NovelToon NovelToon
RAHASIA GELAP GADIS MISTERIUS

RAHASIA GELAP GADIS MISTERIUS

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Identitas Tersembunyi
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: LennyMarlina

“Apakah kau sedang berusaha untuk mengakhiri hidupmu?”

Celphius menemukan seorang gadis yang di buang seseorang di dalam hutan dalam kondisi tubuh yang sudah memprihatinkan. Suatu ketika saat Celphius membawanya pulang ke rumah, terjadi keanehan misterius pada gadis itu di mana setiap pulang dari luar, tubuh gadis itu sudah di penuhi dengan darah dan kamar yang berantakan. Ingin mencari tahu sumber masalah itu, Celphius pun memasang kamera tersembunyi di kamar gadis itu dan hasilnya membuat bibirnya menganga!

Apa yang terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LennyMarlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyentuh Tanpa Izin

Sesuai ucapannya, Ruby menjadi pembantu di rumah itu dan menyiapkan segala makan malam dan menyiapkan semuanya di atas meja. Gilbert dan Ronan senantiasa membantunya sehingga persiapan pun cepat selesai.

Namun, setiap kali mengingat kenyataan soal pernikahan Celphius dengan Daniar membuatnya sulit untuk berkonsentrasi dalam hal memasak makanan. Pikirannya selalu tertuju pada lelaki itu yang kini sudah menikah.

Walaupun sebenarnya bukan siapa-siapa lelaki itu namun belakangan ini Ruby merasakan adanya sesuatu yang aneh dengan hatinya. Setelah Celphius menghilang tanpa kabar, rupanya itu adalah cinta pertamanya.

‘Itu mungkin hanya pernikahan kontrak. Celphius pernah mengatakan kalau dia ditawari soal pernikahan kontrak karena suatu alasan. Bisa jadi pernikahan mereka hanya akan berjalan selama beberapa bulan saja.’

Ruby menggigit kuku jarinya. ‘Aku menyukainya. Yang kutahu, siapa pun boleh merebutnya darinya karena alasan menyukai. Apa aku harus memisahkan mereka seperti yang dilakukan orang-orang selama ini?’

‘Bukankah itu terlihat sangat jahat? Aku bahkan tidak ada bedanya dengan mereka yang membuatku menderita seperti ini. Sudahlah. Lebih baik aku tidak terlalu berharap banyak. Dia bahkan tidak bisa aku miliki.’

Tidak seharusnya rasa keputusasaan itu datang di waktu yang tidak tepat itu. Ruby semakin banyak menghabiskan waktu dengan lamunannya sampai melupakan masakannya dan mengasingkan teguran Gilbert.

“Hei, Ruby? Kau baik-baik saja?” Gilbert sampai harus menggoyang-goyangkan tubuh gadis itu karena terlalu asyik memikirkan dunia halusinasinya. Gadis itu terkejut dengan wajah bingung. “Ada apa denganmu, Ruby?”

“A, apa?” Dia kebingungan sampai tidak tahu harus berkata apa. Untuk mengartikan semuanya pun Ruby tidak tahu harus memulainya dari mana. Lamunannya terlalu menggiurkan daripada melihat sebuah kenyataan.

“Kau tidak dengar? Sejak tadi, aku berusaha membangunkanmu yang terus menerus melamun tiada henti. Kau sampai tidak sadar air yang kau panaskan membuih dan menyembul keluar,” kata Gilbert memekik.

“Oh?!”

Ruby sontak saja mengubah cara pandangnya menuju pada air yang sejak tadi coba ia panaskan untuk menyeduh sesuatu. Tetapi, ketika di lihat, kompornya sudah mati dan air yang katanya menyembul sudah tidak keluar.

Siapa yang mematikannya?

“Aku yang mematikannya. Kebetulan ada di sebelahku, jadi, aku langsung saja mematikan kompornya agar airnya tidak keluar lagi,” imbuh Ronan yang membantu memadamkan api yang bisa saja membakar.

“Terima kasih.”

Gilbert terus memperhatikan Ruby yang sejak tadi bertingkah aneh sampai tidak menyadari air panasnya menyembul keluar. Apakah karena masalah pernikahan bosnya yang mendadak sekali? Apa karena hal itu?

“Ruby, aku mau bertanya sesuatu.”

“Kamu mau bertanya apa?”

