Ada yang kayak mereka nggak sih? Jodoh lewat chat? Ya ampyuun CHAT?? Iya ho'oh! Mereka nggak pernah ketemu, cuma bertukar kabar melalui pesan ketikan, nggak ada pidio kol (video call). Cuma deretan huruf tapi membuat hidup mereka semprawut!
Giliran ketemu secara nggak sengaja di dunia nyata, mereka malah kayak musuh bebuyutan! Pas kembali ke aplikasi, weeeh sayang sayangan lagi.
Di sini yang koplak siapa sebenarnya? Lintang nya? Bang Baga? atau.... Yang nulis cerita??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih tentang tercrazy crazy
Seketika petir menyala lagi, bikin suasana dramatisnya makin menjadi-jadi. Kalau ini drama Korea, kamera udah nge zoom ke arah mata Baga lengkap sama tetesan hujan yang jatuh di pipinya. Bukan kok, bukan air mata.. Cowok pantang nangis saat hujan, tapi jika sembari pipis tipis-tipis nggak apa-apa kali ya?
"Ai baru tahu kalau you emang beneran nggak waras! Sumpah ya, ai ilfeel sama you. Ai nyes--"
"Tapi aku nggak pernah nyesel kenal sama kamu, Star. Selama setahun ini.. Banyak hal yang udah kita lewati bareng-bareng di aplikasi chat itu, kamu ingat kan? Pasti kamu juga belum lupa... Aku emang bodoh nggak bisa ngenali kamu di real, di luar aplikasi itu aku nggak pernah mandang cewek lain selain kamu. Kamu lihat sendiri gimana juteknya aku waktu pertama kali kita ketemu, gimana nyebelin nya aku, kamu inget?" potong Baga cepat.
"Kenapa aku kayak gitu? Apa kamu tau alasannya? Karena aku nggak mau bikin baper perempuan lain di manapun itu selain kamu, Star. Aku jaga hati dan pandangan ku agar nggak nyakitin kamu, meski nggak pernah ketemu... Aku nggak mau bikin kamu cemburu. Kamu bisa lihat sendiri kan, aku selalu cuek sama orang lain di real tapi enggak bisa kayak gitu sama kamu di aplikasi chat kita." imbuh Baga, tatapan mata sayu dan teduh itu sekilas membuat Lintang nggak tega.
"Marah aja nggak apa-apa. Berapa banyak waktu yang kamu butuhkan untuk menyembuhkan sakit hati mu pada ku, aku berikan, aku terima. Tapi tolong inget ini Star... Aku nggak bermaksud nyakitin kamu. Misalnya aku tahu dari awal kalau kamu adalah Star ku, aku nggak akan segan buat meluk kamu di awal pertemuan kita beberapa hari yang lalu."
Tanpa menyentuh, nggak ada kontak fisik sama sekali, hanya bicara dari kejauhan tapi Baga rasa itu sudah lebih dari cukup. Dia bersyukur Lintang mau menemuinya. Entah bagaimana penilaian Lintang padanya sekarang, dianggap orang gila pun Baga terima saja.
"Cukur! Ai nggak suka you banyak omong. Sekarang you pulang. Ai nggak mau lihat you di sini, pesing kelapa ai.." hah, dia bilang apa?
"And one more, you jangan panggil ai Star Star! Ai udah delete aplikasi nurjana itu, antara you and me.. nggak ada hubungan apa-apa lagi. Bintang212 is died! Yang ada di hadapan you bukan Star tapi Lintang!" Lintang mengibaskan poninya yang udah ambyar ketiban percikan air hujan.
"Oke," Baga mengangguk pelan. "Lintang…"
Lintang reflek kaget. Waduh, kok namanya kedengeran lembut, manis, dan bikin jantungnya ngelakuin atraksi tap dance nggak jelas saat Baga menyebut namanya.
"Pulang sana!" ketus banget suara dek Lintang ini.
"Iya, nanti juga aku pulang. Tapi meski kamu bilang benci atau nyesel kenal sama aku, lagi dan lagi.. Nggak apa-apa. Karena aku tetap Zyan mu. Baga Zyan Abhista nya Lintang." jawab Baga santai padahal kedinginan dan bibirnya udah pucat hampir berubah biru.
"Bener-bener kelapa batu! You itu stupid tingkat mahkamah konstitusi pasti, ya? Kalau kayak gitu terus, you bisa sakit! Oooh ai know...You punya saham di rumah sakit pasti, sampai buru-buru pengen dirawat inap?!" Lintang mendengus keras.
Baga terkekeh kecil, dia sapu lagi air yang membasahi wajahnya dengan telapak tangan yang udah berkerut saking dinginnya. "Aku cuma nggak mau kamu pergi dari ku karena salah paham… sebisa mungkin aku akan memperbaikinya."
JLEB.
Lintang tiba-tiba membeku. Dia ngefreeze seketika. Hei... yang di depannya ini beneran Baga, ya? Baga si tengil, nyebelin, ngeselin, dan nggak banget itu?? Kok bisa beda banget sama Baga yang kemarin! Ini sih settingannya udah kayak Zyan609. Alamaaak, alamat pleyot hatimu dek.
"Ya udah, terserah you! Ai mau masuk! Jangan salahin ai kalau you berubah jadi ikan dayung besok pagi karena kedinginan dan kelamaan kena hujan!!"
