NovelToon NovelToon
Sahabat Jadi Cinta, FWB

Sahabat Jadi Cinta, FWB

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Perjodohan / Diam-Diam Cinta / Romantis / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:328
Nilai: 5
Nama Author: Addryuli

《Terdapat ****** ******》
Harap bijak dalam membaca.....

William dan Nozela merupakan sahabat sejak mereka masih kecil. Karena suatu kejadian tak disengaja membuat keduanya menjalani kisah yang tak semsestinya. Seiring berjalannya waktu, mulai tumbuh benih-benih cinta antara keduanya.

William yang memang sudah memiliki kekasih terpaksa dihadapkan oleh pilihan yang sulit. Akankah dia mempertahakan kekasihnya atau memilih Nozela??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Addryuli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 26

"Makasih ya udah nemenin nganterin Luna pulang."

"Iya sama-sama."

"Yuk masuk."

Leon mengangguk, Nozela menggandeng lengan Leon lalu mengajaknya masuk ke dalam rumah. Nozela menyuruh Leon duduk di sofa ruang tamu sementara dia pergi ke dapur.

"Ada yang bisa di bantu non?" Tanya Bik Jum.

"Bikinin dua jus jeruk ya bik, sama bawa cemilan dan jangan lupa bawain kelengkeng Ojel."

"Siap non."

Nozela tersenyum lalu kembali ke ruang tamu.

"Orang tua kamu kemana Zel?" Tanya Leon.

Nozela mengedikkan bahunya. "Nggak tahu, tadi sih masih di rumah."

Tak lama kemudian Bik Jum datang sambil membawa nampan.

"Silakan minumnya den non."

"Makasih bik." Ucap Leon.

Bik Jum mengangguk. "Saya permisi dulu non."

Setelah kepergian Bik Jum, Nozela mengambil kelengkeng lalu mengupasnya.

"Kamu sesuka itu Zel sama kelengkeng?"

Nozela mengangguk. "Iya, manis banget tau."

Leon tersenyum, dia ikut mengambil buah itu lalu mengupasnya. Dia menaruh kelengkeng kupas itu ke dalam mangkuk yang sudah di bawakan oleh asisten rumah tangga Nozela tadi.

"Loh, kamu nggak makan?" Tanya Nozela sambil membuang biji kelengkeng dari dalam mulutnya.

"Buat kamu aja, nih aku bantu kupasin."

"Yah jangan gitu dong, kamu harus makan juga."

Nozela mengambil kelengkeng lalu menyuapkan ke mulut Leon.

"Ayo, aaa. Ini enak loh."

Leon tersenyum lalu membuka mulutnya, perlahan dia mengunyah buah kesukaan kekasihnya itu.

"Enak kan?" Tanya Nozela.

"Iya enak, manis. Kaya kamu."

"Ih, gombal deh."

Nozela malu dipuji seperti itu, dia kembali menyuapi Leon begitupun Leon juga gantian menyuapi Nozela. Mereka saling suap hingga buah kelengkeng di dalam keranjang kecil itu ludes habis.

"Loh, ada tamu ternyata." Ucap Tiara yang baru saja masuk rumah bersama Andito.

Leon segera berdiri lalu menyalami kedua orang tua Nozela.

"Sore om, tante. Saya Leon." Sapa Leon ramah.

"Sore. Pacar Nozela ya?" Tanya Andito.

Leon melirik Nozela sebentar lalu mengangguk sambil tersenyum malu.

"Iya om."

Tiara dan Andito ikut duduk di sofa.

"Anak papah udah gede ya sekarang, udah punya pacar." Goda Andito.

"Papa." Protes Nozela.

"Kamu yang waktu itu nganterin Nozela kan?" Tanya Tiara memastikan.

"Iya tante." Jawab Leon.

"Kalian satu fakultas atau gimana?" Tanya Andito.

"Kalian nanya mulu deh, udah kaya sensus penduduk aja." Omel Nozela.

"Zel, nggak papa kok." Ucap Leon.

Leon kembali menoleh ke arah kedua orang tua kekasihnya. "Iya om, kami satu fakultas. Satu kelas malah."

"Pantesan, cinlok rupanya."

"Papa, udah kaya main film aja cinta lokasi." Ucap Tiara.

Leon dan Nozela tertawa kecil. Menurut Nozela kedua orang tuanya itu aneh, mereka suka sekali ikut-ikutan urusan percintaan Nozela. Apalagi jika dengan William, mereka akan menggodanya habis-habisan. Padahal mereka tahu jika William sudah mempunyai kekasih.

"Ya sudah kalian lanjut lagi ngobrolnya, mama sama papa mau ke atas dulu."

"Iya mah." Ucap Nozela.

"Kami permisi ya Leon." Ucap Andito.

"Iya om, tan."

