NovelToon NovelToon
Jodoh Sempurna

Jodoh Sempurna

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintamanis / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yuk_Rini

Novel bertema Percintaan Manis

Rina Arumi Yasmin berstatus mahasiswa semester akhir telah menyabet sabuk hitam dalam seni bela diri. Berjumpa dengan laki-laki misterius yang ternyata menurut Rina adalah malaikat pelindungnya. Akankah ia berjodoh dengan malaikat pelindungnya?

Semoga reader senang dan termotivasi setelah membaca novel ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuk_Rini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Senja di Trotoar Jalan

Dalam hitungan detik Rina berdiri dari duduknya “Apa maksud bang Beni bilang begitu?”

Nada bicaranya sangat emosi “Tidak kah bang Beni ingat dosa saat lalu padaku?”

“Tidak kah bang Beni malu pada Pak Yuda yang telah memberikan pekerjaan?”

Masih posisi duduk Beni mendongak “Kamu tidak cocok Ri jika dengan Pak Yuda. Kamu ini perempuan sederhana, cocok dengan ku. Lingkungan hidupmu tidak seperti Pak Yuda. Kamu lebih baik dengan ku. Aku punya tabungan cukup, aku juga bisa beli rumah untuk kita tinggali.”

Alasan ini membuat Rina semakin diluar kendali

Rina melotot sambil menunjuk-nunjuk muka Beni “Bang Beni cukup membuatku takut. Aku kira setelah kejadian dulu bang Beni tidak berani menampakkan wajah di depan ku. Nyatanya aku salah, selain berani menampakkan wajah, Bang Beni juga malah berani-beraninya menyatakan suka padaku. Sekaligus merendahkanku dengan argument aku tidak cocok dengan pak Yuda. Ini soal hati bang. Heh…Apa bang Beni waras?!!” Rina

mengeluarkan semua uneg-uneg kemudian menarik nafas.

Di ambil dompet dalam tas, ambil beberapa lembar uang warna merah. Diletakkannya uang itu di atas meja dengan menghentak sampai menimbulkan suara meja cukup keras.

“Ini uang untuk bayar makanan yang tadi pesan, aku juga punya cukup tabungan untuk diriku sendiri bang. Tidak perlu menggunakan uangmu. Aku pergi!”

Dengan bersungut-sungut (sialan makan gak jadi, emosi iya!) batinnya dengan langkah lebar Rina meninggalkan resto.

Diperlakukan begitu Beni bukannya merenung atas kesalahan tapi masih keras kepala ingin memiliki Rina “Rin..Rina…jangan pergi!”

Beni mengejar dan berhasil memegang lengan tangan Rina tepat di luar pintu resto. Namun Rina menepisnya dan brug…..hitungan detik Rina berhasil menggunakan teknik kuncian target leher pada korbannya yakni Beni.

“Jangan pernah menemui aku lagi. Aku masih menghargaimu sebagai kakak tingkat. Jangan menyuruhku menjadikanmu masuk daftar musuhku. Ingat itu!” Rina melepaskan kunciannya sedikit mendorong tubuh Beni kemudian ia berjalan menjauh.

Benipun kesakitan di leher sehingga ia tidak mengejar Rina lagi.

Nampak di seberang jalan Yuda yang mengamati sejak Rina keluar dari Resto kemudian dikejar Beni dan berakhir dengan Beni dikunci Rina dan didorong tubuhnya. Yuda pun tersenyum atas apa yang dilakukan Rina terhadap Beni.

Yuda pun berjalan cepat sesuai langkah Rina dan mengeluarkan HP kemudian menghubungi Rina “Assalamualaikum” ucap Yuda

Masih sambil berjalan Rina merogoh tas nya mengambil Hp yang berbunyi nyaring “Waalaikumsalam kanda”

“Sudah selesai urusannya?”

“Sudah, kanda di mana?”

“Kalau jalan jangan cepat-cepat, aku tidak bisa menyamai, toleh ke seberang jalan!” perintah Yuda melalui sembungan telepon

Rina akhirnya menghentikan langkah kakinya dan menoleh ke seberang jalan. Terlihatlah Yuda melambaikan tangannya. Tidak ada di antara keduanya mematikan Hpnya. Kedua nya masih saja terhubung dengan HP masing-masing.

