SUAMI IDAMAN BOCAH SMA

Setelah sampai dirumah, adit dan adiknya langsung ke kamarnya masing-masing, adit membuka pintu kamarnya dengan perlahan karena takut membangunkan istrinya yang sudah tertidur.

Namun ternyata saat adit sudah membuka pintu dia melihat mira sedang membaca buku di meja belajarnya.

Mira yang mendengar suara pintu terbuka segera menengok untuk melihat siapa yang masuk, dan ternyata yang masuk adalah suaminya.

" Baru pulang?." tanya mira.

" Iya." jawab singkat adit sambil menundukan kepalanya, bersiap menerima amukan dari istrinya.

" Gue enggak ngelarang lo buat main ditt!...cuman lo harus ingat waktu, lo udah enggak kaya dulu lagi sekarang lo udah punya gue dit yang selalu nungguin lo pulang kerumah." ucap mira dengan nada kesalnya memberi pengertian kepada adit.

Mira sama sekali tidak melarang adit pergi kemanapun asalkan adit ingat waktu saja, apalagi sekarang adit sudah menjadi suaminya.

Dan adit yang mendengar ucapan dari mira hanya diam saja ia tidak bicara sedikitpun ia mengakui kalau dirinya salah, tapi ada hal yang tidak mira ketahui yaitu alasan kenapa adit selalu pulang larut malam.

" Emang lo habis darimana sih akhir-akhir ini?." tanya mira.

Adit yang ditanya masih diam saja dia bingung harus menjawab jujur atau berbohong kepada mira.

Melihat adit yang masih diam mirapun segera mendekati suaminya.

" Ditt! gue ini siapa lo sih sekarang? setiap kali gue tanya lo pasti selalu diam." ucap mira mulai sedikit emosi dengan adit, karena setiap mira bertanya kemana perginya adit, adit selalu diam saja dan tidak memberitahukanya.

" Gue tau dittt! gue masih belum bisa nerima lo seutuhnya tapi gue masih istri lo dit istri lo!." ucap mira yang begitu emosi sampai-sampai sekarang dia mulai mengeluarkan air matanya.

Melihat istrinya menangis adit langsung memeluk mira, namun mira melepaskan pelukan suaminya dia sudah kecewa dengan adit yang tidak mau jujur kepadanya, pipi mira sekarang sudah mulai basah oleh air matanya.

" Kalau gini percuma kita bersama dir." ucap mira ditengah-tengah tangisanya.

Mendengar ucapan mira Tersebut membuat hati adit terasa sakit, adit langsung kembali memeluk istrinya dan untuk kali ini ia tidak akan membiarkan mira melepaskan pelukannya.

" Maafin gue mir, maafin gue." Ucap adit yang sambil menangis ia merasa takut dan sakit saat mendengar mira kalau percuma mereka bersama hati adit terasa tertusuk oleh ribuan jarum ia sangat takut sekali kalau dia akan kehilangan istrinya Yang sangat ia cintai.

" Gue tau gue salah, tapi gue mohon jangan ngomong kek gitu lagi mir gue takut kehilangan lo."

Mendengar suaminya yang sambil menangis dalam dekapannya mira langsung terdiam apalagi saat adit bilang kalau dirinya sangat tidak ingin kehilanganya, dan ini pertama kalinya mira mendengar adit sambil menangis.

Sementara adit yang masih menangis sambil meminta maaf kepada mira, Mira yang tidak tega akhirnya memaafkan suaminya.

" Gue maafin lo dit, tapi mulai sekarang lo harus terbuka dan jangan ada lagi rahasia-rahasiaan." Ucap mira.

Adit yang sudah dimaafkan oleh istrinyapun langsung menatap wajah mira.

" Lo serius udah maafin gue?."

" Iya tapi sekarang gue mau tau kenapa akhir-akhir ini lo selalu pulang larut malam?." tanya mira.

Adit yang tidak mau mengecewakan lagi istrinya langsung menceritakan kenapa akhir-akhir ini dia selalu pulang larut malam kepada istrinya, adit menceritakan semuanya kepada mira.

Mira yang sedikit terkejut mendengar adit yang bekerja menjadi pelayan di caffe miliknya bima, rupanya ini alasan adit kenapa selalu pulang larut malam dan tidak pernah mau menjawab saat ditanya olehnya.

" dit gue kan udah bilang sama lo buat nyuruh lo fokus dulu sama sekolah lo, urusan itu kita bisa cari bersama-sama saat nanti kita sudah lulus." ucap mira sedikit kesal dengan adit karena tidak mau mendengarkanya dan menurutinya.

" Mulai besok gue gak akan ngizinin lo buat kerja lagi, kalau lo masih tetep kekeh bekerja jangan salahin gue kalau lo enggak akan ngeliat gue lagi saat lo pulang nanti." ucap mira yang langsung mengancam suaminya.

