Rafka william Adijaya. seorang CEO yang berstatus duda, sedang membawa anaknya jalan-jalan di sebuah taman bermain. Namun, karena ia sedang mengangkat telpon tidak sadar anaknya menghilang.
Karin Dewanti. seorang gadis yang sedang mengantri membeli minuman, ia tak sengaja melihat dua anak sedang menyeberang dan ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi . Karin yang khawatir langsung berlari dan akhirnya ..
sreeett ... bruukk..
"ssshhh, aww." desisnya.
"kalian tidak apa-apa? apa ada yang terluka? apa ada yang sakit?" cecarnya .
hwaa.. hwaa.. hikss.. Daddy..
akankah Rafka menemukan anak kembarnya ?
yuk, ikuti terus ceritanya sampai habis :)
HAPPY READING ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 8
Karin yang sudah merasa lengket badannya ingin pergi ke kamar mandi membersihkan tubuhnya, dia berusaha berjalan menuju kamar tidur untuk mengambil handuknya, dengan susah payah Karin berjalan dari kamar tidur kemudian ke kamar mandi. saat ingin melangkahkan kaki ke depan pintu, Karin mendengar suara seseorang masuk. dia melongok kan kepalanya mencari siapa yang masuk, sudah tahu siapa yang masuk Karin langsung memanggilnya.
"Dek, sini dulu sebentar."panggil Karin.
"iya Teh, ada apa?" jawab seoranglaki-laki itu seraya menghampiri suara kakaknya.
"Bantuin Teteh ke kamar mandi, kaki Teteh masih sakit nih." ucap Karin meringis.
"Astaghfirullah, Teteh kunaon? ini kenapa di perban atuh teh kepalanya? adu jotos sama siapa teh? aduh teh kalau ada yang mau ngerampok teteh kasih aja uangnya, da uang mah masih bisa di cari nyawa taruhannya teh aduh si teteh mah aya-aya wae." cecar si pria tersebut dengan panik.
Karin menghela Nafasnya panjang, dengan menggelengkan kepalanya pusing mendengar adiknya yang sudah seperti Ibu hajat. adiknya yang bernama Kiki Abimana ini, selalu cerewet kalau melihat sang kakak terluka, jelas saja. Kiki hanya memiliki kakaknya seorang setelah sang Ayah meninggal dan sang ibu depresi saat ayahnya meninggal, sehingga sang ibu memilih bunuh diri dengan meminum racun tikus.
"nanti teteh jelasin ke kamu, sekarang bantu teteh atuh, pegel ini kalo lama-lama berdiri. kamu mah bukannya bantuin, malah nyerocos kayak beo " ucap Karin kesal.
Karin di bantu oleh adiknya masuk ke dalam kamar mandi, dengan perlahan dia memapah sang kakak , adik Karin menyiapkan kursi plastik guna mempermudah kakaknya untuk mandi agar tidak pegal karena lama berdiri.
Tak lama kemudian, Karin sudah beres membersihkan tubuhnya. bukan Mandi , lebih tepatnya hanya mengelap tubuhnya, karena luka di tubuhnya masih basah. Kiki yang melihat Kakaknya membuka pintu, langsung menghampiri dan memapah tubuh kakaknya sampai ke kamar milik Karin.
"Kiki?" panggil Karin.
Kiki yang di panggil langsung berdiri menghampiri Karin.
"Apa teteh membutuhkan sesuatu?" tanya Kiki
"tidak ada kok, kamu tadi pulang dari mana? apa sudah makan?" tanya Karin
"tadi dari rumah temen Teh, ngerjain tugas kelompok buat besok, sekalian kita makan bareng di sana. oh iya teh, teteh kenapa bisa luka begitu?" tanya Kiki
Karin menjelaskan bagaimana kronologi kejadian siang tadi, Kiki mendengarkan dengan serius. setelah mendengarkan cerita sang kakak, Kiki membantu sang kakak untuk beristirahat karena Karin mengantuk.
...****************...
Mobil yang di tumpangi Rafka dan si Kembar sudah sampai di depan mansion , kedatangan mereka di sambut oleh Oma Ayu ibu dari Rafka.
"Rafka tumben jam segini baru bawa pulang si Kembar? biasanya kalian akan pulang menjelang makan malam?" Oma ayu bertanya sambil melirik jam tangan di pergelangan tangannya, heran mengapa Rafka pulang jam 1 siang.
" Ma, nanti rafka akan menjelaskan semuanya ya. sekarang Rafka mau membawa si Kembar ke kamar, jika terlalu lama di mobil takutnya mereka tidak nyaman" jawab Rafka sembari menggendong Kenzo keluar dari mobil.