“Ini soal yang tadi. Kenapa kau menyebut dirimu sebagai pembantu di rumah ini di hadapan istrinya Bos? Apa yang sebenarnya kau pikirkan sampai mengatakan sesuatu sejauh itu?” tanya Gilbert menjadi penasaran.

Dan sebenarnya Ruby pun sedang tidak berpikir panjang sehingga terjadilah kata itu yang meloloskannya dari ketakutan. Jika terlalu jujur, kemungkinan Ruby akan terusir secepat mungkin meskipun itulah tujuannya.

Akan tetapi, setelah mengetahui hatinya sedang tumbuh atas nama 'orang itu', Ruby tidak bisa meninggalkan tempatnya kecuali Celphius yang memang memerintahkan dirinya untuk segera meninggalkan rumah itu.

“Bukan apa-apa. Aku hanya asal bicara saja. Lagi pula, satu-satunya perempuan di sini sebelum adanya dia adalah aku, jadi, mungkin akan lebih nyaman jika aku menganggap diriku sebagai pembantu,” katanya.

Ruby ingin membersihkan sebuah rumor yang mengatakan seorang wanita tinggal di rumah bersama lima orang pria sekaligus. Apa jadinya jika berita seperti itu sampai menyebar ke seluruh dunia dan menjadi topik hangat?

Bahkan nama baik Celphius pun pasti akan tersebar secepat kilat dan itu semua gara-gara Ruby yang terlalu jujur. Setidaknya hal itu bisa membuat Daniar percaya sedikit dan memperlambat rumor-rumor buruk.

“Tapi, kau bisa mengatakan sesuatu yang lain selain kata itu. Apa kau tidak merasa terbebani dengan semua ini? Kau jadi harus memasak sepanjang hari menyiapkan sarapan dan makan malam.” Gilbert khawatir.

“Soal memasak bukan masalah besar, 'kan? Aku memang senang sekali memasak dan di rumah juga aku sering mema ... sak.” Raut wajah yang semula sangat bersemangat tiba-tiba berubah menjadi raut penuh kekhawatiran.

“Ada apa? Kau baik-baik saja?” tanya Gilbert.

“I, iya. Aku baik-baik sa— ”

“Ruby?!”

Gadis itu mendadak berlari meninggalkan dapur menuju ke arah kamarnya berada. Celphius dan Daniar pun kebingungan melihat Ruby yang sedang terburu-buru sembari menutup mulut menggunakan tangannya.

‘Kenapa dengannya?’

Celphius bergumam ketika melihat Ruby seperti sedang panik. Dan untuk apa dia menutup mulutnya segala seolah-olah ingin memuntahkan sesuatu dari dalam perutnya? Bukankah tadi dia ada di dapur dengan Gilbert?

“Pembantumu kenapa? Kenapa dia seperti itu?” tanya Daniar yang ikutan merasa heran. Sebab, pembantunya lewat dan bersikap tidak biasa tepat di hadapannya yang sedang duduk santai bersama dengan Celphius.

“Saya tidak tahu. Saya akan memeriksanya.” Celphius berdiri. Dia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi kepada Ruby sampai wajahnya memerah seperti itu. “Berhentilah memanggilnya pembantu. Dia bukan pembantu.”

“Apa?”

“Gadis itu bukan pembantu di rumah ini. Anda harus tahu kalau saya sedang menolong seorang gadis yang tidak memiliki tempat tinggal. Namanya adalah Ruby dan dia bukanlah seorang pembantu,” jelas Celphius.

“Tapi tadi dia bilang— ”

Memotong dan menjawab, “Saya tidak tahu mengapa Ruby mengatakan itu, tapi yang jelas Ruby bukan seorang pembantu. Saya harap Anda bisa memahami keadaan kami di sini dan bisa beradaptasi dengan baik.”

Daniar tidak berkata-kata lagi setelah itu. Mungkin dirinya memang sudah terlalu kurang ajar karena tidak bisa mencari tahu apakah orang bernama 'Ruby' itu benar-benar pembantu atau bukan. Dirinya menyesal.

CEKLEK!

Tidak ada orang. Jelas-jelas saat Celphius melihatnya tadi Ruby memasuki kamarnya dengan keadaan yang terburu-buru. Tetapi, kenapa tidak ada orang sama sekali? Atau mungkin Ruby ada di dalam kamar mandi?

Pintunya memang tertutup rapat dan kemungkinan Ruby berada di dalam sana. Saat Celphius mencoba mendekati arah kamar mandi, terdengar suara seseorang yang sedang muntah dari dalam kamar mandi tersebut.