Mata Nozela mengikuti arah kepergian kedua orang tuanya. Setelah mereka tak terlihat lagi, Nozela menyandarkan kepalanya ke bahu Leon.

"Maafin nyokap bokap aku yang banyak tanya ya Le."

Leon tersenyum, tangannya terangkat mengelus pipi Nozela. "Nggak papa sayang. Aku seneng mereka welcome banget sama aku."

Nozela merentangkan tangannya lalu memeluk tubuh Leon. "Makasih ya."

"Buat?"

Nozela mendongak. "Udah mau jadi pacar aku." Ucapnya sambil tersenyum.

Leon mencubit gemas hidung mancung Nozela. "Sebenernya aku suka sama kamu udah dari awal kita satu kelas,  tapi aku takut di tolak sama kamu."

Nozela membelakan matanya. "Oh ya?"

Leon mengangguk, satu tangannya memeluk pundak Nozela. "Makanya aku deketin kamu lama banget, biar bisa tau kamu suka nggak sama aku. Jadi sewaktu-waktu nembak kamu nggak di tolak."

"Kamu terlalu cantik Zel." Sambungnya.

"Bisa gitu ya? Padahal kamu lebih sering dideketin cewek-cewek kampus."

"Tapi aku kan sukanya sama kamu."

Nozela menyembunyikan wajahnya ke dada Leon. Dia sedang bullshing sekarang, rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu berterbangan di perutnya. Wajahnya memanas, pasti sekarang wajahnya sudah merah seperti tomat busuk.

"Zel, udah sore nih. Aku balik ya."

Nozela segera melepaskan pelukannya, dia melirik jam dipergelangan tangannya. Sudah pukul lima sore.

"Nggak kerasa ya udah jam segini aja."

"Aku balik nggak papa kan?"

Meski masih kangen dengan kekasihnya namun Nozela tak boleh egois, terpaksa dia menganggukkan kepalanya.

"Iya nggak papa. Yuk aku anterin ke depan."

"Nggak pamit sama mama papa kamu dulu?"

"Udah nggak usah, mereka pasti lagi mesra-mesraan di kamar."

Leon terkekeh. "Ya udah, yuk ke depan."

Nozela mengantarkan Leon hingga ke depan mobil ya.

"Aku pulang dulu ya. Besok kuliah aku jemput." Ucap Leon sambil mengusap lembut pucuk kepala Nozela.

"Iya. Kamu hati-hati di jalan."

"Iya sayang."

Leon segera masuk ke dalam mobil, dia menurunkan kaca mobilnya lalu melambaikan tangannya ke Nozela.

"Bay sayang."

"Bay Leon."

Nozela masih menunggu di halaman hingga mobil Leon hilang dari pandangan matanya. Dia kemudian kembali masuk ke dalam rumah, Nozela memutuskan untuk me kamarnya untuk mandi.

"Berendam kayanya enak nih." Gumamnya.

Nozela masuk ke kamar mandi, dia mulai menyalakan kran air panas dan dingin bersamaan. Tak lupa dia memasukkan bath bomb aroma lavender ke dalamnya. Setelah bak terisi hampir penuh, dia mematikan kran lalu mulai melepaskan seluruh pakaiannya.

"Hangatnya." Gumam Nozela saat tubuhnya sudah masuk sepenuhnya.

Di luar rumah, sesaat setelah mobil Leon keluar dari gerbang, sebuah mobil sport hitam masuk ke pekarangan rumah Nozela. Mobil itu berhenti di carport kemudian turun.

"Sore den Liam."

"Sore bik Asih, Ojelnya ada?"

"Ada den, baru belum lama masuk ke rumah."

William mengangguk. "Kalo gitu Liam ke dalam dulu ya bik."

William lekas masuk ke dalam rumah, dia menaiki anak tangga menuju kamar Nozela. Saat membuka pintu, dia tak mendapati sahabatnya.

"Apa dia mandi?" Gumam William.

William memutuskan untuk menunggu Nozela sambil duduk di sofa kamar Nozela.

Sedangkan di kamar mandi, Nozela tengah bermain dengan gelembung busa di bathupnya. Nozela meniup-niup busa putih itu hingga berterbangan kemana-mana. Dia menghabiskan waktu dua puluh menit untuk berendam. Setelah airnya berubah dingin Nozela segera turun dari bathup dan membilas tubuhnya di bawah shower.

"Seger banget."

Nozela mengambil handuk yang hanya menutupi sebatas pahanya, dia juga membungkus rambutnya dengan handuk kecil. Nozela segera keluar dari kamar mandi sambil bersenandung kecil.

Ceklek.

"AAAAAAA."

1
Kasandra Kasandra
lanjut
akunnyamshhidupcmjrngup
Alooo kakak, boleh follback aku enggak????
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!