Syifa Anandia, gadis berusia dua puluh tahun, mempunyai kakak tiri bernama Erlinda Aulia. walau mereka saudra tiri, kasih sayang mereka seperti saudar kandung, Namun berbeda dari Ibu Erlinda, yaitu ibu Ningsih, dia sama sekali tidak menganggap Syifa sebagai anak, Erlinda sudah bertunangan dengan laki laki yng tampan dan sudah mapan dari segi ekonomi, tunangannya bernama Elvan Pamungkas,
Hingga suatu hari, ketika Erlinda menyuruh adiknya Syifa untuk menjemputnya di kantor, terjadilah sebuah kecelakaan, mengakibatkan Erlinda meninggal dunia, sebelum Erlinda menghembuskan nafas terakhirnya, dia meminta Elvan untuk menikahi Syifa, dan mencintai Syifa setulus tulusnya, namun disisi lain, Elvan menganggap Syifa adalah penyebab Erlinda meninggal, dan kala itu Syifa sudah dekat laki laki yang bernama Mahardika steven atau Dika pembisnis muda yang sangat sukses, namun dia bekerja sebagai satpam perusahannya sendiri.
Bagaimana kelanjutan kisah Syifa, Dika dan Elvan, antara janji dan cinta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lies lies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24 Bertemu Naura
Setelah Dika mengatakan siapa dirinya sebenarnya, dia meminta Pak Sas dan orang tua Elvan untuk tetap menyembunyikan identitas Dika.
Setelah Syifa sadar mereka semuanya pulang, sepanjang malam Pak Sas tidak bisa memejamkan matanya, dia teringat bagaimana marahnya Pak Steven melihat Syifa. Dia berfikir bagaimana hubungan putrinya dengan Dika.
Pagi yang cerah mereka kembali disibukkan dengan aktifitas pagi. Seperti biasa sebelum bekerja, keluarga mas Sas makan pagi bersama.
"Fa, sebaiknya kamu berhenti bekerja saja, " ucap Pak Sas yang sedang menikmati kopi paginya.
" Kalau Syifa berhenti kerja Yah, bagaimana dengan keluarga kita, " Jawab Syifa lesu.
"Ya cari kerja di toko saja,. " Pak Sas menghabiskan kopinya, lalu dia pergi.
Bu Ning yang dari tadi diam setelah Pak Sas pergi dia langsung nyerocos, " Fa, jangan turutin omongan ayahmu itu, emangnya gaji dia berapa nyuruh kamu berhenti kerja, setidaknya kalau kamu kerja kamu bisa bantu kebutuhan dapur, apalagi sebentar lagi Erlinda menikah ibu butuh uang banya,, "
" Suda bu itu keinginan ayah,, " sambung Erlinda.
"Kamu sama ayah sama saja membela Syifa terus terusan, " Bu Ning sambil kedapur.
Suara motor berbunyi, Syifa langsung bergegas keluar, dia tahu Dika yang datang.
" Sudah sembuh Fa," Dika menyodorkan helm ke Syifa.
" Iya sudah mas, " Syifa meraih helm itu,
" Jadi mau kerja apa libur, "
" Kerja aja mas, gak enak kemarin sudah libur, "
"Helmnya di pakai yang betul Fa, " Dika membantu Syifa memakaikan helm.
Sama dengan Dika setiap hari Elvan menjemput Erlinda. " Dibikin romatis sekali kamu Dik, gak inget apa gara gara kamu Syifa dipukul Pak Steven, " Ucap Elvan yang baru turun dari mobilnya.
" Fa, mending ikut mobil ku saja, dari pada naik motor bututnya Dika, " ejek Elvan.
" Terima kasih mas Elvan atas tawarannya, " . Tak ingin berlama lama Dika mengajak Syifa langsung berangkat.
" Kapan aku bisa ngrebut hati kamu Fa, " Elvan yang masih menatap Dika dan Syifa pergi.
" Sudah lama Mas, " Erlinda yang tiba tiba berdiri dibelakang Elvan.
"Baru saja Lin, kita langsung berangkat ya. " ajak Elvan.
*****
Di sepanjang perjalanan Linda terdiam saja, begitu juga dengan Elvan yang tidak ingin memulai obrolan.
Elvan dan Erlinda sama sama berkutat dengan pikiran masing masing. Elvan berfikir bagaimana dia akan berusaha merebut Syifa dari Dika, sementara Erlinda memikirkan sikap Elvan terhadap Syifa.
" Brukkkk, , " Elvan langsung mengerem mobilnya secara mendadak. Mobil Elvan tak sengaja menabrak mobil di depannya.
" Sial " ucap Elvan.
Erlinda dan Elvan terlihat panik, seseorang turun dari mobil yang di tabrak Elvan. Dia mengedor gedor kaca mobil Elvan.
" Hai turun lu, " ucap orang itu.
" Aku keluar dulu Lin, kamu tunggu yach, " Elvan membuka pintu mobilnya. Seorang perempuan berparas cantik, memamakai setelan baju kantor, rambut terurai panjang.
" Mas, tolong tanggung jawab, mobil saya lecet lecet,. " ucap perempuan itu yang ternyata adalah Naura. Hari ini Naura berencana ke kantor MHDS grup untuk meeting dengan Pak Steven.
Elvan berjalan ke arah mobil, " hanya lecet sedikit, gak papalah, "
" Enak aja gak papa, " jawab Naura.