Sontak saja hal itu membuat Celphius merasa terkejut. Dia semakin menempelkan telinganya di balik pintu untuk mendengar lebih jelas apakah itu benar suara Ruby atau bukan. Memangnya siapa yang mendiami kamar itu?

Kalau bukan ...

“Ruby!”

Baru saja membuka pintu sudah dikejutkan dengan kehadiran Celphius yang tepat di depannya. “K, kenapa kamu ada di sini? Apa yang sedang kamu cari? Kenapa meninggalkan istrimu sendirian?”

“Apa itu penting? Yang seharusnya kau perhatikan adalah dirimu! Sedang apa kau dan kenapa muntah-muntah seperti tadi? Kau sakit?” Ketika hendak menyentuh dahinya, Ruby dengan spontan menepisnya dengan keras.

Dan itu membuat Celphius kesal. Lagi-lagi Ruby menghindarinya. “Apa-apaan kau? Sikap menghindarmu itu kambuh lagi, 'ya?” Alisnya menaik sebelah. Sebenarnya Ruby tidak bermaksud menghindari sentuhan itu.

“Aku tidak sakit. Aku hanya ... memakan sesuatu yang tidak aku sukai dan itu ... membuatku merasa ingin muntah. Aku minta maaf karena tadi mengganggu kebersamaan kalian tanpa permisi,” lirih Ruby.

“Kau benar-benar sangat mengganggu pikiranku! Rasa gangguannya bahkan lebih kuat dan besar daripada diteror makhluk halus! Katakan saja jika kau memang sedang sakit! Jangan terus membohongiku!” Tidak suka.

“Aku benar-benar tidak sakit. Aku sudah mengatakannya padamu kalau aku memakan sesuatu yang tidak aku sukai, 'kan? Apa penjelasan itu tidak cukup baik dan benar untukmu?” Emosi Ruby pun kadang bisa melonjak.

“Dan apa kau pikir wajahmu yang mengatakan hal lain itu akan membuatku percaya padamu? Lihatlah bagaimana kau membohongiku dengan raut wajah yang mengatakan sebaliknya itu! Kau benar-benar serakah!”

Keserakahan itu merugikannya. Celphius meninggalkan Ruby sendirian setelah mendengarkan banyak kebohongan yang dilontarkan olehnya. Ruby tidak pernah mau membuka diri. Walaupun kepada penolongnya sekalipun.

.

.

.

9:30 AM

Walaupun baru saja menikah, Celphius tetap tidak meninggalkan pekerjaannya dan terus bekerja sampai kepalanya bisa saja pecah. Tetapi, lelaki itu benar-benar meninggalkan Ruby sendirian bersama Daniar.

Keduanya duduk berdampingan dengan suasana hati yang canggung. Mungkin tidak dengan Daniar yang memang memiliki sikap ramah dan mudah bergaul juga murah tersenyum. Hanya Ruby yang tidak bisa akrab.

Bagaimana caranya agar mudah menyapanya? Dia bahkan tidak memiliki banyak pengalaman dalam bermain bersama seseorang. Daniar juga sangat sibuk dengan laptopnya sehingga melupakan Ruby di sana.

‘Sepertinya dia sangat sibuk. Apa dia juga bekerja seperti Celphius? Kudengar dia anak orang kaya dan ayahnya menjodohkannya dengan Celphius. Derajat mereka sangat tinggi. Aku merasa seperti bawang yang bau.’

Memang tidak seharusnya merendahkan diri tetapi jika kenyataannya memang seperti itu, apa yang harus dilakukan? Ruby yang tidak punya bakat apa pun merasa seperti orang yang berbeda di antara orang lainnya.

Canggung sekali. Lebih baik Ruby ke kamarnya saja dan beristirahat daripada harus mengganggu waktu Daniar yang ternyata sangat sibuk. Dirinya bukan boneka yang mewajibkan untuk menemaninya dalam bekerja.

“Tunggu sebentar.”

Daniar tiba-tiba bersuara. Apakah itu untuknya atau untuk orang lain karena sejak tadi hanya fokus menatap layar laptopnya? Jika langsung dijawab dan ternyata bukan untuknya, itu akan membuatnya malu, 'kan?

“Kamu mau ke mana?”

Ternyata benar-benar kepada Ruby. “S, saya mau ke kamar untuk beristirahat. Kalau sedang sibuk, silakan saja. Saya tidak akan mengganggu waktu Anda.” Rasanya agak tidak sopan, tetapi hanya itu yang bisa Ruby katakan.

