Vania Arnelita Adriansyah (Vania) dan Rizky Nugroho sudah menjalani hubungan selama dua tahun kurang lebih.
Rizky selalu menjanjikan pernikahan mewah kepada Vania selama satu tahun ke belakang, akan tetapi selama hampir dua tahun ini janji Rizky seperti menghilang di bawa angin.
"Rizky, ada apa denganmu dan apakah aku punya salah?“ tanya Vania.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ainie1012, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Opa & Oma
Singkat cerita Dev sudah di perbolehkan pulang dari rumah sakit dan saat ini Dev juga Andra sedang berada di rumah bersama dengan Vania, Nita, Rizal dan juga Erwin.
"Alhamdulillah, akhirnya Dev bisa pulang juga ke rumah...." kata Vania yang mensyukuri anaknya telah sembuh.
Saat ini Dev dan Andra terlihat sangat lengket dengan Erwin sangat ayah biologis.
"Dev....istirahat lagi yuk, kamu kan masih dalam masa pemulihan...." ucap Nita mengingatkan Dev.
"Enggak mau bunda, aku mau sama papa saja...." ujar Dev yang menolak ajakan Nita dan masih berada di pangkuannya Erwin.
"Sayang....dengarkan papa, papa tidak akan kemana-mana dan papa akan menunggu Dev di sini...." lanjut kata Erwin yang menimpali perkataan Nita dan Dev.
"Tidak mau...." teriak Dev kembali, akan tetapi perkataan Erwin terpotong oleh suara dering dari handphone milik Erwin yang menampilkan panggilan video call.
Tanpa melihat ID sang penelepon Erwin mengangkatnya.
Mami : halo assalamu'alaikum Win, bagaimana pekerjaanmu disana dan kapan kamu akan pulang ke rumah?
Ternyata Mami Gina yang menelpon Erwin dan mami Gina tidak menyadari kalau disana masih ada Dev yang sedang memeluk tubuh Erwin.
Erwin : wa'alaikumsalam mi....alhamdulillah pekerjaannya sebentar lagi akan selesai, nanti setelah pekerjaan di sini selesai kami akan pulang.
Kata Erwin yang menjawab pertanyaan sang mami dan sambil mengusap rambutnya Dev.
Vania melihat bujukan dari Nita dan Erwin tidak ada hasilnya untuk membujuk Dev untuk pindah, akhirnya Vania pun turun tangan.
Vania juga merasa tidak enak jika ada Dev di dalam pangkuannya Erwin, karena Erwin sedang berbincang dengan maminya.
"Sayang....pindah ke kamar yuk, nanti mama temenin Dev tidur...." ucap Vania sambil berusaha membujuk Dev dan mengangkat tubuh kecil Dev dari pangkuannya Erwin.
"Permisi kak dan maaf...." sahut Vania kemudian yang berhasil mengangkat tubuhnya Dev dari pangkuannya Erwin.
"Hiks....hiks....hiks....tidak mau, Dev mau sama papa....hiks....hiks....hiks...." ujar Dev sambil terisak.
"Sayang, dengerin mama...." sambung Vania, akan tetapi ucapannya terpotong oleh ucapan Erwin.
"Sudah tidak apa-apa Nia, biarkan Dev bersamaku dan nanti aku akan pindahkan Dev ke dalam kamar...." timpal perkataan Erwin kemudian dan Dev pun kembali ke pangkuan sang papa.
ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ
Di sebuah rumah berlantai dua terlihatlah sepasang suami-istri paruh baya, sedang bersantai.
"Mi, coba kamu hubungi Erwin, tanyakan bagaimana pekerjaannya dan juga kapan dia akan pulang?" pinta papi Febri kepada mami Gina yang berada tepat di sebelahnya.
"Kenapa tidak papi saja yang menghubungi Erwin dan bertanya langsung kepadanya?" tanya mami Gina kepada papi Febri.
"Maaf mi, tapi saat ini papi sedang menunggu sambungan telepon dari asisten papi yang akan berangkat ke Korea Selatan...." kata papi Febri kembali.
Dengan perasaan sedikit kesal mami Gina pun mengikuti perintah sang suami, untuk menelpon Erwin dan tidak perlu menunggu lama sambungan dari mami Gina pun diangkat oleh Erwin.
Mami : halo assalamu'alaikum Win, bagaimana pekerjaanmu disana dan kapan kamu akan pulang ke rumah?
Tanya mami Gina kepada Erwin yang berada di seberang sana.
Erwin : wa'alaikumsalam mi....alhamdulillah pekerjaannya sebentar lagi akan selesai, nanti setelah pekerjaan di sini selesai kami akan pulang.
Balas Erwin kemudian dan terlihat ekspresi lelah di wajah Erwin.
