Dikhianati oleh adiknya, dibuang oleh suaminya, kehilangan anak dalam kandungannya, hidup Huang Miaoling tidak bisa lebih buruk daripada sekarang. Ketika dia berusaha menyelamatkan suami yang sangat dia cintai, yang dia dapatkan adalah dua bilah pedang yang menembus tubuhnya tanpa belas kasihan.
"Di kehidupan berikutnya, aku, Huang Miaoling, akan membalas semuanya!"
Sebuah sumpah yang terucap karena hati yang tak rela. Tidak ada yang menyangka kalau sumpah itu akan membawanya ke sepuluh tahun sebelumnya. Sepuluh tahun sebelum semua mimpi buruk itu terjadi.
"Dengan kesempatan ini, aku akan membalas semua orang yang telah menindasku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LuciferAter, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 Kecurigaan Hanrong
Di dalam kamarnya, Miaoling sedang menyesap teh sembari membaca buku. Tak lama, Qiuyue masuk dan menutup pintunya.
“Bagaimana?” tanya Miaoling.
Qiuyue menghampiri Miaoling dan berkata, “Sesuai dugaanmu Nona, Jing Yiniang datang ke ruang belajar untuk menghampiri kedua Tuan Muda. Sepertinya, Jing Yiniang tidak bisa mengontrol emosinya dan berusaha menyakiti Tuan Muda Keenam. Akan tetapi, Tuan Muda Kelima menghalanginya dan terluka ketika mencoba menghalangi Jing Yiniang.”
Sebuah senyuman terlukis di wajah Miaoling. “Hampir benar. Tapi, kau salah,” balas gadis itu tenang.
“Apa?” Qiuyue menatap Miaoling bingung. “Apa yang salah?”
Miaoling menutup bukunya dan meletakkan cangkir tehnya. “Hanrong tidak terluka karena berusaha menghalangi. Hanrong terluka karena telah menyebut namaku.”
Qiuyue menyipitkan matanya. “Nona, kau mengarang saja. Bagaimana kau bisa dengan begitu yakin Tuan Muda Hanrong menyebut namamu? Selain itu, kenapa namamu bisa menjadi pemicu kemarahan Jing Yiniang?”
Selama ini Qiuyue tahu kalau nonanya memiliki talenta dalam berlatih pedang. Akan tetapi, dia tidak pernah mendengar kalau Miaoling punya talenta untuk melihat masa lalu dan masa depan seperti para pendeta mistis itu.
Dengan santai, Miaoling melipat bukunya. Kemudian, dia berdiri dan menghampiri Qiuyue. Ketika sudah cukup dekat, Miaoling memukul kepala Qiuyue dengan buku membuat gadis itu mengerang kesakitan.
“Qiuyue, Qiuyue, kau masih terlalu naif.” Miaoling terkekeh melihat Qiuyue memegangi kepalanya. “Kalau mau tahu, kita harus memutar waktu ke pagi hari tadi.”
Benak Miaoling berputar ketika dirinya terbangun di pagi hari. Sudah cukup lama sejak dia bisa tertidur dengan begitu nyenyak di ranjang yang empuk. Tubuhnya terasa dibuai untuk tinggal lebih lama di atas ranjang. Akan tetapi, Miaoling segera membuka mata dan bangun. Ada sesuatu yang harus dia lakukan.
Setelah mempersiapkan diri, Miaoling segera berangkat ke halaman tempat Hanrong dan Junyi tinggal, Halaman Baiyun [1]. Kediaman Huang terbagi menjadi enam; Halaman Tiantang [2], Lantian [3], Taiyang [4], Yueliang [5], Baixing [6], dan Baiyun.
Halaman Tiantang adalah tempat tinggal Huang Qinghao dan Wei Ningxin ketika wanita itu dulu masih ada. Sekarang, hanya Jenderal Besar itu yang tinggal di sana. Halaman Lantian merupakan halaman tempat tinggal Huang Yade dan Situ Yangle, sedangkan Halaman Taiyang ditinggali oleh Huang Jieli dan Shang Meiliang. Halaman Yueliang diberikan kepada Huang Miaoling dan Halaman Baixing diberikan kepada Wushuang dan Jingxiang. Yang terakhir adalah Halaman Baiyun yang belum lama dibangun sebagai tempat tinggal kedua bocah terkecil, Huang Hanrong dan Huang Junyi.
