cerita ini mengisahkan seorang putri yang di benci oleh ayahnya karena kelahiran nya kedunia ini membuat sang ibu meninggal
Tidak sampai itu saja sang ayah membencinya, tapi karena kecacatan dalam Meridian atau lebih tepatnya nya kecacatan kultivasi membuat nya semakin malu mengakui dia putri nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Intanpsarmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2
Sedangkan di dunia dinasti yang penuh orang-orang kuat yang memiliki Elemen dan Kultivasi ada seorang gadis cantik yang tak sadarkan diri
"Bagaimana ini Ibu, kalau kakak pertama tau adiknya mati kita bisa celaka ini ibu" ucap lirih wanita muda kepada sang Ibu
"Diam lah Min'er kau jangan membuat Ibu semakin pusing.. Laginya kenapa kau mendorong dia begitu kuat" ucap kesal sang Ibu
"Ibu aku juga ngga tau kalau dia akan jatuh mengenai batu, kalau tau begitu aku akan mendorong dia kesebelah sana" ucap Putri Ke tiga Mentri Su
"Sudahlah lebih kita pergi sebelum ada yang melihat kita disini, biarkan dia mati kehabisan darah" ucap Selir kesayangan Mentri Su
Saat mereka sudah pergi tak lama pelayan pribadi Siau Ning pun muncul sambil menangis dia sengaja mengikuti Nona nya saat diajak pergi oleh Putri Dari Selir itu
"Ya Dewa mereka benar-benar keterlaluan, setidak bawa Nona ku kembali dari pada ditinggalkan seperti ini. Bagaimana kalau ada hewan buas disini dimana hati nurani mereka?" gumam Nubi pelayan Siau Ning
Nubi pun dengan susah payah membawa nona nya kembali ke kediaman pribadi Siau Ning dia sambil menangis melihat darah yang terus mengalir dari kepala sang Nona
"Nona bersabarlah, anda harus kuat Nona hiks... Hiks.. Jangan tinggalkan Nubi" gumam Nubi
Tak lama mereka pun kembali kediaman Siau Ning dan pelayan tua ibu dari Nubi terkejut melihat nona yang dia asuh seperti itu
"Nubi apa yang terjadi dengan Nona Ning'er, ya dewa apa lagi yang mereka lakukan pada Nona ku... sampai seperti ini" ucap Ibu Nubi
"Nanti saja aku jelasinnya Ibu, lebih baik Ibu bantu aku mengobati luka dikepala Nona. agar darah nya berhenti" ucap lirih Nubi
Mereka berdua pun langsung membersihkan luka dan Tubuh Siau Ning agar bersih dan bau dari air kotor yang menempel
"Kenapa nasib mu begitu buruk nak, andai Nyonya tau putri satu-satunya diperlakukan dengan buruk mungkin akan menghukum tuan besar Su" ucap lirih Ibu Nubi
"Sudahlah Ibu, jangan terus berbicara seperti itu. Nubi muak dengan mereka Ibu, Nubi ingin membawa Nona pergi dari sini" ucap kesal Nubi
Mungkin kalau ayah dari Siau Ning baik dan tak membenci putri nya semua akan Siau Ning lawan tapi ini setiap Siau Ning lawan mereka langsung mengadukan kejadian itu pada tuan Su dan berakhir Siau Ning yang di hukum dan itu membuat para selir dan putrinya semakin leluasa menyiksa Siau Ning
Saat Ibu dan anak itu memikirkan masa depan Siau Ning mereka tidak menyadari bila Siau Ning sudah membuka mata
"Di dimana ini, aduhh kepala gue sakit banget. Apa gue selamat dari kecelakaan itu ya?" ucap Dwie dia pun melihat sekitar dan menatap Dua wanita yang beda umur yang didepan nya
"Dimana ini? Kenapa pakaian mereka seperti itu dan kenapa tangan Gue jadi piyik gini Weeeh" gumam Dwie
Tak lama bayangan demi bayangan terus berputar di kepala nya dan Dwie pun mengeram kesakitan saat semua bayangan itu silih berganti
Kedua tangan nya mengepal untuk menahan emosi nya dia merasakan sakit dengan kelakuan orang-orang yang menyiksa tubuh gadis berumuh empat belas tahun ini
