Lin Kai, murid Sekte Giok Sunyi yang gagal total, menemukan teknik terlarang: Sutra Neraka Penyerapan Astral. Dengan menyerap fondasi jiwa murid lain, kultivasinya melonjak instan. Tapi ia segera terjerat rantai spiritual oleh Elder Yami, kultivator iblis yang memaksanya menjadi pion perburuan jiwa.
Lin Kai kini harus bersembunyi di balik statusnya yang lama, karena ia menjadi target pengawasan intensif dari Mei Li, Suster Senior jenius yang yakin bahwa Lin Kai adalah kunci hilangnya murid sekte.
Untuk bertahan hidup, ia dipaksa Elder Yami untuk mengincar target bernilai tinggi berikutnya: Gu Jun, dalam sebuah perburuan terbuka di tengah Ujian Murid Inti Sekte Giok Sunyi. Lin Kai harus membunuh untuk tetap hidup, tapi setiap langkahnya diawasi oleh jenius yang mencurigainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3: Pion Sang Iblis dan Kesepakatan Terlarang
Rasa dingin yang merasuk tulang Lin Kai jauh melampaui udara malam di Pinggiran Kota Qingfeng. Itu adalah dingin yang dipancarkan oleh tekanan spiritual, energi kegelapan purba yang melilitnya seperti rantai tak terlihat, memaksa Lututnya mencium atap genteng yang dingin.
Lin Kai mendongak, matanya bertemu dengan tatapan pria misterius itu. Pria itu kini melangkah mendekat, auranya yang seperti Formasi Inti bagaikan gunung yang menaungi seekor semut. Di hadapan kekuatan mutlak ini, kultivasi Tahap Pengumpulan Qi Tingkat Tujuh miliknya terasa tidak berarti, seperti buih di lautan badai.
{Aku tidak bisa lari. Teknik Neraka Penyerapan Astral yang baru saja kubanggakan, kini menjadi pisau yang menggorok leherku sendiri. Dia bisa merasakan auranya. Dia tahu rahasia yang bahkan Mei Li tidak bisa pastikan.}
"Pion," ulang pria itu, suaranya pelan tapi bergetar dengan otoritas yang tak terbantahkan. "Pilihanmu sederhana, Murid Kecil Lin Kai. Kau bisa menjadi abu sekarang, atau kau bisa hidup sebagai... mitraku. Aku butuh seseorang yang tidak menarik perhatian sekte, seseorang yang bisa bergerak di bawah hidung para Tetua Giok Sunyi."
Lin Kai merasakan ujung lidahnya pahit, menelan ludah yang terasa berat. "A... aku tidak tahu apa yang Anda bicarakan. Aku hanyalah seorang murid yang gagal dalam Ujian Penguatan Yayasan. Aku tidak punya rahasia."
Pria itu tertawa, tawa yang kering dan tanpa humor, membuat Lin Kai merinding. "Kebohongan yang buruk. Qi di Lautan Qi-mu memberitahuku segalanya, Lin Kai. Kau baru saja menyerap fondasi dari tiga murid, salah satunya berada di Tahap Pengumpulan Qi Tingkat Enam. Metode ini, teknikmu ini... disebut Teknik Penyerapan Jiwa di zaman kuno, dan itu adalah seni yang sangat dicari. Sayangnya, kau menggunakannya seperti anak kecil yang baru mendapat mainan baru."
Pria itu berlutut di hadapan Lin Kai, gerakannya anggun dan sangat mengancam. "Qi Wang Lei yang sombong itu sedang mencoba merobek meridianmu. Jika kau tidak terus-menerus menyerap Qi baru untuk menstabilkannya, dalam waktu seminggu, kau akan mati dengan menyedihkan saat kultivasi itu memberontak."
Kekalahan menyelimuti Lin Kai. Pria ini tidak hanya tahu, tapi dia juga tahu persis bagaimana keadaan tubuhnya.
"Siapa... siapa Anda?" tanya Lin Kai, suaranya serak.
"Namaku bukan urusanmu," jawab pria itu dengan senyum dingin. "Anggap saja aku adalah Tetua yang akan mengajarimu cara bertahan hidup di jalan yang telah kau pilih. Aku akan menstabilkan Qi-mu yang liar, aku akan memberimu mangsa yang lebih berkualitas, dan aku akan memastikan kau naik ke Tahap Formasi Inti dalam waktu yang mustahil. Tapi sebagai imbalan, kau akan menyerap esensi spiritual dari target yang kutunjuk, dan menyerahkan sepuluh persen dari fondasi jiwa yang diserap itu kepadaku."
