Setelah diperkosa beramai-ramai hingga nyaris meregang nyawa oleh Jeam dan keempat rekannya, Titi justru mendapati jiwanya menempati tubuh wanita bernama Jia. Titi terlempar ke kejadian satu tahun sebelum dirinya diperkosa!
Kejadian tersebut membuat Titi mengetahui sederet fakta mencengangkan. Beberapa di antaranya masih berkaitan dengan kasus Titi. Karena ternyata, Jia merupakan mantan kekasih Jeam, dan kini menjadi saudara tiri setelah mama Jia menikah dengan papa Jeam. Selain tengah hamil, Jia yang belum menikah juga menjadi budak nafsu orang tua mereka maupun oleh Jeam sendiri.
Awalnya, Titi hanya berniat balas dendam untuk kasusnya. Namun mengenal Jia yang rapuh, membuat Titi bertekad untuk MENGUBAH TAKDIR. Titi akan membuat takdir baru untuk dirinya tanpa membuatnya ‘dirusak’ Jeam apalagi berakhir menjadi gadis ternoda!
Mampukah Titi melakukannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Semuanya Masih Berkaitan
“Apa pun yang terjadi, pastikan kita tidak pernah pisah!” bisik Syukur melangkah di sebelah Titi. Namun detik itu juga, Titi yang digiring masuk ke dalam rumah dinas pak Tomy mengabarkan. Bahwa Jia ada di sana.
“Jia ada di sini! Minimal kita harus mengamankannya. Taruh dia di komnas perlindungan perempuan,” sergah Titi.
“Jangan lupa, ... jendral bisa melakukan apa pun termasuk membuat komnas perlindungan perempuan percaya ke jendral. Yang ada, Jia bisa dalam bahaya!” sergah Syukur yang hanya sedikit melirik Titi. Ia sengaja tak menciptakan interaksi menyolok agar tidak mengundang polisi-polisi di sana.
Mendengar apa yang Syukur katakan, Titi membenarkan. Untuk kasusnya maupun kasus Jia, tampaknya memang justru harus menghindari pihak berwajib. Mereka harus berjuang sendiri, terlepas dari mereka yang juga harus sangat bekerja keras sekaligus berjuang. Takutnya, andaipun mereka diberi harapan, yang ada mereka justru sengaja dijebak.
“Namun, apakah kita bisa membawa Jia menembus lorong waktu untuk ke masa depan bersama kita?” sergah Titi penasaran.
“Sepertinya ada hal lain yang harus kita utamakan. Pertanyaannya, kamu yakin kamu tidak mengenal pak Tomy? Sebelum ini, kamu beneran belum pernah berkomunikasi atau sekadar bertemu?” ucap Syukur masih berbisik-bisik.
“Dalam wujudku, apa wujud Jia?” sergah Titi serius.
“Apa maksudmu?” sergah Syukur yang memang tidak paham.
Fatalnya, belum apa-apa, Titi dan Syukur mendadak dipisahkan secara paksa. Mau tidak mau Syukur melakukan perlawanan. Hingga Titi yang tak mau terjebak dalam keadaan lebih fatal, sengaja melakukan hal serupa. Titi melakukan apa pun yang ia bisa. Termasuk juga memanfaatkan benda-benda di sekitarnya untuk menyer.ang beberapa polisi yang berusaha menangkapnya.
Titi tercengang mendapati Syukur yang pandai melakukan gerakan bela diri. Tubuh Syukur sempat melayang di udara sebelum kakinya menendang setiap tubuh, kepala, bahkan wajah para polisi. Termasuk juga, polisi yang menahan Titi.
Total polisi di sana, baik yang awalnya ikut menggiring Titi maupun Syukur, dengan yang sudah ada di dalam rumah, ada sembilan belas orang. Namun, Syukur bisa membuat semuanya kewalahan dan beberapa di antaranya sampai tergeletak.
“Aaa!” refleks Titi ketika polisi Suparno menjambaknya.
Syukur yang menggandeng Titi kemudian membawanya pergi, refleks menghentikan langkahnya. Ia menatap heran ulah polisi Suparno dan baginya sengaja mengambil rambut Titi. Terbukti, ia memergoki pria berperut buncit itu buru-buru mengantongi rambut Titi ke saku seragam bagian dadanya.
Tangan kanan Syukur yang awalnya mengambil pistol dari pinggang kanannya, menjadi urung. “Mereka akan menyelidiki sesuatu menggunakan rambut Titi?” pikir Syukur yakin dan masih mendengarkan Titi. Ia membawa Titi naik ke lantai atas untuk mencari Jia.
“Di kamar sana, Mas!” ucap Titi mengabarkan. Karena saat awal datang, ia memang melihat Jia ada di dalam kamar tersebut. Kamar yang sempat Titi tempati ketika jiwa Titi mengendalikan raga Jia.
Namun, baru juga masuk, Titi dan Syukur dikejutkan oleh lorong waktu yang begitu menyilaukan. Lorong waktu yang juga telah menarik tubuh Jia maupun beberapa barang di sana.
“Mas!” sergah Titi panik dan buru-buru menyusul Jia.
Hingga mau tak mau, Syukur juga segera menyusul.
Di sebuah lorong rumah sakit, mereka mendarat. Pendaratan yang nyaris sama ketika Syukur untuk pertama kalinya terlibat dalam time travel Titi ke kejadian satu tahun lalu. Anehnya, kini keduanya hanya jatuh berdua meski jelas tadi, alasan mereka memasuki lorong waktu demi menyusul Jia. Namun tak lama kemudian, seseorang keluar dari ruang rawat dan itu Jia.