“Ah, apa kamu merasa kesepian karena aku hanya memperhatikan laptop ini? Apa kamu sangat ingin ditemani?” tanya Daniar. Terdengar seperti ada kata lain yang sebenarnya tidak ingin menemani hari Ruby.

“Tidak begitu, kok.”

“Lalu, kenapa kamu memilih untuk di kamar? Padahal aku ada di sini, kita bisa mengobrol bersama-sama. Aku membutuhkan waktu untuk bisa beradaptasi, jadi, apa kamu bisa membantuku?” Daniar butuh bantuan.

Orang asing itu membutuhkan sebuah bantuan dari Ruby hanya karena masih belum terbiasa hidup di tempat sepi yang jauh dari kota. Baginya, mungkin tempat seperti itu adalah sebuah ancaman karena kotor dan sempit.

‘Kenapa malah meminta bantuan padaku?’ Bukannya tidak mau membantu, tetapi Ruby juga masih memerlukan sebuah pengalaman untuk bertahan hidup di tempatnya sekarang. ‘Aku harus bagaimana menjawabnya?’

“Bagaimana? Kamu bisa, tidak? Kenapa kamu hanya diam saja? Apa kamu merasa keberatan dengan permintaanku yang aneh ini?” Daniar sangat berharap Ruby dapat mengertikan keadaannya yang masih sangat baru.

“Tidak sama sekali. Tapi ... sudah satu minggu Anda berada di tempat ini. Apa Anda masih belum bisa membiasakan diri di tempat seperti ini?” tanya Ruby. Walaupun ragu-ragu dia mencoba untuk mengatakannya.

“Benar, aku masih belum terbiasa.” Daniar menampilkan bentuk bibirnya betapa murahnya bibir itu tersenyum hangat kepada orang lain. ‘Sebenarnya aku sudah cukup paham. Hanya saja aku ingin dekat denganmu.’

Rupanya itulah rencana Daniar. Dengan alasan tidak bisa beradaptasi dengan baik di lingkungan barunya, dia menyeret Ruby untuk menemaninya sebentar dan membicarakan banyak hal bersama sebagai wanita.

Kemarin-kemarin dia sudah sangat kurang ajar telah menyebut Ruby sebagai pembantu. Yah, meskipun Ruby sendiri yang mengatakan itu semua dan dia hanya mengikuti apa yang Ruby katakan sebelumnya.

Tetapi, raut wajah Celphius yang mengatakan kalau Ruby bukan seorang pembantu terlukis dengan jelas aura kemarahannya. Hal itu membuatnya sangat ingin meminta maaf kepada Ruby dan membenarkan semuanya.

“Bagaimana? Apa kamu bisa menemaniku di sini? Di kamar juga sangat sepi dan hening, apa kamu tidak membutuhkan seseorang untuk menemanimu?” Daniar terus merayu Ruby supaya mau berdekatan dengannya.

“Anda bukannya sedang sibuk? Saya hanya berusaha untuk tidak mengganggu Anda dan mungkin sebaiknya saya meninggalkan Anda sendirian di sini,” katanya. Gadis itu terus menolak ketika Daniar terus menggodanya.

“Tidak apa-apa, kok.”

GREP!

Daniar dengan sengaja menarik tangan Ruby untuk duduk di sampingnya. Sorot mata Ruby yang sangat tajam menepis paksa tarikan tersebut sehingga membuat Daniar merasa terkejut. Apa Ruby tidak suka disentuh?

“J, jangan sentuh aku ... ”

“Ah, aku minta maaf. Kupikir kamu akan menyukainya jika aku menyentuhmu dan membawamu ke sampingku. Apa kamu merasa terkejut? Aku minta maaf menyentuh tanpa izin darimu,” lirih Daniar sangat menyesal.

“S, sepertinya saya tidak bisa menemani Anda. Saya akan ke kamar saya saja.” Dan Ruby pun memutuskan untuk meninggalkan Daniar sendirian. Daripada membuat masalah di hadapannya lebih baik menghindar.

“Eh? Oh, iya.”

Kejadian di minggu lalu pun terjadi lagi.

BERSAMBUNG

1
Glamours Style
mana lanjutannya ka?
Abi Zar
keren kak
Abi Zar: trimaksih kak
total 1 replies
Sunraku
Recommend
Sunraku
Lanjut Mba/Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!