{Sepuluh persen? Jika dia bisa menstabilkan Qi Wang Lei, aku akan terhindar dari kematian. Tapi menyerahkan sepuluh persen... itu adalah harga kebebasan jiwaku. Tapi apa itu kebebasan jika aku mati besok?}
Lin Kai mengepalkan tangan, menatap tanah. Kekuatan yang baru saja ia curi, kekuasaan yang terasa manis, kini menjadi belenggu yang mengikatnya pada iblis ini.
"Apa yang harus kulakukan?" Lin Kai akhirnya menyerah, suaranya penuh keputusasaan dan penyerahan diri.
Senyum pria itu melebar, mencapai matanya, namun matanya tetap kosong dan dingin. "Keputusan yang bijak. Kau akan memanggilku Elder Yami. Pekerjaan pertamamu sederhana: kau harus membersihkan jejak Wang Lei."
////////////////
Aula Disiplin Sekte Giok Sunyi, beberapa hari kemudian.
Lin Kai berdiri di tengah aula yang megah, punggungnya lurus, tidak ada lagi getaran yang dibuat-buat, tapi rasa takut yang nyata. Di hadapannya, Master Qing duduk di kursi kehormatan, didampingi oleh Mei Li dan tiga Tetua lainnya.
Wang Lei dan dua pengikutnya telah diklasifikasikan sebagai 'hilang dalam misi pengembaraan' setelah Master Qing menemukan bukti tipis bahwa mereka telah pergi ke luar sekte. Tapi Mei Li tidak percaya.
"Lin Kai," panggil Master Qing, suaranya berwibawa. "Kami memanggilmu ke sini sebagai saksi terakhir yang berpapasan dengan Wang Lei. Kami ingin kau ulangi lagi semua yang kau dengar dan lihat dari Wang Lei malam itu."
Lin Kai menarik napas dalam-dalam. Di dalam Lautan Qi-nya, Qi curian dari Wang Lei kini terasa jauh lebih tenang. Elder Yami telah menepati janjinya, menyuntikkan energi kegelapan yang sangat terkontrol untuk membungkus Qi Wang Lei, membuatnya hampir tidak terdeteksi oleh siapapun di bawah Tahap Jiwa Baru Lahir.
{Ini adalah Seni Menjadi Pecundang Tingkat Puncak. Aku harus melakukannya dengan sempurna.}
"Master Qing, Tetua, Suster Senior Mei Li," Lin Kai membungkuk. "Saya ingat malam itu, setelah saya... gagal dalam ujian, saya bersembunyi di Perpustakaan. Saat saya keluar, saya berpapasan dengan Suster Senior Wang Lei dan kedua pengikutnya di dekat Hutan Spiritual."
Mei Li menyela, matanya yang tajam menatap lurus ke mata Lin Kai. "Apa yang mereka lakukan, Lin Kai? Apakah mereka mengganggumu? Katakan yang sebenarnya."
Lin Kai menggeleng, mempertahankan ekspresi cemas yang tulus. "Tidak, Suster Senior. Mereka... mereka tidak melihatku. Aku hanya mendengar Suster Wang Lei berbicara dengan penuh semangat. Dia bilang, dia sangat kesal dengan kurikulum Sekte Giok Sunyi yang terlalu lambat."
Para Tetua saling pandang. Lin Kai melanjutkan, suaranya sedikit gemetar, persis seperti murid yang takut.
"Suster Wang Lei mengatakan, 'Penguatan Yayasan ini adalah lelucon. Aku butuh tantangan yang nyata. Dua hari lagi, aku akan meninggalkan Sekte untuk mencari harta purba yang dikabarkan berada di Reruntuhan Langit Timur. Aku tidak akan membuang waktu di sini lagi.' Setelah itu, mereka bergegas ke arah gerbang selatan."
Mei Li melangkah maju. "Reruntuhan Langit Timur? Wang Lei tidak pernah menyebutkannya. Lin Kai, kenapa kau tidak mengatakan ini sebelumnya?"
"Suster Senior," kata Lin Kai, menundukkan kepala. "Mereka bicara dengan sangat cepat, dan saya... saya terlalu takut. Saya berpikir, jika Suster Wang Lei pergi, maka saya tidak akan lagi diganggu. Saya ingin egois, dan merahasiakannya. Maafkan keegoisan saya."
