NovelToon NovelToon
Satu Milyar Untuk 30 Hari

Satu Milyar Untuk 30 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Tya

zea perempuan cantik yang harus menikah kontrak selama 30 hari dengan leon pengusaha kaya raya.
di dalam perjanjian pernikahan kontrak mereka tidak boleh saling jatuh cinta.
namun berjalannya waktu zea mulai ada rasa dengan Leon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Tak bisa dipungkiri, nafsu yang membara di dalam diri Leon sudah tak bisa ditahan lagi. Tanpa ragu, Leon mendekatkan wajahnya ke wajah Zea, lalu mengecup bibir Zea dengan lembut.

Seakan sudah tak kuasa menahan hasrat yang ada, Leon dan Zea pun saling memadu kasih, menjalin hubungan suami istri yang begitu intim.

Setelah selesai dengan perbuatan mereka, Zea tiba-tiba berubah sikap ia ngerokin tubuh belakang Leon.

Rasa sakit yang amat sangat langsung dirasakan oleh Leon, membuatnya mengerang dan bertanya dengan wajah yang penuh kebingungan,

"Apa yang kamu lakukan, Zea? Ini sangat sakit! Kamu mau membunuhku?"

"Diam lah!" jawab Zea dengan nada ketus, seolah tak peduli akan rasa sakit yang diderita oleh suaminya.

"Zea kamu gila !" Teriak Leon

Zea menatap tubuh Leon yang merah-merah akibat bekas kerokan. "Merah semua nih, pasti kamu masuk angin, Tuan Leon," seru Zea tanpa peduli dengan perasaan Leon.

"Ini pemaksaan," keluh Leon, merasa tidak nyaman dengan perawatan yang diberikan Zea.

Zea segera menyudahi kerokannya pada tubuh belakang Leon. "Tiduran dulu sana. Aku akan siapkan air hangat dicampur sedikit garam dan daun salam biar fresh," ujarnya sambil berlalu ke dapur.

Di dapur, Zea mengambil bahan-bahan yang diperlukan untuk meracik ramuan tersebut. Tiba-tiba, bibik memasuki dapur dan terkejut melihat Zea mengenakan kimono.

"Non Zea," seru bibik sambil menutup mulutnya, kaget melihat penampilan nonanya.

"Hehehe, bibik," jawab Zea malu-malu, menyadari bahwa ia lupa untuk mengganti pakaian setelah membersihkan diri.

"Eh, iya, Tuan Leon ada di rumah, ya?" seru bibik,

Mendengar hal itu, Zea segera mengambil ramuan yang telah disiapkannya dan kembali ke kamar Leon untuk segera mandi.

Seluruh kejadian ini menambah keakraban antara Zea dan Leon, meskipun Leon merasa tidak nyaman dengan cara perawatan yang diberikan Zea.

Malam itu, Zea telah menyiapkan segala keperluan mandi di kamar mandi untuk Leon. Dia memastikan air hangat mengalir dengan baik, handuk bersih tersedia, dan juga sampo serta sabun kesukaan Leon sudah siap digunakan.

"Tuan sudah siap, silahkan mandi," teriak Zea dengan suara yang lembut dan penuh perhatian.

"Mandiin," sahut Leon dengan nada manja, ia ingin merasakan kelembutan tangan Zea saat mencuci tubuhnya.

"Hallah! Udah gede kek gini kok! Buruan mandi abis ini tidur, eh minum obat," Zea mencoba untuk mengelak, tapi Leon tetap tidak mau mengalah.

Leon tetap bersikukuh ingin mandi bersama istrinya, dan akhirnya Zea mengalah dan mengiyakan keinginan Leon.

Mereka pun masuk ke kamar mandi bersama, dan dengan sabar serta penuh kasih sayang, Zea menggosok tubuh Leon yang lelah dan terasa sakit akibat demam yang dideritanya.

Mereka menikmati waktu mandi bersama, saling bercengkrama dan tertawa meski hati Zea sedikit gundah melihat suaminya sakit.

Setelah selesai mandi, Leon duduk di sofa dengan tubuh yang terbungkus handuk, sedangkan Zea duduk di depan cermin meja rias, menyisir rambutnya yang basah sambil merenung tentang apa yang harus dilakukan untuk membuat Leon cepat pulih dari sakitnya.

Leon terbaring lemas di atas kasur, tubuhnya terasa panas dan berkeringat. Ia merasa sangat tidak nyaman, namun tak ada pilihan lain selain mencoba untuk tertidur dan berharap demamnya akan segera mereda.

