NovelToon NovelToon
Bayi Kembar Presdir Tampan

Bayi Kembar Presdir Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Single Mom / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:558.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ika Dw

"Aku tidak menyangka kau begitu tega padaku. Di saat aku bertugas di luar kota, kau malah selingkuh di belakangku. Aku menyesal karena sudah menikahi wanita sepertimu!"

Devina ditalak dan dituduh telah berselingkuh dengan pria lain yang tak lain adalah sahabat dari mantan suaminya, Marcell. Hidupnya jadi menderita dan terlunta-lunta ketika berpisah dari suaminya. Fitnah keji itu membuat anak kembar yang dilahirkannya harus menanggung beban penderitaan karena keegoisan orang tua. Dalam keadaan serba kekurangan, Devina berdiri sendiri untuk menjadi ibu sekaligus Ayah buat kedua anaknya.

Mampukah Devina melewati segala cobaan yang datang silih berganti dalam hidupnya?

Mungkinkah dia bersatu kembali dengan mantan suami setelah tahu dia memiliki anak yang harus dijaga bersama?

Kisah Devina hanya ada di Noveltoon, dengan judul Bayi Kembar Presdir Tampan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32. Pengorbananku Kau Abaikan

Tak memiliki banyak waktu untuk berbincang-bincang hal yang tidak terlalu penting Marsha langsung meminta suster untuk mengambil darahnya agar anaknya segera diselamatkan.

Nyawa putrinya begitu berharga, ia rela mengorbankan dirinya untuk keselamatan sang Putri agar tetap hidup menemani ibunya.

Devina tak henti-hentinya menangis, ia benar-benar ketakutan, takut jika putrinya tidak bisa diselamatkan.

"Tolong segera ambil darah saya! Saya adalah Ayah kandungnya, saya yakin anak saya memiliki darah yang sama seperti saya!"

Dengan perasaan cemasnya, Marcell mengikuti suster untuk diperiksa darahnya terlebih dahulu.

Walaupun Marcell mengatakan Azalea adalah anak kandungnya, tapi tetap saja ia harus mengikuti prosedur Rumah Sakit, harus diperiksa terlebih dahulu mengenai kesehatan dari sang pendonor.

"Bapak silakan berbaring saya akan memeriksa bapak untuk mengecek kondisi bapak dan kebenaran jika darah bapak bisa disumbangkan untuk Ananda Azalea.

Marcell menurut dan langsung membaringkan dirinya di berankar yang disediakan di ruang IGD.

Suster juga segera melakukan tindakan agar bisa segera menangani pasien yang lebih membutuhkan pendonor karena kondisinya juga sangatlah buruk.

"Bagaimana suster? Apakah kondisi saya sehat? Apakah darah saya sama seperti yang dimiliki oleh anak saya?"

Cukup kesal karena suster meragukan kesehatannya dan juga darah yang dimilikinya.

Ia tidak memiliki kesabaran untuk segera menolong anaknya yang dalam keadaan kritis.

"Setelah kami periksa, ternyata memang benar anda tidak memiliki masalah apapun, dan anda memiliki darah yang sama seperti pasien Azalea. terima kasih Pak karena anda sudah bersedia mendonorkan darah anda untuk pasien Azalea."

Marcell menatap jenggah pada suster yang meragukannya.

Harusnya pihak rumah sakit percaya bahwa dia dalam keadaan baik-baik saja dan bisa mendonorkan darahnya kepada sang anak tapi malah dipersulit oleh suster yang menanganinya.

"Suster itu bagaimana sih, jelas-jelas saya ayahnya pastinya anak saya memiliki darah yang sama seperti saya. kondisi saya juga baik-baik saja karena saya tidak pernah mengalami penyakit seperti dugaan suster."

Suster hanya diam tidak menjawabnya, tidak masalah baginya mendapatkan cacian dari keluarga pasien memang itu sudah menjadi resikonya.

Tak memiliki waktu lama, Ia pun meminta Marcell untuk beristirahat setelah mendonorkan 2 kantong darah untuk Azalea.

Ia juga memberikan vitamin dan juga segelas susu pada Marcell untuk memulihkan tenaganya kembali.

"Bapak istirahat dulu di sini. Ini ada vitamin dan juga segelas susu bisa Bapak minum untuk memulihkan tenaga Bapak. Saya akan segera melakukan tindakan terhadap pasien. Doakan yang terbaik buat anak Bapak."

***

Di depan ruangan IGD, Devina mondar-mandir gelisah. Ia berharap Marcell bisa menolong anaknya yang tengah melawan maut.

'Ya Tuhan, tolonglah kami. Izinkan kak Marcell bisa menolong putrinya. Hamba sangat takut kehilangan putri hamba, izinkan dia tetap hidup bersama dengan hamba.'

Dalam hati Devina tak berhenti menggumam dan berdoa untuk keselamatan putrinya.

Ia tidak siap mendengarkan hal-hal yang buruk mengenai kondisi putrinya saat ini.

"Mommy, dedek cekalang ada di mana? Kenapa kita nggak bica ketemu cama dedek? Apa dedek baik-baik aja mom?"

Kenzo juga nampak sedih memikirkan kembarannya yang tak kunjung kelihatan batang hidungnya.

Pikiran anak itu juga kacau, takut tidak bisa bertemu dengan kembarannya lagi.

"Sayang, sekarang dedek masih ditangani oleh dokter. Doakan saja dedek lekas sembuh, biar bisa main lagi sama kakak. Kakak sayang dedek kan?"

Devina berjongkok dengan matanya berkaca-kaca. Melihat anak laki-lakinya yang begitu sedih ingin bertemu dengan kembarannya membuat hatinya teriris.

"Mommy, dedek akan kembali cama kita lagi kan? Dedek nggak ninggalin kita kan?"

