“Kamu lihat wanita yang memakai gaun merah muda itu? Jika kamu bisa menidurinya malam ini juga, ayo kita menikah lagi!” ucap Zoya.
Awalnya, Hyera tak lebih dari wanita taruhan yang harus Elmer tiduri, seperti syarat yang harus Elmer jalani agar dirinya bisa kembali menikah dengan Zoya sang mantan istri. Namun, pesona Hyera yang selain sangat cantik mirip barbie hidup, tapi juga penuh keceriaan sekaligus hangat, membuat dunia Elmer hanya dimiliki Hyera. Zoya bahkan tak lagi penting bagi Elmer, terlebih selama ini, Zoya selalu semena-mena kepada Elmer.
Elmer bahkan berjuang penuh untuk bisa menikahi Hyera dan mengukir cinta yang manis bersama Hyera.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32 : Sampai Alam Barzah
Elmer membawa Hyera ke halte. Selain hujan masih berlangsung, suasana malam di halte tersebut juga ramai orang.
“Kok rame banget yah, Om?” bisik Hyera sambil mendekap sebelah lengan Elmer menggunakan kedua tangannya. Karena biar bagaimanapun, ia memang kedinginan. Keputusannya mendekap lengan Elmer agar ia sedikit merasakan kehangatan.
“Namanya juga jam pulang. Belum yang hanya numpang berteduh seperti kita,” balas Elmer sambil menatap Hyera. Tepat di bawah wajahnya, sang istri langsung tersenyum tak berdosa.
Ketika bus akhirnya datang, Elmer sengaja menggeser Hyera berada tepat di depan tubuhnya. Hyera menyaksikan setiap perubahan yang ia alami. Ternyata sang suami sengaja menjauhkannya dari kerumunan. Karena mereka yang baru turun jumlahnya juga banyak. Sementara yang tadi menunggu, juga langsung berdesak-desakan masuk bus.
Elmer mengeratkan dekapan kedua tangannya pada tubuh Hyera. “Dingin?” tanya Elmer berbisik-bisik. Pertanyaan yang langsung mengalihkan kesibukan Hyera dari mengawasi keluar masuk penumpang bus.
Hyera yang langsung menengadah hanya untuk menatap Elmer, malah membuat bibirnya menempel di bibir Elmer. Detik itu juga, Elmer yang paham Hyera akan langsung mundur, segera membalasnya dengan kecupan mesra.
“Aku enggak sangka akan semanis ini,” batin Hyera yang memang langsung tersipu.
“Om, ... kapan-kapan, kita naik bus, ya! Kita jalan-jalan keliling Jakarta. Sepertinya seru!” lirih Hyera sambil menatap Elmer. Jemari tangan kirinya mengacak lembut poni sang suami yang memang basah. Karena seperti dirinya, tubuh Elmer terbilang kuyup.
“Weekend pas kita enggak kerja. Soalnya kalau malam pulang kerja, mau cari apa?” balas Elmer sambil mengeluarkan ponselnya dari saku sisi celana sebelah kanannya.
Setelah Hyera simak, ternyata Elmer membatalkan janji dengan perawat yang mengurus ibu Mimi.
“Saya mendadak ada pekerjaan. Paling besok, saya atur lagi jadwalnya. Tolong sampaikan saja ke mama saya ya, Sus. Sebelum dan sesudahnya, terima kasih banyak! Biar mama istirahat saja,” ucap Elmer.
Hyera menengadah, menatap heran Elmer yang sampai detik ini masih mendekapnya. “Sayang, ... kenapa dibatalin?” lirihnya tak lama setelah Elmer mengakhiri sambungan teleponnya.
Sambil mengantongi ponselnya ke saku sisi kanan celana panjangnya, Elmer yang menatap Hyera berkata, “Kita enggak pakai baju ganti. Sementara kita sudah kuyup. Nanti yang ada, kamu sakit!” ucap Hyera.
“Yakin, enggak apa-apa?” tanya Hyera yang jadi merasa bersalah. Karena demi Hyera, Elmer rela menunda kunjungan kepada mamanya.
“Tidak. Terlebih di sana, mama dapat fasilitas terbaik. Lagipula, ada tidaknya saya di sana, tidak ada bedanya buat mama,” balas Elmer.
Hyera paham maksud Elmer. “Berarti waktu suamiku bakalan hanya buat aku!” batin Hyera jadi girang.
“Yuk pulang!” sergah Hyera buru-buru menarik Elmer keluar dari halte.
“S—sayang, licin!” tegur Elmer sengaja berseru kemudian lari mengikuti tuntunan Hyera. Di matanya, Hyera jadi sangat ceria hanya karena ia temani main hujan.
“Istriku cantik banget!” batin Elmer makin mengagumi istrinya sendiri. “Memangnya sebelumnya, kamu belum pernah main hujan?” tanya Elmer.
