Rembulan tak menyangka niat nya datang keacara pernikahan paman sahabat nya , justru membuat nya menjadi pengganti mempelai pengantin wanita .
.
Sadewa Biantara Adhiyaksa , pria tampan dan mapan harus menelan kekecewaan lantaran sang kekasih pergi tepat dihari pernikahannya tanpa berpamitan dengan dirinya .
Bagaimana Rembulan akan menjalani rumah tangganya dengan Sadewa ?
Simak kelanjutan ceritanya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Dewa , Bulan dan Bunga kini tengah duduk dikursi tunggu rumah sakit . Jujur Bulan masih belum mengerti kenapa suaminya itu ingin melakukan tes DNA , karena sedari tadi dia bertanya pada Dewa tapi pria itu diam tak menjawab dan hanya melemparkan senyum .
"Mommy kita ngapain dirumah sakit ? Mommy sakit ?" tanya Bunga yang duduk diapit oleh Bulan dan Dewa .
"Mommy gak sakit sayang ". Jawab Bulan
"Terus yang sakit siapa ?" Bunga menoleh menatap Dewa ."Papa sakit ?" cecar nya
Dewa hanya diam seraya melirik putri nya . Demi apapun dada Dewa kembali merasakan gemuruh ketika mengingat jika Bunga sepenuh nya bukan hasil dari benih nya .
Dewa menghela nafas panjang dan menjawab pertanyaan itu dengan singkat .
"Ya ". Balas Dewa
Bulan yang memperhatikan gerak-gerik sang suami yang tiba-tiba berubah sikap dengan Bunga pun semakin bingung dibuat nya .
"Ada apa dengan mas Dewa , sikap nya acuh sekali dengan Bunga ". Batin Bulan
Tak berselang lama Asisten Rei datang dan memberitahukan jika Dokter yang akan menangani tes DNA Dewa sudah menunggu diruangannya .
Dan Dewa segera mengajak istri juga putri nya untuk menuju ruangan dokter tersebut .
"Selamat siang pak Dewa , apa ada yang bisa saya bantu ?" tanya Dokter yang bername tag Alex .
"Saya ingin melakukan tes DNA ". Sahut Dewa to the point .
Dokter Alex langsung mengalihkan pandangannya menatap Bunga yang duduk disebelah Bulan .
"Baik lah , tapi harus melewati beberapa prosedur dulu ya pak . Saya akan mengambil sedikit saja darah bapak dan putri bapak untuk kami jadikan sampel ". Jelas dokter Alex
"Hm.. Lakukan sekarang !" titah Dewa
Dokter Alex segera meminta asisten perawatnya untuk mempersiapkan segala yang dibutuhkan . Tanpa menunggu lama Dokter Alex pun langsung mengambil suntikan guna mengambil sampel darah Dewa .
Tapi sebelum itu dokter Alex terlebih dahulu memeriksa kondisi Dewa memastikan pria itu dalam keadaan sehat . Setelah semua nya selesai diperiksa kini Dokter Alex bersiap untuk menyuntik Dewa .
"Maaf permisi pak Dewa ". Kata Dokter Alex meminta izin , lalu ia segera menusuk jarum itu di punggung tangan Dewa . Pria itu hanya diam tak bereaksi , wajah nya pun terlihat datar dan tak menunjukkan kesakitan .
Berbeda dengan Bunga , gadis kecil itu terus memberontak ketakutan saat perawat hendak menyuntik mengambil sampel darah nya .
"Mommy, Bunga gak mau disuntik ". Berontaknya seraya memeluk erat Bulan , bahkan wanita itu sampai kewalahan membujuknya .
Hingga suara bentakan Dewa membuat Bunga dan Bulan tersentak kaget .
"DIAM!" bentak Dewa dengan suara yang menggelegar .
"Mas ..." lirih Bulan sambil menatap wajah tampan suaminya .
"Bunga , menurutlah sebentar dan semua nya akan selesai dengan segera ". Ucap Dewa tegas tanpa melihat kearah putri nya .
"Papa , Bunga takut ". ujar Bunga dengan sesegukan
"Sayang , suster nya suntik bentar ya . Setelah itu nanti kita beli es krim . Bunga mau ?"bujuk Bulan lembut
"Mau mommy ". Sahut Bunga lirih
"Ya sudah kita suntik bentar ya ..."
Bunga mengangguk pelan , setelah itu suster segera menyuntik Bunga dan mengambil sampel darah gadis itu .
Bunga memejamkan matanya dan meremat erat lengan Bulan , kala jarum itu mulai menusuk punggung tangannya . Jujur , Bunga sangat benci disuntik .
"Sudah selesai ". Kata Suster
Bunga langsung membuka matanya dan melihat tangannya yang disuntik .
"Gak sakit kan ? Anak mommy kan pintar ". Puji Bulan .
"Iya mommy ". Sahut Bunga
Bulan tersenyum mendengar nya , ia pun langsung mengalihkan pandangannya menatap Dewa yang tengah berbincang dengan dokter .
