Sepanas Cinta Juragan Cabe

Beberapa mobil berwarna hitam melintas di jalanan Kota Valencia, terlihat terburu-buru seakan mengejar waktu. Di dalam salah satu mobil tersebut ada Azkha yang terlihat lebih tenang, dia duduk bersama sopir yang merupakan pengawal milik Nagara kakeknya. Memakai kemeja hitam dipadukan dengan celana bahan abu-abu tua membuat penampilan Azkha sangat berbeda, terlebih gaya rambutnya yang dia ikat kebelakang lebih rapih dan klimis.

Bulu-bulu halus di area rahangnya semakin membuat Azkha terlihat seperti orang asli negara ini, wajah campurannya benar-benar mempesona apalagi tubuhnya yang tinggi besar yakinlah orang-orang di negara ini pasti tidak akan menduga kalau Azkha adalah orang Indonesia asli.

Dia terus saja menatap ke depan, tidak memperdulikan keributan di bangku belakang. Lingga terlihat tengah banyak bertanya pada salah satu pengawal yang memang ikut serta bersama mobil yang mereka naiki.

Tiga buah mobil melaju cepat, Nagara duduk bersama Shaka dan Ryuga mereka berada dalam satu mobil bersama dua orang pengawal. Sementara mobil yang berada di belakang diisi oleh pengawal lain, mereka tidak akan melepaskan tuannya dari pengawasan. Apalagi saat ini tujuan utama mereka adalah orang-orang yang cukup berpengaruh di kota ini, bisa dibilang konglomerat dan gengster.

"Jadi Adelia itu masih keturunan keluarga Felipe, Eyang kok langsung tau? Divta aja enggak nemuin apapun soal asal-usul Adelia waktu nyari dia kemaren, Eyang hebat ajarin aku dong Yang!" Shaka mulai berbicara, terdengar memuji Nagara yang memang duduk bersamanya juga Ryuga. Sementara didepan ada Pengawal yang setia mendengar obrolan tuannya tanpa ingin ikut campur.

Nagara tidak menyahuti, dia hanya melirik pada Shaka. Tersenyum tipis seraya menepuk pundak cucunya cukup keras membuat suami Harumi itu meringis.

"Jadilah Papa yang baik dulu buat Ryuga, kamu jangan merengek kayak gitu malu sama anak bujang kamu Kha!" Nagara mengalihkan perhatiannya pada Ryuga yang terlihat lebih tenang daripada Shaka.

Kalau dilihat Ryuga lebih cocok menjadi ayahnya Shaka, dia lebih tenang tidak mudah terpancing emosinya lain dengan cucunya ini.

"Cicit Eyang memang pintar, sangat pintar mengendalikan emosi." Puji Nagara pada Ryuga.

Nagara merangkul pundak laki-laki muda berwajah Oriental itu, sekilas tidak akan ada yang menduga kalau Ryuga hanyalah anak angkat Shaka dan Harumi. Karena Harumi juga memiliki wajah Oriental dari ibunya yang merupakan orang Jepang, jadi orang mengira kalau Ryuga sangat mirip dengan Maminya daripada Papinya.

Nagara sendiri tidak pernah membeda-bedakan antara cicit kandungnya dengan cicit angkat, semuanya sama tidak ada yang berbeda. Mau itu Araina, sikembar Lingga Lintang ataupun Ryuga, dimata Nagara mereka adalah darah dagingnya.

Nagara bahkan merasa salut pada Shaka dan Harumi, melihat Ryuga dia teringat dengan dengan masa lalunya dulu saat pertama kali Ilham Samudera dan Reina memungutnya dari jalanan.

Mereka berdua mengangkatnya menjadi anak, tidak pernah membeda-bedakan antara Lovyna, Ragata dan dirinya. Semua sama, semua adil, bahkan dalam pendidikan dirinya yang lebih tinggi karena menempu S2 sementara Lovyna dan Ragata S1.

"Papi sudah jadi Papi yang terbaik Eyang, Papi dan Mami adalah orang tua yang Terbaik untuk aku, terimakasih sudah menjadi orang tuaku aku menyayangi kalian." Ucap Ryuga penuh kesungguhan, matanya terarah pada Shaka yang terhalang oleh Nagara tapi laki-laki muda itu masih bisa melihat reaksi Papinya sekarang.