“Kanda sejak kapan ada di situ?” Terkejut sekaligus merasa senang melihat orang yang sekarang merajai hatinya muncul, setelah seharian diganggu dengan kesibukan masing-masing.

Tampak dari seberang jalan senyum Yuda sungguh dirindukan seorang Rina “Sejak kamu dorong tubuh Beni” jawab Yuda di sana

“Kanda melihat semua?”

“Harusnya patahkan saja lehernya, keluarkan tendangan mautmu, juga pukulan terkuatmu!” mendengar komentar Yuda, Rina mampu menyimpulkan raja hati itu tidak menyimpan kesalahpahaman atas pertemuannya dengan Beni. Ia merasa senang sebab keputusannya tepat dengan meminta ijin pada Yuda sebelum ke resto tadi. Andai saat ini hubungannya sudah sah maka Rina akan menyeberang jalan kemudian memeluk erat kandanya. Sayang itu hanya peng andai an seorang Rina.

“Kalau itu semua aku lakukan, nanti dindamu ini bisa di keroyok massa! Mau aku benjol-benjol?” Rina menjawab dengan senyum lebar

“Tidak dindaku. Sekarang menyebranglah, kita hilangkan badmood dulu biar happy!” ajak Yuda

“Ok, tutup ya telponnya!”

“Iya”

Rina menyeberang jalan menemui Yuda.

“Kita jalan dulu ya, Rendi parkir mobil di Gedung BB” mereka berdua berjalan beriringan.

Di seberang jalan di mana Rina tadi berjalan, ternyata masih ada sepasang mata yang menyimpan rasa yang membuncah

“Jalannya jangan cepat-cepat biar kunikmati momen langka kita berjalan berdua di trotoar ini!” Ucap Yuda

“Ish kanda lebay banget! Jalan saja dinikmati”

“Setiap kegiatan yang kita nikmati akan membuat kita senang, dan hati yang senang akan membuat energi kita positif dindaku. Itu saling berkaitan!” jelas Yuda sok ilmiah

“Gitu ya, oke deh aku jalan pelan biar kunikmati juga perjalanan kita agar bisa disaksikan Mentari sore yang sedang menenggelamkan diri! Tuh penyair khoiril anwar saja kalah romantis.”

“Pinter! 100 untuk dindanya Yuda!"

“Hahahaha..memangnya Kanda sudah selesai urusannya?”

“Urusan yang mana?”

“Dih yang banyak urusan, sombong amat sampai gak tahu urusan yang mana?”

“Hahaha..bukan begitu dinda, memang hari ini sangat melelahkan. Tapi untuk urusan hati, yang awalnya ku kira harus ku atasi nyatanya bisa tuntas dengan sendirinya. Sayang tendangan dan pukulan maut tidak keluar. Aku harap tadi begitu!”

“Ow jadi maksudnya urusannya kanda ini aku? Kanda datang ke sini langsung ke TKP demi aku? Utuk..utuk..utuk…mau menyelesaikan urusan atau mau bilang cemburu?"

“Ishhhh…. Kalau saja kamu gak pintar bela diri. Aku yang akan patahkan lehernya, tendang dia! Hajar sampai dia tidak berani menampakkan wajahnya lagi!

“Idih takut, singaku garang!

“Apa kamu bilang, aku singa? Baiklah kita sepasang singa. Harus solid menuju peraduan!”

“Kanda ngaco! Tabu kali kanda!”

“Kamu yang membuatku begini, aku sudah tidak sabar menikahimu! Habis lamaran jangan lama-lama proses nikahnya!”

“Anda kebelet?”

“Iya kebelet memakanmu!”

