perjalanan anak remaja yang berusaha bekerja keras , namun perjuangannya penuh dengan duri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ngekost
Pak Atmo dan keluarganya tampak serasi memakai batik , Rangga memfoto beberapa kali .
" sekarang rencanamu apa?" tanya pak Atmo,
" aku mau merenovasi rumah dulu pak, " jawab Rangga ,
" kalau begitu, kamu bantu aku kerjain desain villa punya pak Rendra yah," pinta pak Atmo .
" iya pak " ucap Rangga menyanggupi
" baiknya kamu kuliah , pak Rendra pasti membantu kamu dengan memberikan pekerjaan merancang desain untuk rumah rumah yang akan di bangunnya " ucap pak Atmo.
" saya takut ga kebiayain pak, saya juga kan sedang menyekolahkan Indra ,dan masih butuh biaya besar" ucap Rangga ,
" dengan kamu kuliah , pak Rendra pasti memperhatikan mu, dia juga awalnya seperti kamu, orang tak punya tapi mempunyai kelebihan dalam pekerjaan, hingga kini ia telah menjadi pemborong sukses" tutur pak Atmo membujuk Rangga berkuliah.
saya pikir pikir dulu pak " ucap Rangga tak langsung mengambil keputusan , ia harus membicarakan hal itu dulu dengan Lydia , karena ia pernah berjanji akan menemani Lydia setelah selesai merenovasi rumahnya
" ya ,ini bawa, besok staf pak Rendra membawa komputer buat kerjamu " kata pak Atmo menyerahkan berkas berkas.
karena telah larut malam , Rangga berpamitan pulang .
Rangga langsung menelpon Lydia mengenai dirinya yang akan kuliah di sini
ternyata Lydia malah menyetujui Rangga kuliah daripada bekerja.
Pagi itu Rangga mendaftar kuliah di Universitas Lampung ( Unila ) dengan rekomendasi dari pak Rendra yang ternyata mengenal rektor di sana.
Rangga mengambil jalur beasiswa akademik, dengan nilai praktek dan ujian yang baik ia berhasil masuk .
" Selamat ya Rangga , kamu bisa masuk dengan jalur Beasiswa" pak Rendra dan pak Atmo yang mendengar Rangga berhasil masuk memberi selamat pada Rangga.
" Terima kasih pak , tanpa bantuan pak Rendra dan Pak Atmo belum tentu saya bisa lolos dengan mudah" ucap Rangga merendah .
" ha ha ha ,kamu selalu begitu, ayo kita rayakan " ucap pak Rendra ia mengajak pak Atmo dan Rangga ke sebuah rumah makan yang berada di sebuah bukit , Restoran Bukit Randu ,
mereka memesan makanan dan minuman ringan di sana merayakan keberhasilan Rangga masuk dengan jalur beasiswa akademik yang mana hanya orang orang yang memiliki prestasi saja yang bisa masuk .
Rangga mengirimkan kabar pada adiknya juga pada Lydia .
Tentu saja Lydia dan Indra senang Rangga berkuliah lagi.
sementara rumah sedang di di rehab Rangga menyewa sebuah kamar kost di dekat kampus , tepatnya di kampung Baru . Sedangkan untuk pengerjaan renovasi rumah , Rangga menyerahkan pada pemborong anak buah pak Rendra.
tempat kost yang Rangga sewa hampir semuanya orang luar daerah dan semua mahasiswa Unila.
" Hei anak baru yah?" seorang wanita muda yang melihat Rangga mengangkat barang barang bertanya.
" iya kak, saya Rangga baru masuk hari ini, dan saya ngekost di sini" jawab Rangga sambil mengenalkan diri.
" gw Silvia, panggil via aja, sepertinya kita sepantaran" ucap via , menyebutkan namanya.
" iya kak, eh via," Rangga yang jarang berinteraksi dengan lawan jenis selain Lydia tentu saja agak gugup , apalagi penampilan Silvia sangat menarik, dengan tubuh semampai berwajah cantik, dan dari pakaiannya juga terlihat jelas bila dia orang berada.
"Santai aja, sebagai perkenalan kita ke cafe depan nanti" ucap Silvia
" ta..tapi!"
" ga ada tapi tapian, nanti kita ke cafe depan" potong Silvia cepat membuat Rangga tak bisa menolak.
Setelah menyusun barang barang nya dengan rapih Rangga keluar, ternyata Silvia sudah menunggu nya di depan kamar.