"Pak Dewa , kami akan segera melakukan tes nya . Dan hasil nya akan keluar dua Minggu lagi ". Ucap Dokter Alex menjelaskan .
"Percepat semua nya dan saya akan bayar berapapun ". Ujar Dewa tegas
"Akan kami usahakan pak Dewa ".
.
Setelah itu Dewa mengajak Bulan dan Bunga keluar dari ruangan dokter Alex .
"Mas .." panggil Bulan ketika suami nya itu berjalan duluan meninggalkan mereka dibelakang .
Dewa diam tak menjawab dan tetap melangkahkan kaki nya tanpa menoleh ke belakang.
Bulan menggandeng erat tangan kecil Bunga dan segera menyusul suaminya . Langkah lebar Dewa benar-benar membuat Bulan serta Bunga begitu kewalahan mengimbangi nya .
"Mas tunggu... Aakhhh ". Teriak Bulan ketika tak sengaja menabrak seseorang dan terjatuh .
Dewa langsung menghentikan langkah nya dan menoleh , melihat istrinya sudah terduduk dilantai seraya memegang kaki nya .
"Sayang .." pekik Dewa dan segera menghampiri istri nya .
"Sorry , saya tidak sengaja menabrak anda ". Ucap orang itu .
Dewa segera membantu istrinya berdiri , dia menatap tajam seorang pria yang menabrak istrinya .
"Kau ini punya mata atau tidak ?!" bentak Dewa dengan sinis
"Bukankah saya sudah bilang , jika saya tak sengaja ". Balas pria itu tak kalah sinis
"Mas , sudah ..." lerai Bulan sambil menarik lengan suami nya .
"Mas gak terima kamu sampai terjatuh seperti itu ". Desis Dewa
Dan pria itu hanya mengangkat sebelah alis nya ,"Jika anda tak terima saya menabrak istri anda . Kenapa anda malah meninggalkannya sendirian dengan putri anda dan malah sibuk dengan ponsel anda sendiri ". Sarkas pria itu
"Tau apa kau ?! " sentak Dewa tak terima
"Ku ingatkan sekali lagi tuan , istri anda ini jika tak dijaga bisa diambil orang lain . Apalagi saya lihat istri anda ini cantik dan penyayang ". Ucap pria itu memancing amarah Dewa .
Tanpa basa-basi Dewa langsung melayangkan Bogeman pada pria itu .
Buughhh ...
"Tutup mulut mu ! Kau tak berhak memuji wanita lain apalagi didepan suaminya sendiri ". Bentak Dewa menggelegar , bahkan suara nya mengundang banyak orang yang tengah berlalu lalang dilorong rumah sakit itu .
"Mas sudah ..." teriak Bulan berusaha melerai perkelahian itu .
Bunga yang melihat papa nya emosi sampai memukul orang hanya bisa menangis ketakutan seraya berdiri dan berlindung dibalik pilar tembok rumah sakit .
"Saya tak memuji istri anda tuan , bukankah fakta nya seperti itu ? Istri anda memang cantik". Puji pria itu sambil tersenyum miring .
Dewa yang sedari tadi masih diliputi emosi seketika langsung menghajar pria itu tanpa ampun .
"Bajing*n ..." teriak Dewa dan segera melayangkan pukulan pada wajah pria itu , beruntung pria itu jago dalam hal bela diri sama hal nya dengan Dewa . Dan dia langsung menangkis pukulan dari Dewa dan membalas nya .
"Dewa !" bentak papa Andra yang berdiri tak jauh di belakang Bulan .
Bulan menoleh menatap mertua nya yang berjalan menghampiri suami nya dan melerai perkelahian itu .
"Apa-apaan kalian ini ? Ini rumah sakit kenapa berkelahi seperti ini ?" bentak papa Andra ketika berhasil memisah kedua nya .
"Dewa , kenapa kamu menghajar tuan Zio . Dia rekan kerja papa ".
Dewa hanya diam menatap tajam kearah pria yang dipanggil papa nya itu dengan sebutan Zio sambil mengusap sudut bibir nya yang berdarah .
"Tuan Zio anda baik-baik saja ?" tanya papa Andra
"Saya baik-baik saja Pak Andra ". Jawab Zio sambil menggerakkan pergelangan tangannya yang terasa sakit .
Bulan langsung menghampiri sang suami ."Mas Dewa gak papa?" tanya Bulan lembut
Dewa menggeleng pelan ."Mas gapapa sayang ".
Zio melihat interaksi kedua nya pun merasa iri .
"Bulan , akhirnya aku menemukan mu . Aku akan merebutmu jika suami mu tak bisa menjaga mu dengan baik ". Batin Zio
.
.
.
Haii , jangan lupa tinggalkan jejak like dan komen ... Terimakasih 🌹♥️
krn mertua itu mahram muabbad. kecuali anak2 merka belum hub badan dlm pernikahan, maka mertua bukan mahram