Tidak beberapa lama mami Gina mendengar seperti suara seorang perempuan yang sedang membujuk anaknya.
"Sayang....pindah ke kamar yuk, nanti mama temenin Dev tidur...." mami Gina melihat sepasang tangan perempuan yang sedang mencoba mengangkat seorang anak laki-laki dari pangkuan Erwin.
"Permisi kak dan maaf...." kata perempuan itu kembali yang meminta izin kepada Erwin dan mami Gina melihat semuanya.
"Hiks....hiks....hiks....tidak mau, Dev mau sama papa....hiks....hiks....hiks...." terdengarlah suara tangisan dari anak tersebut ketika sudah tidak berada di pangkuan Erwin.
"Sayang, dengerin mama...." terdengar kembali suara lemah lembut dari perempuan ada di hadapan Erwin tersebut yang sedang membujuk sang anak.
"Sudah tidak apa-apa Nia, biarkan Dev bersamaku dan nanti aku akan pindahkan Dev ke dalam kamar...." timpal perkataan Erwin kemudian dan Dev pun kembali ke pangkuan sang papa.
Degh....
Entah mengapa jantung mami Gina berdetak lebih kencang ketika melihat wajah Erwin kecil berada pada anak itu.
Mami Gina : Erwin....
Ucap mami Gina yang sangat terkejut, begitu juga papi Febri yang ada di sebelahnya.
Erwin seakan paham dengan apa yang diinginkan oleh mami Gina.
Erwin : sebentar ya mi dan aku tahu di sebelah mami ada papi, aku akan menjelaskan semuanya siapa mereka.
Ujar Erwin yang sedang menggendong anak kecil itu dan membawanya ke sebuah kamar, menidurkannya di sana dan Erwin juga menidurkan dirinya di sebelahnya.
Dan papi Febri pun berdehem supaya Erwin mengetahui kalau dia ada di sana juga.
ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ
Erwin : mami dan papi ingat dengan perbincanganku dengan Edwin dan Rizal beberapa tahun yang lalu?
Tanya Erwin kepada sang mami juga papinya dan mereka pun menganggukan kepalanya.
Mami Gina : Win, jangan bilang kalau dia adalah....
Mami Gina bertanya kembali dan Erwin pun menganggukan kepalanya dan mengiyakan.
Erwin : iya mi, dia adalah anakku dan juga cucu mami dan papi
Kata Erwin yang berbicara jujur dengan mami dan papinya, Erwin pun hanya bisa melihat sang mami yang menutup mulutnya dan tanpa bisa memeluk sang mami.
Erwin : dan mami tahu, cucu mami tidak hanya satu tapi dua atau dengan kata lain kembar. seperti aku dan Edwin.
Ucap Erwin kembali sambil terus mengusap kening Dev yang sudah terlelap akibat pengaruh obat yang ia minum.
"Pi, kita punya cucu kembar pi...." ujar mami Gina kepada papi Febri yang berada di sebelahnya.
Handphone mami Gina pun berpindah tangan ke papi Febri dan munculah wajah tampan yang turun ke Erwin dan Edwin, meskipun sudah berumur hampir 50 tahun.
Mami Gina : bawa mereka kesini nak, beserta dengan ibunya dan kami akan merestui hubungan kalian.
Sahut papi Febri kemudian yang meminta Erwin untuk membawa Dev, Andra dan Vania ke hadapan mereka.
Erwin : pasti pi, aku akan membawa mereka pulang ke Jakarta dan mempertemukan kalian dengan mereka bertiga dan aku juga mau menemui keluarga mamanya untuk bertanggung jawab....
Sambung Erwin kemudian yang mengatakan rencananya, yang akan membawa pulang kedua anak-anaknya dan juga Vania.
Mami Gina : papi dan mami akan menunggu kedatangan kalian di rumah dan mami juga akan memasakan buat kedua cucu mami dan juga calan mantu mami....
Lanjut papi Febri dan di tambah dengan perkataan mami Gina, sedangkan Erwin hanya mengangguk.
Mami Gina : ya sudah....kalau begitu telponnya mami tutup, mami tidak mau mengganggu cucu mami yang sudah tertidur itu dan assalamu'alaikum....
Kembali kata mami Gina yang akan mengakhiri sambungan telpon mereka.
Erwin : Wa'alaikumsalam....
Dan Erwin pun mengakhiri sambungan telpon tersebut dan mengikuti jejak Dev yang sudah tertidur pulas, kemudian tidak lama masuklah Andra dan tidur juga di sebelahnya Erwin.
Vania yang melihat ketiganya hanya bisa menggelengkan kepalanya saja.
Dan Vania pun menurunkan suhu ac, supaya ketiganya bisa tidur dengan tenang dan tidak kepanasan.
TBC.
