Cincin Ruang Pengubah Takdir

"Baiklah, Sebenarnya, ibumu lebih kaya dari pada ayahmu, Sebastian memang laki-laki sempurna jika di lihat dari luar, kharisma nya sangat kuat, di tunjang dengan kekayaan, kecerdasan dan bentuk tubuh

Bibi tau siapa Sebastian itu, karena dia seangkatan dengan bibi, tapi bibi tidak bisa memaksa ibumu yang sangat mencintai Sebastian, setelah mereka menikah, salah satu perusahaan ibumu di kelola oleh Sebastian hingga saat ini dan bahkan sudah di alihkan atas namanya.

Setelah ibumu tahu, dia menjual 5 aset nya dan membangun Perusahaan Albar Finance and Investment, saat ini berada di urutan Pertama untuk pembiayaan kredit kepemilikan rumah dan kendaraan bermotor, sedangkan untuk manajemen investasi perusahaan ibumu berada di urutan ke 4, setelah JP Morgan urutan ke 3,.

CEO disana adalah suami adik kandung bibi yang seangkatan dengan ibumu, namanya Anetta Lesmana, jadi aman.

Keluarga ayahmu memandang remeh ibumu, setelah perusahaan ibumu di ambil alih oleh Sebastian, lalu, ada pengkhianat di perusahaan kakekmu Bachtiar, membocorkan status ibumu, namun mereka diam saja, dan setelah ibumu meninggal, Perusahaan itu juga di kelola ayahmu, karena secara otomatis Perusahaan itu jatuh ke tangan kalian bertiga, jadi publik pun tidak bertanya dan bahkan mendukung.

Dalam konferensi pers semingguan setelah ibumu di makamkan, menyatakan bahwa, sesuai surat wasiat, perusahaan Pengolah Daging beku dan Peternakan Ayam di Jawa Timur, menjadi milik adik tiri ibumu, dan sekarang berjalan dengan baik.

Adik tiri ibumu, sangat baik dan juga lemah lembut, dan memiliki 2 anak, suaminya berpangkat Mayor di TNI AD dan tinggal di kampung ibu tiri ibumu.

Suatu saat datanglah kesana, biar dia hanya bibi tiri tapi dia jauh lebih baik dari keluarga ayahmu, ini nomor telponnya, dia dan Sebastian sangat tidak cocok, makanya selepas pemakaman ibumu, dia langsung pulang,

Kembali ke warisan ibumu.

Jadi, Warisan yang terpisah adalah Bachtiar Group, terdiri 5 Perusahaan cukup besar.

Tapi menurut bibi, biarkan saja itu dulu, kamu urus warisan ibumu sendiri.

Terakhir Dia dia membuat Deposito , sebesar 75 triliun, kartunya dan bukunya ini, yang kedua ATM ini, seluruh pendapatan perusahaan ibumu, masuk ke rekening ATM ini, nilainya setelah potong pajak 12 triliun lebih, aset ibumu saat ini, 1 gedung perkantoran walau tidak besar, tapi tak pernah kosong, 1 hotel dan 1 Mall, serta 1 apartemen di Kemayoran, dan kelola oleh Alan Building and Development (ABD)

ABD, saat ini di kendalikan paman bibi yang paling bungsu, dia juga termasuk pendiri perusahaan itu, dialah yang mengangkat ibumu dari keterpurukan, dia membawa bibi dan ibumu serta adikku Anetta jalan-jalan saat Paman Bachtiar meninggal, sebelum ibumu nenek tirimu pulang kampung dan sekolah disana.

Kamu tenanglah, Perusahaan ini tidak ada yang tahu kalau pemiliknya adalah ibumu, karena keluarga bibi juga adalah pengusaha jadi publik berpikir bahwa kedua perusahaan itu adalah milik kami, ucap Anita Lesmana mengakhiri ceritanya.

Bertepatan dengan itu, beberapa petinggi, segera melakukan tugasnya, untuk menutup dan pengalihan dana, atas nama Alana Bachtiar, ke Anabelle Rista Bachtiar

"Bibi tolong buatkan kartu 2 ATM yang bisa di pakai sehari-hari, saldo 100 milyar dan 50 milyar, sisanya masukan ke Deposito saja, bunga pertahun, masukkan saja ke rekening harian, ucap Anabelle.

Sedangkan rekening untuk aliran dana dari seluruh perusahaan ibu, masukkan ke rekening berbeda artinya 2 rekening berbeda, tolong sampaikan ke bibi Anetta dan Kakek Brata, ucap Anabelle.

"Sekarang tanda tangan dan sidik jari, nanti soal pengalihan nama pemilik saham, saat kamu berumur 17 tahun, saat kamu ada waktu datanglah ke rumah bibi, ucap Anita Lesmana.

"Bibi juga bisa datang kerumahku, ucap Anabelle.

"Maaf bibi tidak akan datang ke rumah Sebastian, jawab Anita Lesmana dengan Cepat dan tegas.

"Anabelle tidak tinggal disana lagi, nanti saat bibi mau datang kerumahku, telpon saja, nanti Anna kirim alamatnya, ucapnya bahagia.