Dengan cepat Devina menggeleng, ia tahan air matanya agar tidak jatuh.

Entah apa yang akan terjadi bila Azalea tiada. Mungkin ia akan gila, atau bisa jadi mengakhiri hidupnya.

"Tentu saja tidak sayang, makanya kamu harus banyak doa, doain dedek agar segera sembuh dan bisa balik lagi sama kita."

Marcel sehabis mendonorkan darahnya ia kembali menemui Devina.

Marcell tidak ingin meninggalkan mantan istrinya sendirian dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Setidaknya ia menjadi penguat bagi wanita yang sangat dicintainya dan tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun.

"Vina, apakah sudah ada kabar dari dalam?"

Kedatangan Marcell membuat Davina terkejut, dia menoleh dan menatap mantan suaminya yang nampak pucat setelah diambil darahnya.

Setiap ada di dekat Marcell rasanya ingin menangis, ingin sekali ia menyandarkan kepalanya di pundak, namun ia tidak punya keberanian, apalagi sebelumnya ia sempat mengusir Marcell agar tidak mengganggu hidupnya.

"Belum, belum ada kabar sama sekali dari dalam. Tapi apakah Azalea akan baik-baik saja? Apakah dia bisa melewati masa kritisnya? Jujur aku takut banget Kak, aku takut anakku kenapa-napa."

Tak kuasa membendung kesedihannya Devina pun kembali menangis.

Dia tidak ingin harapannya pudar begitu saja, dia ingin anaknya bisa melewati masa kritisnya saat ini.

"Percayalah Vina, yakinlah kalau Azalea akan baik-baik saja. Dia anak yang kuat, aku sangat yakin dia mampu melewati masa kritisnya. Aku juga sudah memberikan pertolongan padanya, andai saja bisa ditukar, lebih baik nyawaku saja yang diambil, asalkan anakku kembali sembuh."

Marcell hanya mengucapkan kata menyesal namun tidak bisa berbuat apa-apa.

Harapannya cuman satu, darah yang disumbangkan pada anaknya bisa berguna dan bisa mengembalikan si kecil kembali ceria.

"Kamu jangan bicara seperti itu, di sini kamu juga sudah berjuang membantunya. Bukan hanya kamu saja yang ingin menukar posisi Azalea, Aku pun ingin melakukan hal yang sama. Tidak apa-apa kalaupun aku yang tiada, asalkan anakku bisa tetap bernapas dengan keadaan yang baik-baik saja."

Marcell berdiri dengan mengacak-ngacak rambutnya frustasi.

Selama ini ia pikir Devina sudah hidup bahagia bersama selingkuhannya, dan dia menderita sendirian.

Tanpa ia ketahui, ternyata Devina tetap sendiri dan malah melahirkan dua anaknya tanpa sepengetahuan siapapun. Bahkan ia sempat meragukan bahwa si kembar adalah darah dagingnya sendiri.

"Vina, tolong katakan padaku, harus dengan cara apa aku bisa menebus semua dosa-dosaku. Aku bahkan belum sempat membuat anak-anakku bahagia. Padahal aku memiliki banyak harapan, aku ingin membuat anak-anakku bahagia dengan hidup yang lebih layak. Kami masih belum lama saling mengenal, aku merasa jadi orang tua yang tidak berguna karena tidak pernah tahu keberadaan anakku. Saat aku tahu keberadaan anakku, tiba-tiba anakku mengalami cobaan yang begitu berat, nyawanya telah dipertaruhkan."

Sekuat-kuatnya seorang lelaki pasti akan menangis juga jika menghadapi masalah yang begitu besar tanpa adanya dukungan dari keluarga atau rekan-rekan di dekatnya.

Tidak mudah bagi Marcell menghadapi kenyataan pahit itu sendirian yang disebabkan oleh keluarganya sendiri.

"Aku tidak pernah menyalahkanmu karena sudah mentelantarkan anak-anakku. Aku paham, saat kita berpisah kau pun tidak mengetahui kehamilanku. Tapi satu hal yang tidak bisa aku maafkan, pengorbananku kau abaikan. Masihkah kau tidak menyadarinya?"

1
Wiwik Suliati
lanjut kak
Nuri 73749473729
lanjut
Nur Nuy
lanjutkan
sendy kiki
up
Levhiosha Levhiosha
,👍🏻👍🏻
Eka Ambarwati
sanggat menarik
die
Luar biasa
Melia Gusnetty
su"udzon muluu lo devina...
Melia Gusnetty
ku rasa marcel bukan ank kandung si ema genduro...
Melia Gusnetty
aneh sikap marcel...apa ank nya gk ada yg mirip sm bpk nya...secara kn ank kandung nya...
kosa kata nya msh belepotan thort
Wiwik Suliati
lanjut, biar cepet kebongkar kejahatan nya erna, manusia kejam tu si erna, dan nadia bisa cepet,,berkumpul sama anak,,nya sekali gus cucu,,nya
Hendro 212
saudara macam ap demi harta membuat saudara kandung sendiri menderita,haduuh
Nur Nuy
mampus mak lampir sebentar lagi lu dibawa ke polisi
Umiie'ne Naza
jangan bertele " tor, udh cukup baik cerita nya,
Nuri 73749473729
ayo thor bikin segera terungkap kalau nadia adalah ibu kandung marcel lanjut
Nur Nuy
sebelum lampir murka mending Marcel tau Nadia itu emaknya dia dah Thor kasian
ikka
sudah habis dan gk up lagi
sendy kiki
up
Nur Nuy
hadeh buruan dah keungkap semuanya ga pake lama wkwkkwkw
Astuti Setiorini
jangan2 marcell dan adeknya bukan anak kandung erna...cerita makin seru...kejahatan erna harus terbongkar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!