Jia dengan tampilannya yang kurus dan wajahnya tampak jauh lebih tua dari usianya, melangkah sempoyongan sembari menangis. Ternyata lorong ruangan Titi dan Syukur jatuh merupakan lorong keberadaan ruang ICU di sebuah rumah sakit. Termasuk juga ruang yang baru Jia tinggalkan, itu masih ruang ICU.
Segera Syukur dan Titi berdiri. Meski lagi-lagi, Syukur yang sigap menggandeng, membantu Titi berdiri.
“Ini waktu sekarang. Namun sepertinya nasib Jia belum berubah. Mengubah takdir yang aku lakukan belum berefek, apa bagaimana? Apa ada definisi mengubah takdir yang lain?” pikir Titi sengaja menyusul Jia, tapi Syukur menahannya.
“Aku mau lihat yang di dalam siapa. Jangan pergi dulu takutnya kenapa-kenapa,” lirih Syukur yang langsung membuat Titi tegang.
Terlalu banyak hal tak terduga yang mengikat mereka. Termasuk juga lorong waktu yang tiba-tiba bisa membawa mereka ke dimensi lain. Hingga Titi memutuskan untuk menurut kepada Syukur. Karena dirinya membutuhkan bantuan Syukur.
Di ruang ICU yang gelap, di sana hanya ada satu pasien meski beberapa ranjang ada di sana. Jantung Titi berdetak kacau meski sekarang dirinya tengah bersama Syukur. Dan setelah akhirnya mereka makin dekat dengan ranjang rawat, mereka langsung mengenali sosok yang ada di sana. Itu Jeam, sungguh, itu memang Jeam!
Kedua mata Jeam terpejam erat. Leher digips, dan kepala dibungkus perban. Hanya wajah Jeam saja yang tak tertutup. Karena bagian tubuh Jeam yang lain juga sepenuhnya diperban. Syukur maupun Titi yakin, keadaan tersebut terjadi akibat apa yang Syukur lakukan.
Kini, Syukur dan Titi refleks bertatapan. Namun jujur, Titi mulai ketakutan.
“Dia harus hidup agar dia merasakan hukuman yang harusnya dia terima dari perbuatannya. Andai dia hanya dihukum ringan hanya karena dia anak jendral, setidaknya seluruh dunia akan mengenangnya sebagai penjaha*t kelam*in!” ucap Syukur lirih kepada Titi.
Disinggung kejahatan Jeam dan salah satunya kepada Titi, Titi tidak bisa untuk tidak menangis. Selain Titi yang juga makin ketakutan. Namun sekali lagi, Titi berusaha tegar. Titi sadar diri dirinya bukan siapa-siapa, hingga mau tak mau, meski dirinya sangat terluka, dirinya harus setegar baja.
“Masih ada tiga pelaku yang bebas, Mas!” isak Titi dan langsung membuat Syukur berdeham.
“Secepatnya mereka pasti tertangkap!” yakin Syukur.
Tanpa meminta Titi untuk tidak menangis bahkan sekadar bersedih, Syukur membawanya pergi. Tak disangka, seseorang membuka pintu ruang ICU dari luar sebelum mereka melakukannya dari dalam.
Bian menjadi sosok yang membuka pintu. Mata Bian basah sekaligus merah. Sedangkan kedua tangan berototnya mengepal di sisi tubuh. Bian tampak sangat emosional. Namun, Bian langsung tercengang ketika melihat Titi maupun Syukur. Lebih-lebih ketika Bian juga memergoki gandengan tangan keduanya.
“Jangan salah paham. Dia sudah jadi adikku. Apakah akhirnya video itu sudah viral?” Vidio itu, alasanmu ke sini, kan?” ucap Syukur sengaja gercep. Ia tak mau Bian salah paham. Karenanya, ia sengaja menyerahkan Titi kepada Bian.
Tentu yang Syukur maksud ialah video Titi saat dig.ilir dan awalnya disimpan di ponsel Jeam. Namun, video tersebut sudah disebarkan. Mau tak mau, mereka juga harus bersiap mengurus kasu.snya secara hukum. Yang mana mau tak mau juga, berarti mereka juga akan berhadapan dengan sang jendral. Semuanya sungguh masih berkaitan!
Awalnya Titi akan menghindar, tapi Syukur menatapnya penuh peringatan.
“Aku dengar, anak pak Helios yang bernama mas Brandon, menikahi mbak Ani tanpa restu karena perbedaan kasta! Banyak jalan menuju kebahagiaan!” yakin Syukur yang kemudian sengaja pamit. “Aku akan menyusul Jia!”
❤❤❤❤
Jaga Kesehatan cz Cuaca tdk menentu bgt....
Bikin Badan meriang...
Mb Ros jg jaga kesehatannya...
semangat ❤️❤️❤️❤️❤️
Lanjut Mb...
semangat yuaaa...
❤️❤️❤️❤️❤️
kok ada jia di rumah jeam..
apa dia sembunyi2 atau bagaimana?
padahal pak tomy bilang ke jeam kalo jia menghilang...
lanjutttt..
❤❤❤❤❤
Lanjut kak...
Jangan sampai Titi punya darah dari Jendral Dakjal ituuuu....