Syifa Anandia, gadis berusia dua puluh tahun, mempunyai kakak tiri bernama Erlinda Aulia. walau mereka saudra tiri, kasih sayang mereka seperti saudar kandung, Namun berbeda dari Ibu Erlinda, yaitu ibu Ningsih, dia sama sekali tidak menganggap Syifa sebagai anak, Erlinda sudah bertunangan dengan laki laki yng tampan dan sudah mapan dari segi ekonomi, tunangannya bernama Elvan Pamungkas,
Hingga suatu hari, ketika Erlinda menyuruh adiknya Syifa untuk menjemputnya di kantor, terjadilah sebuah kecelakaan, mengakibatkan Erlinda meninggal dunia, sebelum Erlinda menghembuskan nafas terakhirnya, dia meminta Elvan untuk menikahi Syifa, dan mencintai Syifa setulus tulusnya, namun disisi lain, Elvan menganggap Syifa adalah penyebab Erlinda meninggal, dan kala itu Syifa sudah dekat laki laki yang bernama Mahardika steven atau Dika pembisnis muda yang sangat sukses, namun dia bekerja sebagai satpam perusahannya sendiri.
Bagaimana kelanjutan kisah Syifa, Dika dan Elvan, antara janji dan cinta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lies lies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32 Kehadiran Dika
Mengingat hal itu membuat Erlinda semakin terpuruk dan penuh penyesalan, dia malu jika Syifa tahu tentang kondisinya dengan Elvan. Bagaimanapun keadaan dirinya saat ini Syifa jangan sampai tahu.
Erlinda menenangkan dirinya, dia harus ikhlas atas keadaannya saat ini. Erlinda keluar dari kamar, dia mengambil segelas air lalu duduk di teras rumah menanti sang ibu pulang.
Sambil memainkan ponselnya Erlinda mengutak atik sebuah aplikasi sosial medianya miliknya. Erlinda terkejut saat membuka aplikasi itu ada foto foto Syifa dari akun bernama Elvan.
Selama Erlinda berpacaran dengan Elvan dia tidak pernah menanyakan akun sosial media milik Elvan. Erlinda terus meng scroll akun itu, hanya ada foto Syifa, tanpa ada fotonya.
" Ternyata kamu hanya mencintai Syifa mas, "gumam Erlinda pipinya sudah basah akibat air mata yang cepat mengalir.
" Linda kamu nangis, " ucap Bu Ning yang baru datang dengan membawa kantong belanjaannya.
" Ibu, " Erlinda cepat cepat menyeka air matanya agar sang ibu tidak curiga.
" Gak kok Bu, " Erlinda menghampiri sang ibu, meraih kantong belanjaannya,
" Kalau gak nangis kenapa mata kamu sembab, " Bu Ning terus memperhatikan mata bulat putrinya.
" Sebenarnya iya bu Erlinda habis nangis, biasa nonton drakor, " ucap Erlinda mencari alasan.
Mereka berdua langsung masuk ke dalam rumah, memasukan belanjaan ke kulkas. Bu Ning merasa ada yang aneh dengan putrinya.
" Lin kamu gak ada apa apa kan, "
" Maksud ibu, apa bu, "
" Ibu perhatikan dari kemarin terlihat murung, " Bu Ning meraih kedua tangan Erlinda, mengusap usap punggung tangan Erlinda, "Lin, kalau ada masalah kamu cerita sama ibu, "
Mata Erlinda berkaca kaca, dia pun langsung memeluk ibunya, "Ibu, " suara lirih Erlinda bercampur isak tangis.
Bu Ning mengelus rambut Erlinda, " kamu ada apa Lin, jangan buat ibu khawatir, "
Erlinda melepas pelukan sang ibu, perlahan lahan dia mulai menata kata, " Bu, Linda sudah melakukannya dengan Mas Elvan, "
"Melakukan,,, melakukan maksudmu, seperti suami istri begitu, " jawab Bu Ning.
Erlinda mengangukkan kepalanya. Bu Ning tertawa mendengar pengakuan Erlinda. " Lin, bagus dong, jadi Elvan tidak bisa berpaling dari kamu dong, lagian menurut ibu gak papa kalian kan sebentar lagi menikah, udah gak usah kamu pikirkan. "
Bu Ning merasa bangga dengan perbuatan anaknya, namun tidak dengan Erlinda dia tidak menyangka ibunya akan mendukung perbuatan yang terlarang itu.
******
Dika dan Bayu pergi kerumah sakit jiwa menemui bu Fara ibu kandung Bayu. Syifa dengan telaten menyuapi Bu Fara.
" Gimana bu, sudah kenyangkan, " ucap Syifa sambil mengelap bibir bu Fara." sekarang kita ibu minum obat dulu yach, " Syifa memberikan bu Fara beberapa obat. Tanpa drama apapun dengan cepat bu Fara meminum obatnya.
Bu Fara tersenyum, dia merasa senang dengan kehadiran Syifa, hari ini dia merasa tidak kesepian. Ada orang yang bisa di ajaknya ngobrol.
Bayu dan Dika masuk ke kamar bu Fara, " mama " sapa Bayu.
Bu Fara dan Syifa menoleh kearah suara.
" Pak Bayu, Mas Dika, " sahut Syifa.