Sementara itu, Zea mencari obat untuk membantu meringankan demam yang dialami Leon. Setelah beberapa saat, ia menemukan obat parasetamol di lemari obat dan segera membawa ke kamar Leon. Dengan hati-hati, Zea membangunkan Leon yang sedang terlelap.

"Apa sih, Zea! Aku ingin istirahat," keluh Leon dengan wajah kesal.

"Sebentar saja, Tuan. Kamu harus minum obat dulu," sahut Zea dengan tegas.

"Aaggghhh!" erang Leon, menunjukkan ketidaksukaannya akan obat yang dihadapkannya. Namun, Zea tetap memaksa Leon untuk menelan obat tersebut demi kesehatannya.

"Kau sangat menyebalkan, Zea," ucap Leon dengan kesal sambil menelan obat yang diberikan.

Zea hanya menjulurkan lidahnya, lalu tersenyum. "Nah, anak pintar," pujinya sambil mengelus lembut rambut Leon.

Leon merasa sedikit lebih baik setelah minum obat. Meskipun masih merasa tidak nyaman, ia bersyukur karena Zea selalu ada untuk menjaganya.

Walaupun sikap Zea terkadang mengganggu, ia tahu bahwa Zea hanya ingin yang terbaik untuknya.

Malam itu, demam Leon semakin memburuk. Zea merasa bingung, melihat suaminya yang terkulai lemah dengan tubuh yang semakin panas. Zea mencoba menawarkan solusi agar Leon mau pergi ke rumah sakit.

"Tuan, ayo ke rumah sakit?" tawar Zea dengan nada khawatir.

"Gak mau," jawab Leon lemah.

"Kenapa tuan? Tubuhmu sangat panas sekali, aku sangat khawatir," ucap Zea dengan mata yang berkaca-kaca.

Leon menatap wajah Zea yang tampak cemas. Ia tersenyum bahagia, baru kali ini ada seseorang yang begitu perhatian kepadanya saat ia sakit. Namun, Zea semakin kesal melihat senyuman itu, mengira Leon hanya menatapnya saja tanpa mau menerima bantuannya.

Saat mereka sedang berdebat, ponsel Leon tiba-tiba berbunyi. Ternyata, itu adalah ibu Leon yang menelpon untuk menanyakan keadaannya. Leon pun mengangkat telepon tersebut.

Leon ["Halo, Mamah. Iya, aku sedang demam. Tapi jangan khawatir, Zea di sini menemani aku," ] ucap Leon kepada ibunya.

Mamah Leon [ hallah perempuan itu bisa apa ! Tunggu sebentar mamah segera ke sana ] 

Leon [ dia bisa merawatku mah ] 

Mamah Leon [ sejak kapan kamu memuji perempuan] 

Leon [ sudahlah terserah mamah, aku lagi malas berdebat ] 

Mamah [ mamah akan kesana memperkenalkan calon istri kamu Leon, perempuan yang bersama kamu itu tidak berguna] seru mama

Leon yang kesal langsung mematikan telfonya Zea mendengar percakapan tersebut dan merasa sedikit tersinggung,  dan juga lega setidaknya ada orang lain yang juga peduli pada Leon. 

Ia pun berjanji pada dirinya sendiri akan terus merawat suaminya hingga sembuh, meskipun harus melewati berbagai perdebatan kecil di antara mereka.

Zea keluar dari kamar, ia berjalan menuju lantai bawah para asisten sedang membicarakan ayam geprek buatan zea.

"Hayoo, membicarakan aku ya?" Meringis zea 

"Eh ada non zea, iya non ayam gepreknya sangat lezat" 

"Besok lagi ya non" 

"Beres" 

"Non, bagaimana kalo non jualan ayam geprek saja" usul salah satu bibik 

"Ssstt, nanti tuan marah kalo tau" 

Para art diam, mereka meringis kearah, dan kembali bekerja dengan pekerjaan mereka masing masing.

Zea memikirkan apa yang baru saja di bicarakan oleh para art'nya, tapi bagaimana ia meminta izin ke Leon. 

Ia mengambil air hangat dan Mencari handuk kecil untuk ia gunakan mengompres Leon, supaya demamnya cepat turun.

Leon merasa ada yang kurang saat zea keluar dari kamarnya, Leon mencoba menepis perasaan itu tapi tetap saja memang hari tidak bisa di bohongi, obat yang zea kasih mulai merasuk ia pun tertidur pulas.

**

1
Ellis Herlina
Bagus, membuat penasaran jadi pengen terus membacanya.
Dewi
👍
Rike
cwok gk besyukur🤦
Dewi
ceritanya sangat bagus
🌜💖Wanda💕🌛
Luar biasa
Ivana Make Up
awal yg bagus😍aku suka baca novel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!