NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Si Miskin Dan Gadis Pendiam

Kisah Cinta Si Miskin Dan Gadis Pendiam

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Identitas Tersembunyi / Gangster / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Mr.A

Percintaan antara gadis konglomerat dari ibu kota dengan pria miskin pinggir desa. Hidup di daerah yang memandang kasta dan mengelompokkan orang sesuai kekayaan yang mereka punya, bagaimana kah mereka berdua akan bersatu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr.A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31.Kecupan Terima Kasih

"Pak, tolong kopi susu tarik dua dan roti ini juga aku minta satu porsi ya." Setelah membuat pesanan, Fahmi langsung berjalan kembali ke kursi panjang yang saat ini sedang diduduki oleh Lily.

Tepat jam 6 sore, mereka menyudahi perjalan mereka kembali ke ibu kota dan memilih untuk beristirahat sebentar di sebuah warung kecil pinggir jalan.

Bias jingga terlihat mengepung langit barat, membuat suasana warung nampak temaram. Tepat di atas kursi yang diduduki Lily, terdapat sebuah lampu bohlam warna putih, tapi dengan nyala yang memudar.

Saat ini mereka berada di wilayah perbatasan antara Costagon bagian timur dengan Costagon bagian pusat. Dari sejauh jalan yang mereka tempuh, hanya ada warung ini saja yang mereka temukan. Suasana yang ada di perbatasan terlihat lumayan sepi di sore menjelang malam ini.

Namun, sepi-sepinya mobil, motor, dan beberapa kendaraan besar terlihat melintas. Tidak jarang juga mereka berhenti hanya untuk membeli sebotol air mineral, lalu kemudian melanjutkan perjalanan kembali.

"Bagaimana hari ini, senang?" tanya Fahmi setelah memposisikan duduk di sebelah Lily.

Lily yang mendengar pertanyaan itu menoleh ke arah Fahmi. Tentu saja dia langsung menganggukkan kepalanya antusias. Sungguh, seumur hidup, dia tidak pernah sesenang dan sebebas tadi siang. Bahkan Lily sampai membatin kalau entah kenapa dia merasa hidup setelah semua hal yang dia lakukan siang tadi.

"Kalau begitu baguslah. Jika kamu senang, aku juga merasa seperti itu," ujarnya dengan tersenyum malu-malu. Fahmi terlihat membuka lebar pupil matanya saat mendapati ada sesuatu di rambut Lily, "tunggu, jangan bergerak," imbuhnya sembari terlihat bergerak mengambil benda yang tersangkut itu di rambut hitam kecoklatan si wanita.

Lily yang mendengar perintah diam itu, tentu langsung menurut. Dia hanya menggerakkan bola matanya saja untuk melihat apa yang Fahmi lakukan. Dari pengelihatan, saat ini Fahmi sedang mendekatkan wajahnya ke arah rambut.

"Hanya dedaunan kering yang menempel," ujar Fahmi sembari menunjukkannya ke arah Lily.

Lily tersenyum dan mengatakan terima kasih dengan isyarat tangan. Fahmi yang melihat dan mengerti itu, jelas langsung ikut tersenyum dan mulai melihat ke segelas arah. Soalnya, dia tidak tahu lagi harus mengatakan apa untuk membuat suasana tidak sepi.

Sementara di sisi Lily, wanita itu bergerak menepuk pundak Fahmi, membuat laki-laki yang kebingungan itu menoleh dengan satu alis terangkat, "Apa?" tanyanya.

Lily menggelengkan kepala dan bergerak melihatkan kertas foto hasil tangkapan kamera polaroid miliknya yang sudah memperlihatkan gambar. Fahmi yang paham apa yang ingin dia lakukan gadis itu, langsung bergerak mengambil alih tumpukan kertas foto polaroid itu.

Saat hasil foto itu sudah ada di tangan Fahmi, Lily dengan raut wajah antusias menunjuk ke arah hasil foto di bagian atas. Fahmi yang melihat itu hanya memperhatikan raut wajah Lily yang saat ini menirukan apa yang tercetak di sana.

Bisa dikatakan, saat ini Lily sedang berusaha ingin menceritakan bagaimana rupa dirinya di dalam foto itu, tapi dia hanya menggunakan ekspresi wajah saja. Fahmi sadar itu dan entah kenapa, disaat Lily bercerita dengan raut wajah bahagia, dia justru merasa sedih. Hatinya tergores oleh sesuatu yang tidak Fahmi tahu apa namanya.

Namun, jelasnya, Fahmi merasa sakit karena mendapati Lily yang berusaha membuat sebuah obrolan tanpa bisa bicara sepatah kata pun.

"Aduh, Lily?" Fahmi menjerit sakit saat Lily tiba-tiba mencubit perutnya, membuat dia sadar dari fokusnya yang melihat ke arah Lily.

Lily yang sudah mendapati temannya sadar, langsung bergerak mengedikkan kepalanya seolah ingin bertanya "kenapa?" dari gerakan itu.

Fahmi yang sadar langsung tersenyum. Dia menggelengkan kepalanya dan langsung menunjukkan foto yang tadi Lily coba ceritakan dari ekspresi wajah.

"Lihat, kamu benar. Di sini kamu terlihat benar-benar lucu. Salah satunya kedua pipi yang kamu sengaja kembangkan ini. Terlihat konyol," jelas Fahmi mendeskripsikan tentang apa yang tadi Lily coba sampaikan.