Baru saja Miaoling melangkah masuk ke dalam halaman, gadis itu melihat Hanrong dan Junyi sedang sarapan di meja taman. Beberapa pelayan terlihat memiliki kesibukan masing-masing. Ada pelayan yang menyapu, ada yang menyiram tanaman, beberapa mengelap barang-barang di dalam kamar yang pintunya terbuka, dan sisanya membantu menyiapkan sarapan kedua tuan muda mereka.
Melihat kakak mereka datang secara tiba-tiba, Hanrong dan Junyi yang sedang menyantap makan paginya segera turun dari kursi dan membungkuk. “Salam, Kakak Ketiga.”
Mulut Hanrong dan Junyi yang masih sibuk mengunyah membuat Miaoling terkekeh. “Berdirilah. Di mana Jing Yiniang? Kenapa kalian tidak sarapan bersama?” Pandangan Mata Miaoling menyapu halaman hanya untuk mendapati sosok Jingxiang yang tidak hadir. Hak asuh ada di tangan wanita itu, Miaoling tahu kalau biasanya wanita itu pasti akan ikut menemani kedua adiknya untuk sarapan.
Junyi berusaha menelan makanan di mulutnya dan menjawab, “Ibu sarapan di kamar karena lukanya.”
Ucapan Junyi membuat Miaoling sadar akan sesuatu. Junyi dan Wushuang memanggil Jingxiang dengan panggilan ibu ketika seharusnya mereka memanggil wanita itu dengan panggilan ‘Yiniang’. “Junyi, kau harus memanggil ibumu dengan panggilan ‘Yiniang’ seperti kakak-kakak yang lain. Kita harus mengikuti norma, kau mengerti?” tegur Miaoling. Kemudian, dia beralih kepada Hanrong. “Hanrong, Kakak memiliki hal yang harus dibicarakan kepadamu. Junyi, lanjutkan sarapanmu.” Gadis itu kemudian melangkah ke arah pohon bunga plum yang berada di tengah halaman itu.
Hanrong dan Junyi hanya menatap satu sama lain dengan bertanya-tanya. Setelah itu, Hanrong pun mengikuti Miaoling duduk di bawah pohon yang berada tidak jauh dari meja tempat Junyi duduk. Akan tetapi, tempat itu cukup jauh agar Junyi tidak bisa mendengar pembicaraan mereka.
“Kakak, apa yang ingin kau bicarakan denganku?” tanya Hanrong sembari mengunyah roti mantau yang dia bawa.
“Hanrong, aku tidak akan menyita waktu sarapanmu lama-lama. Akan tetapi, Kakak ingin kau berjanji untuk tidak mengatakan isi percakapan kita kepada siapapun.” Miaoling menyodorkan jari kelingkingnya pada Hanrong.
“Tentu saja!” Hanrong mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Miaoling. Kemudian, Hanrong berkata, “Yang melanggar janji tidak akan hidup bahagia!”
Sebuah senyuman muncul di wajah Miaoling. “Hanrong, apakah menurutmu Kakak jahat?”
Alis Hanrong segera bertaut bingung. “Kenapa?” tanyanya. Kemudian, dia langsung mengerti. “Strategi Ci Yun?” Miaoling menganggukkan kepalanya. “Hmm, tidak juga. Walaupun aku memang malas dan sedikit kesal, tapi Junyi bilang Kakak menyuruh kami melakukan hal itu demi kebaikan kami. Jadi, aku pikir Kakak bukan orang jahat.”
‘Bocah ini ….’ Miaoling ingin tertawa mendengar jawaban polosnya. Tangan Miaoling terulur dan mengusap kepala adiknya itu. “Anak yang pintar,” puji Miaoling membuat Hanrong tersenyum. “Kakak punya tugas untukmu.”
“Apa itu?”
“Aku ingin kau melindungi Junyi dari Jing Yiniang.”
Perintah Miaoling membuat Hanrong kembali bingung. “Kenapa?” Jingxiang adalah ibu kandung Junyi, kenapa kakaknya menyuruh dirinya untuk melindungi Junyi dari Jingxiang?