Elvan mengambil dompetnya lalu mengambil sebuah kartu. " Itu kartu nama saya, saya akan bertanggung jawab atas kerusakan mobil Anda, "
Naura membaca nama di kartu itu, " Elvan Pamungkas, oke aku akan telpon kamu nanti, "
Elvan langsung ke mobil, Erlinda yang dari tadi melihat pun langsung bertanya, " Ada yang rusak dari mobilnya mas, "
" Iya lecet sedikit, " tak banyak berkata lagi Elvan langsung melanjutkan perjalanan menuju kantor, begitu juga dengan Naura.
Dika berada di ruangan Bayu, karena ada beberapa dokumen yang harus di periksa. Sementara Syifa sudah bekerja mengelap elap kaca.
Elvan dan Erlinda pun sudah sampai, mereka sudah masuk ke ruangan masing masing.
Naura datang, dia mengipas ipas bajunya yang tidak kotor, berjalan menuju resepsionis.
" Selamat pagi nonaada yang bisa kami bantu, "
" Pagi, aku ingin bertemu dengan Pak Steven, apa dia sudah datang, "
" Hari ini sepertinya Pak Steven, untuk hari ini beliau ada di kantor cabang, "
" Oke gak papa, tolong hubungkan ke Bayu atau siapapun, pasti Bayu tahu saya, "
" Baik nona, "
Naura masih menunggu di depan resepsionis, dia datang ke kantor MHDS tidak seperti yang dulu yang langsung tiba tiba datang.
Naura melihat Syifa yang sedang mengepel, dia mempunyai rencana licik, " Hai Syifa, " sapa Naura tangannya dilipat di dada.
" Mba Naura, "
" Mba,,, No.. Na,, " Ucap Naura. " Kamu tahu Syifa gara gara kamu pertunangan ku dengan Dika gagal, "
Syifa mengambil kain yang ada di pundak Syifa, lalu menjatuhkan di depan Syifa, lalu menginjak injak kain tersebut dengan sepatu tingginya, " kain lap itu seperti kamu Fa, berguna kalau dibutuhkan, tapi setelahnya tinggal di buang, " Naura tertawa puas mengejek Syifa.
Syifa hanya terdiam menundukkan kepalanya. Naura melirik ember yang berisi air lalu menendangnya,seketika air tumpah, " itu bersihin Fa, biar kamu sadar diri siapa kamu siapa Dika, " Naura mencincingkan bibirnya, lalu melangkahkan kakinya, seketika Naura terpleset, "Aughhh, " Naura menjerit, bajunya basah, " Sial, ini gara gara kamu Syifa, " Naura meringis menahan sakit.
"Mba ,Syifa Bantu berdiri yach, " saat Syifa sedang berusaha membantu Naura, dengan sengaja Naura mencengkram rambut Syifa " Aughhh," Syifa memegangi tangan Naura yang sedang menjambak rambutnya., ' Tolong lepaskan mba, "
" Syifa sakit kan, " Semakin kencang menjambak rambut Syifa.
Seluruh karyawan melihat kejadian itu, salah seorang karyawan berusaha melerai namun Naura mencegahnya mengancam akan menyuruh Steven memecatnya, Naura berdiri dengan kejam dia berjalan menarik rambut Syifa.
Elvan melihat kejadian pertengkaran Naura dengan Syifa, kebetulan dia ingin menemui Naura karena suruhan Pak Steven dengan cepat Elvan mendorong Naura, hingga Naura kembali terjatuh, " " Kamu gak papa Va, " Elvan mengusap rambut Naura. Syifa hanya menangis.
Naura berdiri " Hai kamu, kenapa mau nolong dia, "
" Oh ternyata kamu yach, " sahut Elvan yang untuk kedua kalinya bertemu dengan Naura. " Anda kesini hanya untuk buat masalah, "
Naura tersenyum sinis, " office girl rendahan ini yang buat masalah dengan ku,"
" Jika anda tidak ada kepentingan tolong pergi dari sini, "
Bayu dan Dika datang, mereka berdua di beri tahu oleh Pak Anan, , " Syifa " Dika langsung menghampiri Syifa, bajunya basah dan rambut acak acakan.
" upss ternyata laki laki disini terobsesi sekali dengan Syifa dua orang pendekar membelanya ," ucap Naura seolah meredahkan Syifa.
Dika seakan emosi dia langsung menarik tangan Naura, " Lepaskan tangan aku Dik sakit, "
Dika melempar Naura keluar, " Kamu jangan pernah kembali lagi ke sini, " usir Dika.
Naura berdiri, dia melepaskan sepatunya, dan mengibas Ibas bajunya, " Oke Dik, gue akan bilang ke om, pasti kamu tahu kan, apa yang akan terjadi dengan Syifa.
Dika tak menghiraukan ucapan Elvan dia hanya khawatir dengan Syifa. Bayu memerintahkan untuk semuanya bekerja kembali. " Mas Elvan lebih baik kembali bekerja, biar Syifa menjadi tanggung jawab ku.
Elvan tersenyum mengejek, " Siapa kamu Bayu, berani memerintahku, "
" Bayu orang yang bertanggung jawab untuk Syifa, " sambung Dika. Dika menggenggam jemari Syifa, " Ayo kita pulang,, "
Elvan mendekati Dika, " aku akan merebut Syifa darimu Dika, " bisik Elvan ditelinga Dika, seketika Dika melayangkan tangannya ke Elvan.
"Jangan berani berani kamu berfikir merebut Syifa dariku.
Dika pergi meninggalkan Elvan, menggandeng tangan Syifa, diikuti Bayu.
Elvan masih tersungkur di lantai, dia mengusap darah di bibir dengan jempolnya, lalu menjilati jempol itu, " ini awal aku akan merebut Syifa darimu Dika, " Elvan tersenyum licik