Samudra ErRainly Rahardian Wijaya.
Pria berusia 25 tahun yang terpaksa menikahi calon istri dari pria yang ia tabrak tanpa sengaja sampai harus meregang nyawa di rumah sakit.
Untuk mempertanggung jawabkan kesalahannya dan menuruti permintaan terakhir Si korban Sam akhirnya mengadakan ijab kabul secara mendadak di hadapan korban sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
Akankah si wanita mau menerima Sam sebagai suaminya untuk menggantikan kekasihnya yang telah tiada?
Dan apakah Sam juga mau mengorbankan hubungannya yang sudah terjalin selama 7 tahun demi pernikahan dadakan ini?
Bagaimana kisahnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apartemen
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Ya ampun! kenapa kamu selucu itu?" gumam Sam dalam hati saat melihat raut wajah polos istri kecilnya.
Biru yang ternyata belum genap delapan belas tahun, tentu memiliki perbedaan usia yang cukup jauh dengan Samudera yang sudah menginjak usia dua puluh lima tahun.
"Tuan akan menganjakku ke kota atau ke ibu kota?" tanya Biru memastikan ajakan Sam.
"Ibu kota, karna disanalah aku tinggal"
Biru langsung menunduk, raut menggemaskan yang di lihat Sam kini berubah menjadi sedih meski tak ada air mata.
"Ada apa?" tanya Samudera yang masih berbalut stelan jas hitam di tubuh tingginya.
"Tuan yakin akan membawaku?"
"Tentu, kamu tanggung jawabku sekarang" jawab Sam yang akhirnya berjalan lebih mendekat lalu duduk di sisi ranjang pasien.
"Apa karna kita sudah menikah?" gumam Biru masih menunduk seraya memainkan jari jari yang terlihat begitu mungil tapi lentik.
"Kita bicarakan itu nanti di sana, sekarang kamu ikut denganku dulu ke ibu kota"
Biru mendongakkan wajahnya kemudian mengangguk meski ragu.
"Baiklah, aku ikut denganmu"
Sam tersenyum lega lalu mengusap pelan kepala Biru yang langsung tersipu malu di perlakukan begitu manis oleh pria lain selain Wildan yang sebenarnya hanya di anggap kakak olehnya selama ini.
****
Hari yang sudah hampir malam membuat Samudera dan Biru bergegas untuk keluar dari rumah sakit setelah merapihkan diri dan berganti pakaian, keduanya akan lebih dulu mampir ke kediaman keluarga Wildan untuk berpamitan secara baik-baik. Orang tua angkatnya yang masih berduka mau tak mau harus melepas Biru juga di hari yang sama dengan meninggalnya putra mereka.
"Hati hati dijalan, jaga diri mu baik baik dan jangan lupakan kami sebagai orang-tuamu"
Biru mendesah kecil setiap mengingat pesan ibu saat wanita baya itu mengurai pelukannya di depan pintu rumah.
Mana mungkin ia lupa bagaimana baiknya keluarga angkatnya itu selama sepuluh tahun merawatnya dengan penuh kasih sayang serta tak pernah membedakan antara ia dan dua anak kandungnya yang lain, Wildan dan Khansa.
"Kenapa, kamu lapar?" tanya Sam, seingatnya gadis di sebelahnya itu belum makan apa-apa hari ini.
"Sedikit, Maaf Tuan, bisa kita beli sesuatu?" pinta Biru yang dibalas anggukan kepala oleh Sam.
Mobil mewah namun ringsek milik sang putra mahkota Rahardian itu melaju dengan kecepatan sedang, Jalan yang akan mereka tempuh sampai ke ibu kota adalah kurang lebih lima jam jika tak macet di jalan.
Sam yang memang merasa lapar akhirnya memarkirkan kendaraannya di salah satu rumah makan khas satu daerah.
"Kamu pesen makan apa?"
"Samakan saja, aku bisa makan apapun" sahut Biru sambil menarik salah satu kursi.