“Enggak,” balas Hyera sambil menggeleng kemudian menatap Elmer. Ia bersandar pada pintu mobil penumpang sebelah tengah milik Elmer. “Soalnya memang enggak boleh. Takut sakit,” jujur Hyera dan langsung membuat Elmer lemas.
“Pantas,” singkat Elmer yang langsung merogoh saku kemeja panjang warna abu-abunya. Ia mengeluarkan kunci mobil dari sana kemudian menekan tombol buka di kuncinya.
“Aku janji, aku enggak akan sakit,” lembut Hyera sambil meraih sebelah tangan Elmer. Suaminya langsung mengangguk-angguk kemudian menuntunnya masuk mobil. Elmer sudah membukakan pintu mobil di sebelahnya.
Alih-alih masuk mobil, tangan kanan Hyera yang bebas justru meraih tengkuk Elmer seiring ia yang berjinjit. Hyera mengejutkan Elmer dengan ci.uman bibir yang begitu lembut. Jantung Elmer nyaris loncat, bersama napas pria itu yang seketika jadi sangat sesak. Namun, dengan segera kedua tangan Elmer membingkai wajah Hyera.
“Seharusnya, orang-orang papamu, enggak ada yang lihat kita!” ucap Elmer sambil menahan senyumnya. Senyum yang menular kepada Hyera, bahkan meski Elmer kembali melanjutkan ci.uman bibir mereka.
Di bawah guyuran hujan yang tidak begitu deras, ci.uman romantis itu masih berlangsung hingga keduanya masuk ke dalam mobil.
Sekitar satu setengah jam kemudian, Hyera yang mulai bersin-bersin, sengaja memakai masker warna putih. Hyera meraih panci dan mengisinya dengan air.
“Om, pakai telur, ya!” teriaknya.
“Kak Ros Upin-Ipin enggak ada apa-apanya kalau dibandingin sama Hyera. Teriakan sama galaknya, maksudnya!” ucap Hasan dari atas sana. Hasan yang juga memakai pakaian hangat panjang layaknya Hyera, mengintip dari lantai atas rumahnya.
“Eh Hasan, ... kamu sudah pulang?” Berbeda dari biasanya, kali ini Hyera tak marah-marah ke Hasan.
“Baru saja. Ini lagi rebus mi. Bentar lagi tinggal otw nemenin istri tercinta nonton drakor biar hidup kami ada manis-manisnya!” balas Hasan yang kemudian memamerkan sumpit di tangan kanannya.
“Oalah ... sama atuh kalau gitu. Kalau gitu, aku minta kangkung sama cengeknya dong. Di depan rumah kamu, kangkungnya kan imut-imut kayak aku!” ucap Hyera dan langsung dibalas ngakak jahat oleh Hasan.
“Ambil sendiri loh. Cabut masak sama tanah-tanahnya juga boleh,” balas Hasan yang kemudian berkata, “Seorang Hyera, masak sampai cabut kangkung sendiri. Pak Helios bisa nangis mutiara permata macam putri duyung!”
“Kalau papaku tahu, kempes kepalamu!” omel Hyera, tapi Hasan hanya membalasnya dengan tawa.
“Ya sudah, keluar. Nanti aku lempar dari pagar samping rumah,” ucap Hasan.
“Keresekin, biar enggak kot.or banget lah San!” tawar Hyera.
“Iya, Hyera Adelia!” ucap Hasan berusaha manis.
“Sejak kapan namaku jadi Hyera Adelia. Sembarangan banget ih,” balasnya yang berangsur mengisi panci dengan air dari galon.
Hyera langsung menyiapkan bahan mi rebusnya. Kemudian bergegas keluar lantaran Hasan sudah terdengar teriak. Padahal ketika Hyera sampai depan, ternyata Hasan masih mencabut kangkungnya.
“Sekalian cengengnya yah, San. Soalnya di kulkas tinggal yang merah-merah. Ngeri aku,” ucap Hyera.
“Ini namanya cabe jablaiii. Kamu pengantin baru masa makan yang jablaaii-jablaai!” ucap Hasan dan malah membuat Hyera ngakak.
“Masa iya cabenya namanya jablaai?” ucap Hyera.
“Ih asli! Pas awal tahu, aku juga ngakak. Gara-gara order benihnya itu, aku jadi tahu. Nih, tangkap ya. Aku lempar pakai tenaga dalam! Awas sampai alam barzah!” ucap Hasan.
Alih-alih menangkap kantong berisi kangkung maupun cabai jablaii pemberian Hasan, Hyera justru ngakak sampai lemas.
Ngapain juga harus Elmer yg nyari anaknya?? Sengaja ya mau menjebak Elmer sama anaknya lagi..Jangan mau dong El,ingat kamu sekarang udah punya isteri,Suruh aja pak Taya cari sendiri anaknya,Dan irang lain yg nyari anak nya,Ngapain kamu yg repot2..🙄🙄🙄😡😡