Lintang muter badan, mau masuk rumah. Tapi langkahnya tertahan. Karena ada suara…
'Hatchiiiiiiii'
Lintang langsung noleh. Bener aja si bucin ini udah bersin-bersin. Dia gosok hidungnya yang mulai sensitif terhadap udara lembab. Mata Baga aja udah merah, bukan lagi kedinginan tapi Baga udah ditahap menggigil namun bibirnya sengaja digigit agar nggak begitu ketara di depan Lintang.
"Haiiiiis, bener-bener nyusahin! You ya...!!" Lintang bergerak masuk ke dalam rumah.
Baga diam aja, masih pada posisi semula. Ternyata mendapatkan maaf itu lebih sulit dari pada membuat kesalahan. Mana dia udah ngerasain kepalanya kliyengan lagi. Semalem kurang tidur, eh sekarang malah di ajak ngeshower alami di bawah guyuran banyu langit.
Baga pikir Lintang masuk ke dalam dan nggak mau keluar lagi, tapi nyatanya Lintang keluar sambil bawa teh hangat eh.. panas kali ya wong masih ngepul gitu asapnya. Sama handuk dua bijik.
"Sini! Nggak mau ke sini, ai lempar you pakai nampan ini!" suara galak tapi ada perhatian di sana. Apa ini tanda-tanda jika Lintang mulai luluh?
Baga langsung berjalan mendekati Lintang, tapi nggak mau masuk area teras rumah. Dia tetap berdiri di bawah guyuran hujan. Bukan takut dilempar nampan, tapi takut jika Lintang nggak nyaman dekat-dekat dengannya. Jaga jarak dulu lah ya, kira-kira gitu mikirnya si Baga.
"Astaghfirullah hal adzim, you ngerti SINI nggak sih? You jangan nadahin kepala you sama talang aer kayak gitu, bisaaa?? You makin belo'on nantik!!" ngomelnya aja ada sisi positifnya, cewek emang luar binaza!
Karena Baga hanya maju sejengkal, itu juga kayak ogah-ogahan mentas dari acara hujan-hujanannya, Lintang samperin Baga lalu menarik tangan lelaki itu kayak nyeret kebo yang nggak mau keluar dari kubangan.
"Jangan dekat-dekat, Star.. Aku basah. Nanti kamu ikutan basah," Baga bilang gitu tapi nggak menolak saat tangannya ditarik Lintang.
'Ternyata kayak gini rasanya dipegang sama Star...' asli dah.. Jaman bapak Abhi aja nggak gini gini amat ngejar emak Deepika, ini kok Baga nemen banget ya? Apa ini yang namanya karma? Dulu setengah mati emak Tisya mepetin bapak Abhi nyampe bego nya melebihi batas manusia pada umumnya, eh sekarang malah anaknya pak Abhi yang ngemis-ngemis maaf ke anaknya emak Tisya nyampe rela kehilangan akal sehatnya...
"Tuh handuk pakai buat ngelapin kepala you!" suara Lintang terdengar garang. Geregetan banget dia sama si Baga ini.
Tapi bukannya mengambil handuk yang Lintang bawa dan mengelap rambutnya yang udah basah banget oleh air hujan sejak tadi, Baga malah duduk dlosoran di depan Lintang. Baga duduk di lantai dan menundukkan kepala. Lintang hanya bisa geleng kepala sambil ngelus dada sama kelakuan Baga yang kayak bocah minta dicebokin emaknya eh.. Dikeringin rambutnya sama emaknya! Mau nggak mau, Lintang tergerak juga untuk ngobok-obok kepala Baga. Meski wajah imutnya nampak kesal, tapi jelas muncul perhatian dari Lintang yang ditujukan untuk sang Baga.
"Aku tahu kamu marah banget.." ucap Baga pelan.
"Aku juga tahu aku pantas dimarahi. Tapi aku nggak akan pergi sebelum kamu denger satu hal dari aku." lirihnya tertelan keributan hujan.
"Kalau you bilang ‘sorry’ lagi, ai nggak degan-degan buat jambak rambut you!" Lintang sewotnya menjiwai sekali.
Baga menarik napas panjang. Tubuhnya menggigil tapi tatapannya stabil. Dia angkat kepalanya menatap ke arah wajah Lintang, tepatnya pada mata gadis itu.
"Ternyata kita bisa sedekat ini ya, Star.. Dulu waktu kita masih ada di aplikasi chat, aku selalu bayangin bisa ngobrol langsung sama kamu.. Pasti nyenengin bisa denger suara lucu dari gadis seimut kamu, dan sekarang semua bayangan ku itu jadi nyata, Star.. Kamu ada di hadapan ku sekarang." suara Baga lemah, bergetar, dan hebatnya dia tetap bertahan duduk berlutut di depan Lintang.
Ini anaknya pak Abhi lho yang dlosoran di lantai kayak gini, harga dirinya entah pergi ngungsi kemana, kalau bapaknya tahu bakal gimana itu nasib kebucinannya sama dek Lintang...
aku malah mikirnya dia kasih Paramex tadi🤦🏻♀️ taunya feminax😐
bisa kali Tang ungkap akun² anonim disini yg kurang kerjaan mampir² di trending org 😌