"Hem, baiklah"
Sam memesan dua porsi nasi berserta sayur dan ikan komplit dengan minumannya.
Pasangan suami istri dadakan itu makan dengan lahap sajian yang terhidang di diatas meja.
"Apa kita akan kerumahmu?" tanya Biru saat menggeser piring kotornya yang kosong.
"Tidak, kamu akan tinggal di salah satu apartemenku yang dekat dengan kantor tempat ku bekerja" jawab Sam seraya menyeka bibirnya.
"Apartemen? gedung tinggi bertingkat?" tanya Biru lagi yang di jawab anggukan kepala oleh suaminya.
"Ayo, perjalanan kita masih jauh"
Keduanya bangkit dari duduk, Sam lebih dulu membayar apa yang sudah mereka pesan tadi sedangkan Biru tetap melangkahkan kakinya menuju mobil.
"Bagus ya, bermimpi pun aku tak pernah untuk menaikinya" Gumam Biru sambil terkekeh sampai ia tak sadar jika Sam sedang mengulum senyum di belakangnya.
.
.
"Tidurlah, akan ku bangunkan jika sudah sampai nanti"
"Tak apa jika aku tidur?" Biru tentu tak enak hati jika menerima tawaran Pria yang sudah duduk dengan begitu nyamannya di balik kemudi.
"Iya, aku pun akan beristirahat nanti"
Biru memposisikan dirinya senyaman mungkin, jalan panjang di hadapannya membuat gadis yang memiliki sifat ceria itu akhirnya bosan dan terlelap.
Samudera yang lelah dan juga mengantuk memilih masuk ke rest area untuk beristirahat sejenak. Alih alih hanya ingin tidur sebentar nyatanya Sam justru bangun di jam empat pagi.
"Ya ampun!" pekiknya sangat terkejut.
Sam langsung menyalakan lagi mesin mobilnya setelah melihat jam di pergelangan tangannya, ia juga melirik sekilas kearah Biru yang masih terbuai di alam mimpi.
"Dia pingsan atau tidur sih, belum bangun juga"
Sam kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi karna sisa setengah jalan lagi untuk sampai di ibu kota tepatnya ke apartemen untuk tempat tinggal Biru.
Kereta besi milik Sam akhirnya berhenti diparkiran VVIP sebuah bangunan pencakar langit yang nampak sangat mewah.
"Biru, ayo bangun. Kita sudah sampai" Sam mengguncang bahu Biru pelan, ada senyum tersungging di sudut bibir Sam saat ia memperhatikan Biru yang cantiknya begitu alami tanpa makeup sama sekali.
"Hem... "
Biru menggeliat kecil sambil mengeratkan pelukannya pada tas kecil yang ia dekap sedari semalam.
"Ayo bangun, aku sedang buru buru sekali" Suara Sam akhirnya membuat Biru mengerjapkan matanya sedikit.
"Aku dimana? ya Tuhan!"
Samudera yang terkekeh dengah rasa terkejutnya sang istri langsung menangkup wajah polos Biru dengan kedua tangannya.
"Ini aku, kamu di mobilku dan kita sudah sampai di apartemen" jelas Sam yang berusaha membuat Biru tenang dan sadar.
"Tuan, kan...?"
"Ah iya, aku ingat!"
Sam yang lebih dulu turun karna memang tak punya waktu banyak, membuat Biru pun ikut keluar dari mobil.
Ia malah diam terpaku saat melihat apa yang tak pernah terbayangkan olehnya sama sekali.
.
.
.
.
.
.
Hey.. kenapa melamun? Ayo cepat masuk!
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Tutut.. kau buat diriku istigfar mulu oey 😘😘
salam buat jajah ya ganteng 😅
Like komennya yuk ramaikan.
hmm, coba lanjutin dulu deh bacanya
mau sampai kapan tak jujur?
Air musuh bebuyutan Onty Ammera
Sam musuh bebuyutan Onty Cahaya
Gala musuh bebuyutan Sam
tp tetep sayang yg pasti