringkuk dan menyusut bersembunyi ke dalam celah di antara bantal-bantal beludru yang di sofa ini.

Tapi, Steve yang sedari tadi hanya diam di sampingnya memutuskan untuk bersuara dan menyampaikan satu berita buruk yang sedari tadi secara mati-matian tidak ingin Karina pikirkan. Dengan wajah yang datar Steve berkata, "Ini berarti kita akan terjebak di sini untuk waktu yang tidak bisa ditentukan... sampai ada pemberitahuan lebih lanjut lagi."

Rasanya seperti ada palu yang dipukulkan pada kepalanya sehingga membuat Karina merasa sangat pusing. Ia menarik napas, sangat kuat ia merasa mungkin paru-parunya mengerut di balik tulang rusuknya. Kenyataan seketika menamparnya dengan kuat.

Ia meletakkan cangkirnya di atas meja, berbalik menghadap Steve, dan mulai merengek.

Karina bahkan menendang-nendangkan kakinya, dengan wajah yang kesal, tangan mengepal dan mulutnya yang mulai mengoceh. "Jadi, kita akan berada di sini selama lebih dari dua minggu? Apa maksudmu sampai waktu yang tidak bisa ditentukan? Apa berbulan-bulan? Dan aku harus terus tidur satu ranjang denganmu, mengucapkan selamat pagi dan selamat malam, berpura-pura menatapmu seolah-olah kamu adalah orang yang paling aku cintai di dunia ini, entah sampai kapan?! Bagaimana jika kita harus berada di sini selama bertahun-tahun dan akhirnya aku terkena penyakit darah tinggi gara-gara harus terus berurusan denganmu? Aku lebih baik pergi ke luar dan terinfeksi virus sialan ini daripada-"

Ocehannya terhenti karena lemparan sebuah bantal yang mendarat tepat di wajahnya. "Jaga suara mu, bagaimana kalau ibu kita mendengar? Dan berhentilah bersikap dramatis, ini adalah keadaan darurat global, jadi kita harus gimana selain menerima kenyataan? Terjebak bersamaku di sini bukanlah akhir dari segalanya."

Karina dengan cepat membalas sambil melemparkan bantal itu kembali ke arah Steve, "Semua ini terasa seperti akhir dari segalnya bagiku! Aku tidak akan bisa bertemu dengan Felix entah sampai kapan! Aku lebih baik mati saja!" Karina menghela napas kasar, tubuhnya seketika merosot di sofa. Semua kenyataan ini menghantamnya bagaikan beribu batu bata.

Selama ini, Karina berpegang pada fakta bahwa ia hanya perlu bertahan selama dua minggu. Karina juga selalu berpikir bahwa keadaan akan baik-baik saja karena mereka akan lebih banyak menghabiskan waktu di luar untuk menyelesaikan proyek baru perusahaan, daripada berada di dalam mansion dan terus-terusan bertemu dengan kedua ibu mereka. Tapi dengan penyebaran virus yang berbahaya ini, apakah aman untuk bertemu dengan klien dan para karyawan pabrik? Apakah aman untuk pergi ke pertemuan-pertemuan bisnis? Dan apakah aman bagi ibu mereka untuk memulai rencana jalan-jalan mereka ke Paris?

"Lalu bagaimana dengan jadwal kita? Semua pertemuan bisnis dan kunjungan pabrik?" Karina kembali menegakkan badannya, menatap Steve dengan mata melebar, "Apakah kita masih bisa pergi ke kantor dan pabrik?"

Dari cara Steve menghela napas dan memijat keningnya, Karina langsung merasa dirinya tidak ingin mendengar jawaban dari pria ini. Karina berharap dirinya tadi tidak bertanya. "Tidak, semuanya sudah dialihkan ke pertemuan online. Sampel akan dikirimkan kepada kita, dan kita akan mengirimkannya kembali dengan feedback kepada tim R&D di pabrik."

Steve mencondongkan tubuhnya ke depan, mengambil cangkir kopinya dari meja, lalu menyesapnya, "Dan semua bentuk pertemuan sosial dilarang. Artinya kita tidak bisa keluar sesuka hati dan jumlah staf di mansion ini juga akan dibatasi. Dan juga, pengerjaan proyek ini mungkin akan memakan waktu lebih lama dari yang kita rencanakan, mungkin dua kali lipat lebih lama dari jadwal semula."

Steve mengunci layar tabletnya dan bersandar ke belakang, matanya menatap ke langit-langit. Ekspresi wajahnya terlihat tenang, tapi Karina cukup yakin pasti Steve jauh lebih stres menghadapi situasi ini dibandingkan dirinya. "Dan juga.... Ibu kita tidak akan bisa melanjutkan rencana perjalanan mereka. Kita akan terjebak di rumah ini bersama mereka."

Karina mendecakkan lidahnya, ikutan menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi dengan frustasi. Keduanya menatap langit-langit dengan tatapan menerawang, terlihat seperti dua tokoh protagonis dalam sebuah film yang sedang mencapai titik terendah dalam hidup mereka. Bukan perumpamaan yang berlebihan, karena secara internal, itulah yang Karina rasakan saat ini.

Perjalanan bisnis ini benar-benar berubah 180 derajat secara tak terduga.

"Keadaan kita benar-benar sangat kacau," bisik Karina, matanya terpejam dan bibirnya merapat membentuk garis lurus. Steve tidak menanggapi, tapi Karina tahu bahwa mereka berada di halaman yang sama, memiliki pikiran dan perasaan yang sama persis.

Ini adalah skenario terburuk. Dan tidak ada satupun dari mereka yang siap menghadapinya.

1
Shirase
wah banget, alurnya udah bagus ditambah dengan jumlah kata yang banyak untuk 1 bab! ini bakal jadi karya romance yang bagus untuk kedepannya!! semangatt/Hey/
Mily
jleb bgt/Grimace/
Skylar
😢
Violette_lunlun
ihh seru banget bacanya, padahal ini baru awal...
aku mampir nih thor... semangat ya!
Yunita
Roseane: padahal gua diam2 aja anj-

😭
Theodora: Kak😂😭😭
total 1 replies
Skylar
Waduh.. beneran ikutan nyesek sama chapter ini😣 mau nyalahin karina.. tapi gimana ya. Lihat felix kasian tp setelah dibaca2 ternyata dia jg ada salahnya. Takut bgt habis ini felix sama steve jd musuhan. Duh dilema dah asli😩 seru sih ini chapter! Lanjut kakkk, ini jg si karinanya lari kemana dah dramatis amat
Jacky
ikutan galau bgt;;;
Valley
Ga ada yg bener mah ini mereka berdua🥺
Valley
Deg banget asli😭
Mackenzie
nyesek banget bjir/Sob/
May
dahlah/Sob/
May
dua2nya mulai goyah ini/Blush/
Jacky
wihhhh udah ketahuan😢 makin menarik sih ini. cepat update pls!!
Jacky
emak mereka kerjaannya ngintip mulu wkwkwk
R 💤
🌹 sbg tanda perkenalan hehe
R 💤
Hai Thor aku mampir 👋🏻
R 💤: okey Kaka, 🙏🏻
Theodora: Halo, terima kasih udah mampir🫶
total 2 replies
Anyelir
jalan awal ceritanya udh bagus
Theodora: Terimakasih kak :)
total 1 replies
Skylar
Duh takut😭
Skylar
Real banget sih ini.. relate sama kehidupan nyata🙃
Valley
Waduh gawat😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!