Bu Fara tersenyum melihat kehadiran putra semata wayangnya. Bayu mencium tangan mamanya. Dan memperkenalkan Dika.
"Dia Dika ma, " ucap Bayu.
Dika mencium tangan bu Fara, dan memperkenalkan dirinya. Hati bu Fara merasa sangat tersentuh dengan kehadiran Dika. Dia memegang wajah Dika. Dan menatap Bayu, mereka berdua bagai pinang di belah dua, begitu sangat mirip.
Syifa hanya berdiri terdiam melihat pertemuan mereka.
" Bagaimana keadaan tante, " tanya Dika.
" Baik, " suara bu Fara terdengar lirih.
" Pak Bayu, mas Dika, Syifa keluar dulu yach, ". Syifa melangkah keluar dari kamar bu Fara. Dia sadar diri, mungkin ada sesuatu hal yang ingin mereka bicarakan.
Dika duduk di tepi ranjang bu Fara, hatinya begitu sakit melihat keadaan bu Fara. Dika tidak percaya kalau orang tuanya tega berbuat demikian.
Bayu memegang lembut tangan bu Fara, " ma,,,, mama tolong dengarkan Bayu, "
Bu Fara mengangguk saja. " Dia Mas Dika, anak pertama papa, " ucap Bayu pelan takut mamanya histeris.
Bu Fara kembali menatap Dika, dan mengelus lembut wajah Dika, " Steven, " kembali terucap lirih suara Bu Maya.
Mata Dika berkaca kaca, dia langsung memeluk bu Fara, " maaf tante, " suara Dika bebarengan dengan tangis.
Bu Farapun menangis tersedu sedu, pelukan kasih sayang dari Dika, mengingatkannya kepada Steven. Walau antara Dika dan Bayu wajah mereka berdua mirip. Namun Dika lebih mirip ke pak Steven.
"Bagaimana kabar papamu, " tanya bu Fara.
" papa baik tante, " Jawab Dika.
" Maafkan tante yach, " isak tangis bu Fara begitu penuh penyesalan. Bu Fara merasa bersalah karena kehadirannya membuat Pak Steven berpaling darinya dan mamanya.
" Tante, seharusnya Dika dan mama yang minta maaf, sudah membuat tante seperti ini, "
" Kamu gak salah Dika, tante yang salah, " Bu Fara memegang erat tangan Dika.
Bayu merasa lega kehadiran Dika sepertinya membuat sang mama mau bicara tidak seperti hari hari biasanya, sang mama hanya melamun terkadang histeris sendiri.
Setelah cukup lama mereka berada di dalam kamar. Seorang dokter datang untuk mengecek kondisi bu Fara.
" Selamat siang bu Fara, " ucap dokter itu. " Sepertinya hari ini bu Fara ceria sekali, "
" Iya dok, kedua putraku hari ini datang, dan ada,,,, " mata bu Fara mencari keberadaan Syifa. " Dimana Syifa. " tanya bu Fara,
Dika dan Bayu saling pandang, " Syifa diluar ma, " jawab Bayu.
" Gadis itu, dia sedang tidur di kursi, " jawab sang dokter.
Dika bergegas keluar kamar. Dokter kembali memeriksa bu Fara.
" Pak Bayu, sepertinya bu Fara sangat membaik, "
" Syukur lah dok, " ucap Bayu.
" Beberapa hari ini kita akan mengobservasi bu Fara, setelah hasilnya baik terus, bu Fara bisa pulang, ".
" Baik dok, " ucap Bayu dia merasa senang mendengarnya.
" Baiklah pak Bayu, saya pamit dulu, "
" Ya silakan Dok, "
Bayu menghampiri sang mama, " ma kita bisa pulang kerumah, "
Bu Fara tersenyum bahagia dia memeluk sang putra.
Dika yang keluar melihat Syifa tertidur, dia tak tega Membangunkannya. Syifa yang duduk sambil tertidur bersandarkan tembok. Dika duduk di sebelah Syifa, menyandarkan kepala Syifa di bahunya. " Sepertinya kamu lelah sekali Fa, ".
Bayu keluar setelah sang mama tidur, dia duduk di samping Syifa. Kini Syifa tidur di tengah tengah laki laki yang sangat mencintainya.
" Terima kasih Bay, aku lega Syifa baik baik saja, " ucap Dika.
" Aku yang harus berterima kasih sama kamu mas, kehadiran kamu membuat mama ada perubahan, dokter bilang akan melakukan observasi tentang kondisi mama, "
" Apa papa tahu tentang tante Fara, "
" Satu bulan ini papa gak tahu mas, sengaja aku pindah mama kesini, aku tidak ingin tante Maya dan papa mengganggu mama, sekarang apa rencana mas Dika ke Syifa. "
" Aku akan menikahinya secepat mungkin, " Dika memegang jemari Syifa yang masih tertidur lelap.
" Rencana bagus mas, yang penting mas Dika ingat, kalau sampai mas Dika menyakiti Syifa, maka aku orang pertama yang akan membawanya pergi dari kamu. "
Bayu berdiri merapikan kembali jasnya, " aku cari makan dulu mas, nitip Syifa ya, " ledek Bayu.
" Apaan kamu Bay, ".
Bayu tertawa dan langsung pergi meninggalkan Dika dan Syifa.