Ternyata trotoar itu tidak cukup panjang untuk bercerita panjang lebar, karena Rendi sudah menunggu sambil bersandar di kap mobil

“Halo kalian berdua kalau mau mesra-mesraan jangan di jalan! Ayo masuk mobil!” ledek Rendi

“Trus di mobil mau ngapain Ren?” tanya Yuda

“Mijiti aku boleh” Jawab Rendi ngasal

“Ngarep Ren, suruh itu si Tuti mijiti! Kita ke stan kembang ya!” timpal Yuda

“Kita mau ke stand kembang milik kanda?” tanya Rina

“Iya di sana sedang ada syukuran si Watibakhirnya diberi Amanah Allah dengan menghadirkan janin usia 3 bulan di rahimnya!" jelas Yuda

“Makan-makan dong!” timpal Rina lagi

“Iya pasti”

“Alhamdulillah laparku teratasi, terimakasih ya Allah sudah sayang sama aku!” Rina mengusap wajahnya dengan kedua tangan yang tadi di tengadahkan

“Tadi di resto belum sempat makan?” tanya Yuda.

“Belum keburu emosi, makan saja belum sempat dihidangkan. Si pengacau sudah buat emosi!” Rina menjelaskan

“Ya sudah nanti kamu boleh makan sepuasnya, sampai kamu menyerah karena kekenyangan!" jawab Yuda

"Siap komandanku" Rina menggoda Yuda dengan senyum manisnya

“Hari sabtu masih 4 hari lagi, lama sekali rasanya!” Yuda menunduk menggerutu

“Tapi aku belum siap kanda, mak tidak ada yang bantu mempersiapkan segalanya!”

“Jangan khawatir, sudah kuperintahkan Tuti mengatur segalanya. Dia yang akan membantu Mak dan Pak. Mulai urusan baju, makanan, dekor aman.” Yuda kembali bersemangat

“Dia sudah resmi jadi pekerjamu?” tanya Rina

“Iya secara tidak resmi, hehehe. Yang di depan juga setuju, tuh senyum senyum sendiri!” Sindir Yuda pada Rendi yang sedang mengemudi

“Eh bang Rendi beneran suka dengan Tuti?”

“Bocah itu seru Rin, rame kalau ada dia!”

“Cie..cie…cie yang sudah menyala hatinya, tertambat pesona Tuti similikiti!” goda Rina

“Aku gak bilang gitu, aku hanya bilang dia seru dan rame Rin. Jangan di salah artikan.” Rendi mengelak

“Ingat pepatah bang Rendi “Witing tresno jalaran saka kulino”

(tumbuhnya suka karena terbiasa)

1
Liez
lanjut syuka tuti yg rame,,,dan cerdas
Liez
kok lama blm ada terusan nya
yuk_Rini: siapppp, mohon maaf kegiatan gebyar P5 menyiapkan drama u siswa, acara wisuda dan pembagian rapor sungguh menyita waktu dn pikiran.
sy pnya profesi lain, hehehehe. mohon maaf skli mengecewakan reader nih
total 1 replies
yuk_Rini
terimakasih banyak Like nya
yuk_Rini
sy suka like nya
yuk_Rini
terimakasih like nya, barakallah
Rahayu Putri pratiwi
cerita nya memikat hati ku tor.. aku syukaaa.....
🥰🥰🥰
yuk_Rini: terimakasih amunisi semangatnya
total 1 replies
Wah Yudi
semangat thor
Wah Yudi
di tunggu updatenya
yuk_Rini: ok, sudah up. jngan bosan ya
total 1 replies
Wah Yudi
aku menikmati jalan ceritanya
yuk_Rini: terimakasih jangan bosan tunggu up, semangat
total 1 replies
yuk_Rini
terimakasih mau menunggu
Wah Yudi
dtunggu updatenya
yuk_Rini: siapppppp
total 1 replies
Wah Yudi
thor asli Jawa mn?
yuk_Rini: jatim
total 1 replies
Wah Yudi
karya baru ringan u dibaca
yuk_Rini
tetap semangat
yuk_Rini
ciahhh ada yang mulai kesemsem dg perhatian.. Rina siap terbang!
yuk_Rini
besti somplak dan kompak, yang saling ya?

apakah readers pnya besti juga? outhor ingatkan yg saling ya
yuk_Rini
hayo lho siapa kah itu yg bersuara?
malaikat kah?

yg jelas malaikat yg bs dilihat dg mata, hnya saja bulannya blm dbantu matahari shingga wajahnya tampak samar
yuk_Rini
karya novel ke dua, yang pertama gagal jalan. semoga ada wktu u meneruskan.

smoga d novel ke dua bisa tuntas.
semangatttttt!

readers yg baik, semoga sukaaa😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!