Dan adit begitu sangat takut dengan ancaman istrinya, adit juga tau mira mengatakan itu bukan semata-mata hanya untuk mengancamnya saja, mira pasti akan benar-benar pergi jika adit melanggar ancaman istrinya dan masih tetap bekerja.

" Yaudah awas aja lo kalau bohong lagi, udah sekarang kita mending tidur."

Dengan patuh adit langsung menaiki ranjang yang langsung di susul oleh mira.

Malam ini adit dan mira tampak tidak bisa tidur, mereka juga tidak tau kenapa mereka sampai kompak tidak bisa tidur seperti ini.

" mir." panggil adit.

" Hmmmm." sahut mira yang menjawab deheman saja.

" Gue minta pendapat dong sama lo."

"Pendapat apa?."

" Kira-kira kalau gue pinjem duit sama papah dikasih enggak yah?." Tanya adit.

Mendengar adit yang ingin meminjam uang Mira langsung bangkit dari tempat tidurnya, kemudian ia menatap ke arah adit.

" Minjem duit buat apa lo?, jangan macem-macem deh dit."

" Denger dulu gue belum selesai ngomong nya." Ucap adit yang ikut bangun dari tidurnya dan duduk saling berhadapan dengan istrinya.

" Jadi gini, gue mau buka usaha tapi modalnya pinjem dari papah." ucap adit.

" Udah deh dit!, kan gue udah bilang jangan mikirin itu dulu."

" Iyah gue tau, tapi seenggaknya kita sudah punya persiapan buat masa depan kita mir, emang lo mau terus bergantungan sama kedua orangtua kita?."

Ucapan adit membuat mira terdiam, memang benar apa yang diucapkan oleh suaminya mereka tidak mungkin terus bergantungan kepada kedua orang tua mereka.

" Emang lo mau buka usaha apa?." tanya mira.

" Rencananya sih gue mau buka usaha toko baju."

" Kira-kira berapa modal yang dibutuhin buat buka toko baju?." tanya mira sepertinya ia setuju dengan adit.

" Yah kurang lebih seratus lah gue juga bisa minjemin lo kalau segitu mah." canda mira.

" Seratus juta sayang masa sih seratus ribu." ucap adit sengaja menggunakan kata sayang karena merasa gemas dengan istrinya, masa iya buka toko seratus ribu.

Blushh!

Di panggilnya sayang oleh adit membuat mira menjadi salah tingkah.

" Oh seratus juta...gue kira seratus ribu." ucap mira sambil tersenyum dengan wajahnya yang memerah.

" Yakali seratus ribu." ujar adit sembari menggelengkan kepalanya.

" Yaudah kalau gitu gue bakal minjem sama papih lima puluh juta dan lo pinjem lima puluh juta lagi sama papah gimana?."

" Jangan lo mau pinjem sama papih?, udah lo jangan urusin itu lo bantu doain gue aja." tolak adit, dia tidak ingin mira meminjam uang kepada papah mertuanya.

" Kok gitu sih." ucap mira sedikit cemberut.

" Yah enggak enak lah mir, kalau harus minjem sama papih mah."

" Enggak enak kenapa?." Ucap mira terus bertanya.

" Yah pokoknya enggak enak aja, udah ah pokonya lo doain aja ok, udah sekarang kita tidur takut besok kesiangan lagi." ujar adit mengajak istrinya untuk tidur lagi.

" Besok kan libur."

Adit yang lupa kalau besok libur langsung memukul mijatnya, ia lupa karena besok adalah hari minggu dan mereka sudah bisa libur, kerena besok libur dan mereka tidak bisa tidur alhasil aditpun Langsung mengajak mira untuk bermain ps.

" Berhubung besok libur, gimana kalau kita main ps aja?."

" Ayok!, kebetulan banget gue udah lama enggak main ps nih."

Karena mira sudah setuju dengan ajakanya, aditpun segera menyiapkan ps nya, setelah ps sudah siap adit turun kedapur sebentar untuk mengambil beberapa minuman dan cemilan.

" Mau main apa nih?." tanya adit.

" Main bola lah biar seru." jawab mira dengan semangat.

" hah?, beneran main bola?, emang lo bisa?." tanya adit melirik ke arah istrinya.

" Dih ngeremehin gue, walaupun gue cewek tapi gue jago." ujar mira sedikit menyombongkan diri.

" Yaudah kalau lo emang jago, berani enggak taruhan?." tantang adit, dengan senyuman liciknya.

Dan bukanya takut mira malah menyetujui tantangan yang diberi oleh suaminya.

" Ayo siapa takut, taruhanya apa duku nih?." Tanya mira.

" Yang ngegolin harus dicium gimana?."

" Ok deal!."

Tanpa basa-basi mira menyetujuinya dan merekapun segera bermain psnya dengan sangat semangat dan juga serius untuk mendapatkan siapa yang lebih dulu ngegolin, meskipun taruhan sama-sama menguntungkan mau yang kalah ataupun maupun yang menang.

TO BE CONTINUE.