" udah siap loe?" tanya Silvia
" udah , mau berangkat sekarang?" tanya Rangga . Silvia memberikan kunci motor
" ayo loe yang bawa" ucapnya sambil menunjuk motor scopy yang ada di depan kamar Silvia.
" iya , tapi sebentar saja yah, aku ada kerjaan " ucap Rangga sambil memarkirkan motor .
" gimana situasi aja " sahut Silvia enteng.
Cafe yang di tuju tak jauh hanya beberapa menit saja mereka sudah sampai.
" eh bukannya itu Silvia?" ucap seorang pengunjung yang berada di dalam cafe
" iya sama siapa itu?, baru lihat aku " sahut seorang lagi. Silvia tak pernah jalan bersama lelaki apalagi malam hari , jadi mereka agak kaget melihat Silvia berjalan bersama Rangga.
" seperti nya anak baru, apa dia ga tau geng baldi yang selalu mengejar kejar Silvia." ucap seorang mahasiswa
" bego loe, kan anak baru mana tahu kalau Silvia di kejar kejar Genk baldi." ucap temannya.
" he he he, sorry gw lupa" sahutnya
Rangga dan Silvia memesan makanan dan minuman , sambil bercanda mereka menikmati makanan dan minuman di cafe itu.
Braaak
" hei, bocah apa kamu tidak tahu siapa aku, hingga kamu berani mendekati pujaan hatiku!" seorang pria besar datang dan menggebrak meja di sebelah tempat duduk Rangga dan Silvia.
" baldy ,jangan keterlaluan kamu, aku sudah bilang aku tak menyukaimu, jangan mengganggu ku terus !" Silvia yang melihat baldy datang langsung membentak mereka.
"Ha ha ha , bila kamu tak bisa menjadi milikku maka yang lainpun tak boleh" ucap baldi sambil tertawa
" bocah keluar kamu!" teriak baldi berusaha menarik kerah baju Rangga .
Plak
Aduuh
Baldi mengeluh saat tangannya di tepis oleh Rangga .
" Kurang ajar, keluar kamu kalau berani!" baldi yang merasa malu menantang Rangga,
" jangan keluar , mereka pasti main keroyokan di luar nanti" Silvia mencegah Rangga yang hendak berdiri
" lelaki pantang menolak tantangan , kamu santai aja" ucap Rangga menenangkan Silvia yang cemas.
Saat di luar Rangga langsung di kepung oleh Badri dan geng nya.
" ha ha ha, " Rangga tertawa melihat itu,
" he he he, lihat anak baru itu jadi gila karena ketakutan hingga tertawa sendiri" para pengunjung Cafe yang melihat Rangga tertawa mencemooh Rangga.
Silvia meremas tangannya cemas , geng baldy terkenal suka menindas orang, mereka berani karena mereka ikut di salah satu perguruan Silat yang cukup besar di kampus.
" seraaaang"
Baldy berteriak memerintahkan anak buahnya menyerang Rangga.
Buk
buk
plak
desh
aaargh
aduuuh
Anak buah baldy menjerit kesakitan terkena pukulan Rangga , Rangga tidak mengerahkan tenaga dalam menghadapi mereka tapi cukup membuat tulang mereka retak , bila di sertai tenaga dalam sudah di pastikan mereka pasti mengalami remuk tulang bukan patah lagi
Baldy yang melihat anak buahnya terkapar semua menjadi ketakutan , ia memutar tubuh dan hendak berlari.
Rangga mengambil batu , dan menimpuk baldy
wuuut
bletak
aaaargh
Baldy tersungkur batu yang di lempar Rangga mengenai pahanya membuat pahanya sakit dan kaku serta linu.
Dengan perlahan Rangga mendekati Baldy yang meringis memegangi kakinya.
" jangan kesini, kalau tidak guruku akan mencari mu besok!" teriak baldy ketakutan saat melihat Rangga mendekatinya
" plaaak"
" plaaak"
"aduuuh, awas aku pasti membalas " ancam Baldy
" Kamu sok sokan tapi ga punya kemampuan, lain kali jika masih mencari gara gara , aku pasti membuatmu menderita." ancam Rangga
kraaak
aduuuh
Rangga mengajak pulang Silvia setelah mematahkan kaki Baldy, para pengunjung hanya bisa terdiam , sedangkan yang tadi menelpon baldy memberitahukan Silvia sedang bersama lelaki lain sudah kabur duluan.