"Aishiteru to, kalau Mami kamu ada disini pasti dia udah jingkrak-jingkrak enggak karuan dengerin kamu ngomong," Ujar Shaka dengan kekehan kecil.

Sedari awal Shaka sudah memantapkan hatinya, Ryuga adalah putranya bersama Harumi, Ryuga bukan anak angkatnya walaupun hukum tertulis mengatakan begitu.

Suasana kembali hening, mobil-mobil hitam itu terlihat berbelok ke sebuah perumahan elite yang menyuguhkan pemandangan luar biasa untuk mata Azkha dan yang lainnya.

Rumah-rumah besar bergaya arsitektur Eropa modern berjajar dengan ukuran yang luar biasa, berlantai tiga hingga empat yang terlihat seperti jejeran mansion mewah.

Tidak lama mobil yang Azkha kendarai berbelok, berhenti di depan sebuah gerbang besar dan tinggi yang Azkha yakini di dalamnya sedang menyembunyikan sang istri.

"Aku datang Sayang, tunggu sebentar lagi."

Sementara di dalam rumah besar berlantai tiga, beberapa orang penjaga terlihat sibuk berlari untuk memberitahu tuannya kalau diluar gerbang ada tiga buah mobil mencurigakan.

Mereka belum bisa memastikan siapa yang datang, saat kamera pengintai menyorot mereka hanya melihat orang-orang berkacamata hitam yang berada di dalam mobil-mobil tersebut.

Siapa mereka? Mau apa mereka datang ke vila milik Felipe?

"Tuan Besar, diluar-,"

"Aku tahu, biarkan mereka masuk! Buka gerbangnya, aku ingin tahu siapa yang berani datang ke kediaman Felipe tanpa membuat janji." Ucap laki-laki seusia Alkan yang memang terlihat lebih tua dari usianya, kerutan di dahi dan sekitar matanya tidak bisa berbohong kalau selama ini dia sudah melakukan banyak hal hingga membuat wajahnya lebih tua dari usianya.

Diluar gerbang besar itu tiba-tiba terbuka sendiri membuat para pengawal yang tadinya hendak membuka paksa kembali urung, mereka melihat sekitar memastikan kalau tidak ada ancaman sebelum melanjutkan perjalanan.

"Lanjutkan!" Ucap Azkha seraya memandang lurus kearah depan, tangannya terlihat mengepal erat kala melihat sebuah Mansion bergaya Eropa berdiri gagah seolah menantang dirinya.

"𝘑𝘢𝘥𝘪 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘴𝘢𝘭-𝘶𝘴𝘶𝘭 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢, 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘸𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘬𝘦𝘴𝘪𝘯𝘪? 𝘎𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘬𝘦𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘚𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨, 𝘢𝘬𝘶 𝘦𝘯𝘨𝘨𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘪𝘬𝘶𝘵 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨. 𝘈𝘬𝘶 𝘣𝘢𝘬𝘢𝘭 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢𝘱𝘶𝘯 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩, 𝘦𝘯𝘨𝘨𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘥𝘶𝘭𝘪 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘳𝘶𝘴𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘨𝘢 𝘍𝘦𝘭𝘪𝘱𝘦!" Azkha memantapkan dirinya, dia keluar dari mobil setelah pengawal menghentikannya di tempat yang strategis.

Kedua matanya menatap kearah balkon, entah mengapa Azkha ingin melihat kesana. Sayangnya disana tidak ada apapun, padahal dia berharap ada seseorang yang melihatnya dari sana.

"Azkha ayo! Mari kita jemput Cucu menantu Eyang. Kalau mereka keras kepala, lakukan apapun yang ingin kamu inginkan asalkan Cucu mantu Eyanh bisa pulang bersama kita, Eyang akan membereskan semuanya nanti." Ucap Nagara seraya melangkah melewati Azkha, dia berjalan terlebih dahulu diikuti oleh para keturunannya dan pengawal.

Ini saatnya beraksi, dia akan menunjukkan siapa orang yang mereka bawa tanpa izin dari cucunya ini. Mereka harus tahu siapa itu Linochyl, Nagara tidak pernah mengganggu klan manapun selama berada di tempat ini, dia ingin hidup damai setelah sang Ayah kandung memberikan semua yang dimilikinya kepadanya dan Lovyna, dan baru kali ini ada keluarga konglomerat berpengaruh yang bernama Felipe ingin berurusan dengannya melalui Azkha.

Short time! lakukan dengan cepat jangan buang waktu.