"Ya sudah, Fajar sekalian kau gendong Kenzi juga ke kamarnya ya" ucap Mama Ayu.
"baik Nyonya"
Fajar menggendong Kenzi keluar dari mobil, dia masuk mengikuti Rafka yang berjalan menuju lantai Atas kamar si Kembar. kamar si kembar berada di dalam satu ruangan dengan nuansa cat berwarna biru dan pink, ada satu ranjang berukuran king size berwarna putih. si kembar tak bisa berjauhan, jika tidur mereka akan saling memeluk satu sama lain, meskipun sang Daddy sudah menyiapkan kamar terpisah untuk keduanya. dengan perlahan Fajar dan Rafka meletakkan si Kembar dengan hati-hati, kemudian melepas sepatu yang dipakai si Kembar saat keluar rumah tadi.
Rafka menyuruh Fajar untuk pulang, sedangkan dirinya pergi ke kamar yang bersebelahan dengan kamar anaknya. sebelum Turun Rafka membersihkan tubuhnya dan menunaikan ibadah sholat Dzuhur , setelah selesai ia turun ke lantai bawah menghampiri ibunya yang sedang berada di ruang tamu, dia duduk di sebelah sang Mama.
" sejak kapan Mama disini?" Rafka memulai percakapan.
" tadi Mama abis dari salon, jadi Mama mampir sebentar ke sini. oh ya, kamu katanya mau menjelaskan sesuatu? apa itu Nak?" tanya Mama Ayu penasaran.
"tadi saat kita pergi ke taman, si Kembar hampir ketabrak Ma" jawab Rafka.
"APA?" pekik Mama Ayu
Dengan jujur Rafka menceritakan kejadian yang menimpa si Kembar, dan juga si Kembar yang menanyakan Mommy nya.
" Syukurlah cucu-cucu Mama selamat, kamu harus cari tau siapa yang sengaja ingin mencelakai cucu Mama? Cari sampai dapat, dan juga beri pelajaran sekalian. Mama pengen ketemu sama orang yang udah nolongin si Kembar, tadi kamu bilang dia bekerja di Cafe milik adiknya Fajar bukan? nanti Mama mau menemui gadis itu untuk mengucapkan Terimakasih." ujar Mama ayu
"iya ma, terserah Mama saja"
"Mama bagaimana dengan si kembar? aku benar-benar merasa bersalah karena tak pernah mempertemukan mereka dengan Mommy nya." ucap Rafka lesu.
Mama ayu mengusap bahu Rafka perlahan.
" Tenanglah Rafka, Allah pasti memberi jalan untuk semua keresahan kamu. Mama nanti akan bicara sama si Kembar sekalian membahas perihal ulang tahun mereka, Mama yakin kalau kamu menjelaskan dengan perlahan Mereka pasti mengerti." ucap Mama Ayu
Melihat keresahan yang di alami anaknya, Mama Ayu merasa bersalah karena telah menjodohkan Rafka dengan Cristin. Akhirnya, bukan hanya anaknya yang menderita tapi juga cucu-cucunya. Namun dia tak bisa berbuat apa-apa, selain memberi dukungan kepada Rafka.
'Maafkan Mama Rafka, ini semua salah Mama.' Mama ayu membatin.
Tiba-tiba suara menggelegar terdengar dari arah pintu utama, tidak lain dan tidak bukan dia adalah adik Rafka yaitu, Reza William Adijaya. si bungsu yang baru datang dari luar Negeri Malaysia. Reza di tugaskan untuk memimpin perusahaan cabang di sana oleh Papa William,
"yuuhhuu.. Aku Datang .." teriaknya heboh
Mama Ayu dan Rafka menoleh ke arah suara.
" Kenapa pulang tak memberi tahu dulu sih? tiba-tiba datang kayak jelangkung aja" tanya Mama Ayu setelah Reza menghampiri seraya mencium tangan mama Ayu.
"kan namanya juga kejutan, Mama ku sayang" jawabnya memeluk sang Mama
" Memangnya di Malaysia tidak ada masalah, sehingga kau bisa pulang ke sini?" tanya sang kakak
"tadinya ada masalah, tapi semua sudah teratasi kak. aku juga ingin pulang, aku bosan melihat tumpukan berkas terus, sesekali aku pulang anggap saja refreshing gitu. Siapa tahu aku dapat jodoh disini" ucap Reza santai
Rafka dan Mama Ayu menggelengkan kepalanya, mendengar ucapan dari Reza. memang benar Reza jarang pulang, selama di tugaskan sang Papa karena perusahaan di sana hampir sama besarnya dengan perusahaan yang di pimpin oleh Rafka.