Master Qing tiba-tiba tersenyum. Itu adalah senyum yang bijaksana dan penuh pengertian.
"Aura murid ini tidak salah, Mei Li. Dia memang jujur, hanya sedikit pengecut. Wang Lei selalu sombong. Mencari reruntuhan untuk mencari sensasi adalah hal yang mungkin ia lakukan. Lin Kai, kau dibebaskan dari tuduhan menyembunyikan informasi. Keegoisanmu, kali ini, kami maafkan. Sekarang kau boleh kembali."
Lin Kai merasakan lega yang luar biasa. Dia telah memutarbalikkan fakta, menggunakan sebagian kebenaran (bahwa Wang Lei sombong dan meremehkan kurikulum Sekte) untuk menutupi kejahatan yang lebih besar. Ini pasti ajaran Elder Yami.
Saat Lin Kai berbalik dan berjalan keluar, Mei Li berbisik dengan tajam, "Wang Lei tidak akan pernah memberitahu rencananya kepada pecundang seperti dirimu. Aku masih akan mengawasimu, Lin Kai."
{Kau bebas meragukanku, Mei Li. Tapi aku telah mendapatkan perisai yang kuat. Kau hanya melihat permukaan, sementara aku telah memasuki kedalaman yang tidak akan pernah kau mengerti.}
////////////////
Persembunyian Bawah Tanah di Hutan Spiritual. Malam itu.
Lin Kai menemukan dirinya berada di sebuah gua tersembunyi, tempat yang Elder Yami tunjukkan melalui transmisi kesadaran sesaat. Elder Yami duduk bersila di atas batu hitam, memancarkan aura kegelapan yang stabil.
"Penyampaian yang bagus, Lin Kai. Kau berbohong dengan meyakinkan, membuat mereka percaya dengan apa yang mereka ingin percaya tentang Wang Lei," puji Elder Yami. "Sekarang, saatnya bekerja. Hadiah untuk penampilanmu."
Elder Yami menunjuk ke sebuah sudut gua. Di sana, terbaring seorang pria bertubuh besar dengan jubah abu-abu, matanya terbelalak karena ketakutan. Pria itu diikat dengan rantai spiritual yang membuatnya tidak bisa bergerak.
"Dia adalah seorang kultivator Pengumpulan Qi Tingkat Sembilan yang baru saja kembali dari pengembaraan, dan dia telah melihat terlalu banyak. Dia adalah mangsa sempurna untukmu," jelas Elder Yami, nadanya datar. "Qi Tingkat Sembilan akan menstabilkan Qi Wang Lei sepenuhnya, dan mungkin mendorongmu ke Pengumpulan Qi Tingkat Delapan, tapi itu tergantung pada seberapa efisien Teknik Penyerapan Jiwamu. Ingat, sepuluh persen milikku."
Lin Kai menatap korbannya. Pria itu meronta, mulutnya ditutup oleh segel spiritual.
"Kenapa... kenapa harus Tingkat Sembilan?" tanya Lin Kai, menggigil.
"Karena kau sudah di jalan iblis, Lin Kai," kata Elder Yami dingin. "Semakin besar kekuatannya, semakin besar keuntunganmu. Rasa jijik dan penyesalan adalah kemewahan yang hanya dimiliki oleh kultivator jalur lurus. Lakukan. Sekarang."
Lin Kai berjalan mendekati kultivator itu. Rasa mual yang ia rasakan saat membunuh Wang Lei kembali, tapi kali ini, rasa mual itu berhadapan dengan janji kekuatan dan kelangsungan hidup.
Dia mengulurkan tangan, Energi Hitam dari Sutra Neraka Penyerapan Astral mulai berdenyut, mencari jalan masuk ke tubuh korbannya. Ia tahu, setelah malam ini, tidak ada jalan kembali.
{Aku adalah Lin Kai, si serigala berbulu domba. Dan sebentar lagi, aku akan menjadi iblis yang lebih kuat.}
Lin Kai mengaktifkan teknik itu. Energi kegelapan yang jauh lebih kuat dari sebelumnya meledak dari telapak tangannya.
"AAAAAGH!" Raungan senyap dari korban yang tersedot esensi kehidupannya memenuhi gua itu, diikuti oleh gemuruh Qi yang masuk ke Lautan Qi Lin Kai.
Elder Yami tersenyum puas di tengah kegelapan.
Bersambung...