Lily yang mendengar itu ikut tertawa dan menganggukkan kepalanya dengan wajah yang bahagia. Fahmi yang melihat reaksi itu ikut tertawa. Tadinya dia hanya pura-pura, tapi saat melihat Lily yang bahagia, entah kenapa kepura-puraan yang dia lakukan malah terasa nyata.

"Lihat yang ini lagi, Lily. Di sini kamu ditinggalkan oleh sekawanan rusa yang kamu kejar-kejar."

Pada akhirnya, istirahat yang mereka lakukan dipenuhi oleh suara tawa Fahmi yang sedang mengomentari hasil tangkapan foto yang tadi siang mereka lakukan di hutan air terjun rumah kupu-kupu.

Dengan ditemani dua cangkir kopi susu tarik dan satu porsi roti, mereka akan menghabiskan sesi istirahat ini dengan suara Fahmi yang mengomentari foto-foto Lily. Percayalah, tidak ada kebohongan di kebahagiaan malam ini.

Tepat jam 7 malam, Fahmi dan Lily sudah sampai ke ibu kota. Saat ini mereka sudah berada tepat di area depan gerbang rumah Lily dengan posisi berdiri berhadapan.

"Terima kasih," kata Lily dengan membuat isyarat tangan. Raut wajah perempuan itu terlihat tersipu malu.

Fahmi yang mengerti maksud isyarat itu terlihat menganggukkan kepalanya, "Aku juga ingin mengatakan itu tadi," ujarnya dengan tersenyum kikuk. Entah kenapa, dari tadi dia selalu kikuk jika bersama dengan Lily. Padahal di pasar, dia tidak pernah merasa secanggung ini.

"Kalau begitu, sekarang kamu masuk dan istirahat. Besok pagi aku akan menjemputmu di jam yang sama. Jadi, jangan buat aku menunggu okey," ujar Fahmi dengan nada yang terdengar sangat lembut. Bahkan sorot mata laki-laki itu terlihat teduh.

Saat ini malam sudah mengepung seluruh provinsi Costagon. Akan tetapi, entah kenapa wajah Lily nampak begitu berkilauan di pandangan Fahmi. Iris hazel miliknya terlihat teduh membalas tatapan matanya.

"Selamat malam," ujar Fahmi untuk yang terkahir kalinya sembari bergerak memberikan lambaian tangan.

Lily yang masih berdiri di hadapannya terlihat menganggukkan kepalanya. Dia juga ikut memberikan sebuah lambaian tangan, lalu kemudian dengan perlahan mulai berjalan mundur untuk menjauh.

"Semoga mimpi indah," ujar Fahmi yang masih melihat ke arah Lily.

Lily yang masih melangkah mundur kembali menganggukkan kepala. Tiba-tiba saja wanita itu diam dengan sorot mata yang melihat fokus ke arah Fahmi. Lily tersenyum lebar, membuat laki-laki di depan sana menatap bingung ke arahnya.

"Kenapa?" tanya Fahmi dengan raut wajah yang bingung.

Lily menggeleng dan tiba-tiba saja dia berlari kembali mendekati Fahmi, lalu tanpa adanya sebuah pemberitahuan, wanita itu tiba-tiba saja berjinjit dan mendaratkan sebuah kecupan di pipi Fahmi.

"Apa-"

Fahmi yang tadinya ingin melontarkan pertanyaan langsung dibuat bungkam dengan ekspresi wajah paling lucu. Bahkan kelopak matanya terlihat berkedip-kedip lantaran bingung dengan apa yang tadi dia dapatkan.

Sementara di sisi Lily, setelah mendaratkan kecupan itu, dia langsung berlari mendekat ke gerbang rumahnya. Parahnya lagi, wanita itu langsung bergerak masuk ke dalam rumahnya tanpa ingin menunggu si laki-laki sadar dari keterkejutannya.

Saat berada di balik gerbang, barulah Lily merebahkan punggungnya untuk bersandar di sana, lalu kedua tangannya dia letakkan tepat di depan dada, 'aku menciumnya, 'kan?' batin wanita itu dengan tatapan mata yang kaget dan ekspresi wajah yang bahagia.

Hello temen-temen, aku ada bawa satu rekomendasi karya lagi neh. Buat siapa? Tentu saja buat kalian dong. Itung-itung buat ngilangin suntuk karena nungguin cerita aku wkwkwk. Judulnya "Dikhianati Sahabatnya Karena Taruhan. Penulisnya yaitu kak "Ana Johana". Kepoin yuk. Ceritanya kayak dibawah ini👇

1
Anonymous
Lanjut kak
Novie Achadini
lily meninggalnya knp thor penasaran akj
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap terima kasih, kak.
total 1 replies
Lydia
Kasihan Fahmi n Lily. Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: Siap, kak. terima kasih.
total 1 replies
Novie Achadini
bagus bgt critanya. karya lain dari othor judulnya apa? kadih tau dong
Call Me A: ada kak. besok aku rilis.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih.
total 1 replies
Novie Achadini
kasian lily klo nggak dpt restu dari kel nya
Novie Achadini
bagus bgt critanya tapi agak swdih mikirun lily
Call Me A: makasih, kak. iya sedih banget + miris
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih, kak.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, makasih kembali
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, makasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, terima kasih
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap kak, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih kembali.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, terima kasih kembali
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, makasih kak.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, kak. terima kasih.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!