"Dasar bandot tua si*lan.... masa sama anak dia begitu lebih percaya sama istri mudanya? Wihh minta gue ulek tuh Boneka dakocan" gumam Dwie
"Halo permisi kalian berdua masih ingin melamun, ngga ada niat buat sadar dan nawarin minum gitu" ucap Dwie. membuat Ibu dan anak itu terkejut
"No Nona Hiks... akhir nya anda sadar juga hamba takut nona kenapa-kenapa" ucap lirih Ibu Nubi
"Aduh-aduh sakit jangan terlalu kencang peluk nya bibi" ucap Dwie yang sekarang kita ganti menjadi Siau Ning
"Ma maaf Nona hamba tak tahu" ucap Bibi Nuli. sambil mengelus tangan Nona nya dengan penuh kasih sayang
"Ngga apa-apa Bi... Tapi aku haus apa kalian tak ingin memberikan aku minum" ucap Siau Ning sambil cemberut
Bibi Nuli dan Nubi terkejut karena biasanya Nona nya tak pernah menunjukkan Ekspresi seperti itu biasa nya hanya datar tak ada senyum atau pun manja
Nubi pun segera mengambil air minum agar nona nya tak minta dua kali saat itu juga dia membawa buah Peach karna jaman dulu buah itu begitu banyak
"Terima kasih Jie jie" ucap Siau Ning saat selesai minum dia memanggil Nubi Jie jie karna umur Nubi lebih tua dua tahun darinya
"Nona jangan panggil hamba Jie jie, itu tidak layak untuk hamba dan Hamba hanya seorang pelayan nona" ucap lirih Nubi
Siau Ning pun langsung cemberut mendengar ucapan Nubi dan itu bisa di lihat oleh Bibi Nuli
"Nubi biarkan Nona melakukan apa yang Non mau. Jangan melanggar apa yang nona ucapkan" tegur Bibi Nuli
"Ma maaf nona maksud hamba nanti orang lain akan salah paham" ucap gugup Nubi. Bukan maksud Nubi tidak ingin Nona nya memanggil Dia Jie jie tapi nanti nya akan ada masalah dari Putri-Putri selir itu
"Apa yang salah aku memanggil mu jie jie karna kau lebih tua dariku? Lalu aku juga sudah menganggap kalian keluarga, salahnya dimana" ucap Siau Ning
Akhir nya Nubi pun tak berbicara lagi takut membuat nona nya tak nyaman padanya
"Apa kita memiliki uang? Aku ingin minta Tolong belikan rempah-rempah obat untuk berendam" tanya Siau Ning
"Nona lupa Mendiang nyonya besar menyimpan hartanya ditempat yang kita ketahui? apa lagi Tuan besar jendral Bo selalu mengirimi Nona Koin tiap bulan nya" ucap Bibi Nuli
"Hmm... Aku lupa bibi maaf mungkin karena kepala ku terbentur jadi melupakan beberapa kejadian masa lalu" ucap Siau Ning
"Nona ingin membeli apa pun itu pasti bisa, karna nona selalu menyimpan Koin nona" ucap Nubi
"Lalu bagaimana ayahku apa dia selalu memberikan jatah bulanan ku" tanya Siau Ning
Bibi Nuli dan Nubi pun menggelengkan kepala mereka memang benar Mentri Su tak pernah memberikan uang pada Siau karna dia tau Siau Ning selalu mendapatkan jatah bulanan dari ayah mertuanya
Siau Ning tersenyum remeh pada Mentri Su saat mendengar kalau bukan hanya menyiksa tapi juga tak diberikan nafkah oleh ayah nya
"Miris sekali hidup mu Siau Ning, bahkah dia pun tak perduli kau mau makan atau tidak.. Baiklah karna sekarang tubuh ini sudah menjadi milikku, jadi biarkan aku yang akan membuat dia menyesal telah menelantarkan mu, dan aku juga akan membalas para boneka dakocan itu" gumam Dwie
Siau Ning pun meminta Nubi membeli beberapa ramuan dan beberapa baju yang dia inginkan
"Nona Apa nona ingin?
.....................................
Jangan lupa dukungan nya ya agar Aku semangat membuat cerita nya
ini komentar pertama aku lho😁🤗
Kira-kira siapa ya yang minta tolong 🤔, jadi penasaran...
semangat 💪🏻💪🏻💪🏻 dan sehat selalu kak thor
dia tak ada muka sekalipun....
percuma jadi kaisar tapi tak di segani oleh adik adiknya