"Hampir lupa, kamu kesini dengan siapa? Tanya Anita Lesmana

"Dengan sopir, dia di parkiran, karena selesai dari sini Anna mau melihat rumah peninggalan ibu, jawab Anabelle.

"Baiklah, simpan baik-baik dokumen ini, dan maafkan bibi, karena harus menerima tamu yang lain, gak apa-apa kan? ucap Anita Lesmana.

"Tidak apa-apa, kita masih banyak waktu untuk bertemu, ucap Anabelle dan beranjak dari kursinya.

"Ini untuk bibi, ginjal bibi bermasalah hingga membuat bibi cepat capek, ucap Anabelle.

"Kok kamu tahu sayang kalau bibi sakit ginjal, kaget Anita Lesmana.

"Itu tidak penting darimana aku tahu, pokoknya pulang kerja, telanlah saat di kamar mandi, dan cairan ini, campur dalam air mineral, bacalah catatannya, setelah itu cek dokter dan telpon Anna, jawab Anabelle kemudian keluar dari ruangan Anita dan di antar Sekretaris Direktur hingga ke pintu lobby utama.

Setelan kepergian Anabelle, dia menghubungi Anetta dan Brata pamannya, dia juga mengirimkan nomor rekening Anabelle agar aliran dana di masukkan ke rekeningnya.

"Bagaimana urusannya Non, tanya Bagio Sopir.

" Lancar dan sudah selesai, sekarang kita ke alamat ini, ucap Anabelle.

Mereka meluncur ke Arah ke Kebayoran Lama, tepatnya ke Perumahan Permata Hijau.

Anabelle asik dengan Ponsel miliknya, dia juga ingin membeli Ponsel dengan merek terbaik, bukan mau pamer, tapi setidaknya tidak ada lagi yang meremehkan dan berakhir perdebatan yang tak penting, yang pembawaan tetap rendah hati, seperti pesan nenek Arimbi.

Setelah berputar beberapa kali, akhirnya ketemu rumah Ibunya, dan ternyata cukup besar, terlihat pintu gerbang terkunci dari dalam berarti ada penghuni.

Pak Bagio membantu memencet bell, akhirnya datang seorang Gadis remaja, dan bertanya.

"Maaf Nona, mau cari siapa, sudah lama pemilik rumah disini tidak tinggal di sini",ujar anak gadis itu.

"Kalau kakak siapa? Tanya Anabelle.

"Saya Tantri, anak penjaga rumah ini, ayah dan ibuku ada di dalam, kalau ada perlu dengan ayah, biar saya panggilkan, tapi maaf nama nona siapa.

"Nama saya Anabelle Rista Bachtiar, saya ingin bertemu dengan kedua orangtuamu, karena rumah ini milik dari ibuku, Alana Bachtiar, jawab Anabelle memperkenalkan dirinya dan maksud kedatangan nya.

"Ehhhh maaf Nona Muda, masuk dulu, mobilnya juga bawa masuk, saya kebelakang memanggil ayah dan ibuku, tolong tunggu sebentar, kunci rumah ada sama mereka, ucap Tantri gugup dan berlari ke bangunan khusus penjaga.

Anabelle melihat rumahnya tertata dengan rapi, tamannya tetap terawat, bangunan bersih dan mungkin beberapa tahun sekali di cat ulang.

"Maaf Nona Muda, bapak lagi di belakang, mari masuk, ucap ayahnya Tantri.

"Maaf Nona Muda, boleh bapak lihat bukti bahwa Nona Muda adalah benar Putri almarhum Nyonya Alana, maafkan jika menyinggung anda, Ucap Penjaga itu.

"Ini sertifikat dan kunci Rumah, serta ini KTP ibuku dan akta lahir saya, dan ini Liontin lumba-lumba, jawab Anabelle.

"Selamat datang Nona Muda, saya Slamet dan ini istri saya Nurul, kami sekampung dengan Nyonya Besar Alana Bachtiar, ucap Pak Slamet sambil membungkuk.

"Terimakasih sudah menjaga dan merawat rumah ibuku, lalu siapa yang memberikan gaji kalian, biaya perawatan Rumah ini, tanya Anabelle.

"Dari Perusahaan ABD, kalau perawatan besar, bapak akan melaporkan ke Perusahaan dan mereka akan datang mengeceknya, dan setiap tahun ada pengecekkan besar-besaran, semuanya dari perusahaan, bapak hanya mengurus taman dan membersihkan rumah, tapi setiap seminggu sekali ada Tim dari perusahaan yang datang membersihkan dan merawat perabotan, lapor Pak Slamet.

"Syukurlah, berapa gaji yang di berikan Perusahaan kepada bapak dan ibu? tanya Anabelle.

"Kami berdua di gaji 5 juta perbulan dan Tunjangan sembako, sebulan sekali, uang belanja harian 50 ribu di berikan 2 Minggu sekali, BPJS dan 1 inventaris motor, itu fasilitas yang di berikan perusahaan.

"