Miaoling mengalihkan pandangannya dan menatap ke arah Junyi yang sesekali melirik ke tempatnya dan Hanrong berada. Sebuah senyuman dilemparkan oleh Miaoling kepada adik kecilnya itu membuat Junyi merona malu. “Aku akan mengatakan satu hal yang harus kau ingat seumur hidupmu. Cinta yang ditunjukkan orang lain kepadamu terkadang hanyalah … kepalsuan belaka.”
Hanrong terdiam dan mengikuti arah pandangan Miaoling. “Kakak … apa maksud dari ucapanmu? Aku tidak mengerti.”
Miaoling tidak menghiraukan pertanyaan Hanrong dan bertanya, “Menurutmu, Jing Yiniang lebih menyayangi Junyi atau … dirimu?”
Pertanyaan Miaoling membuat Hanrong menoleh dan mendapati Miaoling sedang menatapnya dalam-dalam. Tatapan mata kakaknya itu membuat Hanrong terhipnotis. Setelah berkedip beberapa kali, Hanrong menundukkan pandangannya. Pikirannya mulai berputar mengingat setiap kejadian di mana Jingxiang selalu membelanya dan menomorduakan Junyi.
“Apakah menurutmu itu masuk akal?” tanya Miaoling.
Dahi Hanrong berkerut dan dia mengalihkan pandangannya untuk menatap Junyi yang sedang menyendok bubur dan memasukkannya ke dalam mulut mungilnya. Walau umur Hanrong dan Junyi tidak jauh berbeda, tapi perbedaan sifat mereka bagaikan langit dan bumi. Jikalah Hanrong adalah bumi yang sering bergoncang dengan segala bencana alamnya, Junyi adalah langit yang tenang dan tak pernah hujan.
Hati Hanrong enggan untuk mengakuinya, tapi dia tahu kalau Junyi adalah seorang anak yang lebih baik dibandingkan dirinya. Junyi selalu taat dan tidak pernah membantah. Lalu, apa yang membuat Jingxiang membenci bocah itu? Karena kedua mata yang berbeda itu?
“Kau mungkin berpikir kalau keanehan dalam penampilan Junyi adalah alasan. Akan tetapi, bisa aku pastikan itu salah.”
Jawaban Miaoling membuat Hanrong mengerutkan dahinya tidak senang. “Kakak, bagaimana kau bisa tahu apa yang ada di dalam pikiran Jing Yiniang? Kau bukan Jing Yiniang. Jangan sembarangan menuduhnya.”
Sejak dia kecil, Hanrong telah diurus oleh Jingxiang. Selain Jingxiang, Hanrong tidak mengenal sosok ibu kandungnya, Wei Ningxin, yang meninggal beberapa jam setelah melahirkannya. Di sisi lain, kakak-kakaknya yang lain kurang memperhatikannya. Di lubuk hati Hanrong yang terdalam, dia yakin itu semua karena kakak-kakaknya menganggap dirinya sebagai penyebab kematian ibunya.
Satu-satunya orang yang mengurus dan menyayangi Hanrong adalah Jingxiang. Sekarang, Huang Miaoling, kakak yang selama ini tidak pernah mementingkan dirinya, berusaha mengatakan kalau Jingxiang memiliki niat dibalik kasih sayang itu?
Miaoling tersenyum. “Hanrong, Kakak mengatakan ini agar kau berhati-hati. Percaya atau tidak, itu semua terserah padamu. Oleh karena itu, tugas yang Kakak berikan padamu hanya satu. Lindungi Junyi dari Jing Yiniang. Itu saja.” Dengan anggun, Miaoling berdiri dan menepuk-nepuk roknya. “Tentu saja, melindungi Junyi atau tidak, itu juga terserah dirimu. Kalau kau tidak mau, Kakak tidak akan memaksa. Akan tetapi,” Miaoling melirik Hanrong yang masih menatapnya dengan intens, “salah satu tugas seorang kakak adalah … untuk melindungi adik-adiknya.” Kalimat terakhir ini … Miaoling ucapkan untuk dirinya sendiri.
Setelah mengucapkan hal tersebut, Miaoling pergi menghampiri Junyi, berbasa-basi untuk menutupi percakapan serius yang terjadi di antara dirinya dan Hanrong. Sadar kalau Hanrong masih tertegun dan terduduk di bawah pohon membuat Miaoling berseru selagi berjalan pergi meninggalkan halaman tersebut, “Hanrong, Junyi, selesaikan sarapanmu dan jangan lupa untuk menyelesaikan lima kali salinan Strategi Ci Yun hari ini sebelum makan malam. Kalau telat, tambah lima kali.”
Mendengar cerita Miaoling membuat Qiuyue ternganga. “Nona, kau ….” Qiuyue tertegun untuk sesaat. “Tidak heran Tuan Muda Kelima akan menyebut namamu. Jelas kau yang memerintahkannya untuk menjaga Tuan Muda Keenam dari Jing Yinang.” Setelah beberapa saat, Qiuyue merasa ada yang aneh. “Tunggu, bagaimana kau tahu kalau Jing Yiniang akan menghampiri kedua Tuan Muda?”
Jari-jari Miaoling meraih konde yang diberikan Junsi kepadanya. “Kau pikir, kenapa aku dengan lantang mengumumkan tugasku kepada Hanrong dan Junyi?” Gadis itu meletakkan konde tersebut ke dalam kotak dan mengalihkan pandangannya kepada kantong kain yang Qiuyue taruh di atas meja. “Tentu saja agar mereka semua tahu dan membicarakan hal itu. Semakin banyak yang tahu tentang tugas yang kuberikan pada kedua adikku, semakin bagus. Karena dengan begitu, berita itu akan dengan cepat sampai ke telinga Jing Yiniang.”
Tangan kanan Qiuyue yang mengepal menepuk telapak tangan kirinya. “Dengan sifat Jing Yiniang yang pendendam, dia pasti ingin membalasmu atas kejadian tadi malam. Tapi, kesempatan apa yang bisa Jing Yiniang ambil dari tugas yang kau berikan pada kedua Tuan Muda, Nona?”
“Tugas bisa menjadi sebuah hukuman,” balas Miaoling. Melihat kalau Qiuyue masih tidak mengerti, Miaoling hanya berkata, “Kau akan mengerti ketika wanita itu mengirimkan hadiahnya.”
“Hadiah?”
Tiba-tiba, terdengar sebuah ketukan yang mengagetkan Qiuyue dari luar pintu kamar Miaoling. Qiuyue pun segera membuka pintu dan mendapati seorang gadis pelayanlah yang mengetuk kamar Miaoling.
“Ada apa?” tanya Qiuyue.
Pelayan itu melirik Miaoling dan memberi salam, “Salam, Nona Pertama. Jenderal Besar meminta kehadiranmu di ruang tengah.”
Dengan sebuah senyuman, Miaoling menepuk pundak Qiuyue. “Hadiahnya sudah sampai.”
__
[1] Halaman Baiyun: Salah satu bagian dari kediaman Huang. Arti nama: Halaman Awan Putih
[2] Halaman Tiantang: Salah satu bagian dari kediaman Huang. Arti nama: Halaman Surga
[3] Halaman Lantian: Salah satu bagian dari kediaman Huang. Arti nama: Halaman Langit Biru
[4] Halaman Taiyang: Salah satu bagian dari kediaman Huang. Arti nama: Halaman Matahari
[5] Halaman Yueliang: Salah satu bagian dari kediaman Huang. Arti nama: Halaman Cahaya Bulan
[6] Halaman Baixing: Salah satu bagian dari kediaman Huang. Arti nama: Halaman Ratusan Bintang
___
A/N: Heyho, hari ini Author decide buat up 2 chapters. Hehehe. Sekalian ada ilustrasi simple tentang halaman Yueliang punya Miaoling ya. Seperti yang kalian liat, kan gedung kamar Miaoling kayak huruf T, ya? Nah, jadi kamar tidur Miaoling sebelah kiri, terus ruang belajar Miaoling sebelah kanan, kalau yang tengah rada ke depan pintu keluar gedung itu biasanya ruang tamu untuk terima tamu yang dateng ke halamannya gitu.
Kalau ada waktu, Author bikinin layout kediaman Huang. Tapi, rasanya Author males ... HAHAHA.
ANYWAY, like, vote, comment, and share as always! Thank you for the support guys!
😭😭😭😭😭😭
hiks....m