Stella yang baru berusia 20 tahun dinikahkan oleh kedua orangtuanya untuk membayar hutang, ia pun langsung setuju karena melihat calon suami yang masih muda ganteng, terlihat baik, dan kaya raya.
Awalnya Steven menikahi Stella sebagai syarat untuk mendapatkan suntikan dana dari ayahnya, menganggap pernikahan tanpa cinta dapat dijalani tanpa ketertarikan. Namun siapa sangka istrinya begitu cantik dan mempesona, membuat jiwa perjaka Steven meronta-ronta minta jatah pada istri mudanya.
Waktu berlalu Mereka berdua saling jatuh cinta, hingga tidak ingin terpisahkan, namun naas kebahagiaan pernikahan yang baru dijalani, harus berakhir dengan penuh air mata.
Apakah mereka bisa bersatu kembali setelah bercerai ?? Apa Stella akan tetap setia pada suaminya yang kedua?? atau malah tergoda selingkuh dengan mantan suaminya...~
Yukss...~ baca kisah pasutri yang sangat membagongkan 🫠
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukalama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 Memulai Kemesraan
"Bruk...~" Steven menghempaskan tubuhnya keatas sofa, ia baru saja selesai mencuci semua piring-piring kotor
"Makasih sayang..~" seru Stella, yang dari tadi duduk, lalu tersenyum manis menatap Steven, sejak tadi Stella tidak menonton drama kesukaannya walaupun tv-nya terus menyala, Stella malah menonton suaminya yang sedang mencuci piring
"Hah...~ banyak juga piring yang harus ku cuci tadi" keluh Steven melipat tangan, tapi ia puas merasa melihat piring-piring yang sudah ia cuci bersih, walaupun pegal harus berdiri lama
"Hmm..., drama yang ku tonton sudah selesai, kamu mau nonton apa...??" tanya Stella membuka percakapan
"Hmm..., gimana kalau kita nonton film action aja malam ini" ujar Steven, mengambil remote, lalu mencari film-film yang ia mau tonton
"Oke...~ aku ikuti kamu aja.." ujar Stella, duduk manis sambil memeluk bantal, menutupi dadanya yang sedang berdebar-debar tidak karuan
Beberapa saat film terus dimainkan, Steven duduk sambil rebahan santai di sofanya, Stella pun duduk santai sambil nonton, namun diam-diam ia mencuri pandang pada suaminya, entah mengapa ia terus-terusan merasa senang memandangi wajah tampan suaminya yang sedang serius nonton.
Merasa sedang diperhatikan, sekejap Steven melirik ke arah Stella yang sedang memandanginya, seketika mata mereka jadi saling beradu.
"......" Stella yang ketahuan, langsung memalingkan wajahnya, dan merasa malu
"Ehem...~" Steven berdehem, sambil menyeringai, tingkah istri mudanya terlihat sangat manis dan lucu
"Kamu lagi terpesona sama ketampananku ya..~" ujar Steven, iseng bertanya, sambil bergaya sok cool
"Iiiihh pede banget..., siapa juga yang terpesona sama kamu...!!" pekik Stella, tidak berani menatap Steven
"Lalu...?? Kenapa dari tadi gak nonton, malah liatin aku terus...~ hmm...~"
"So.....soalnya..., wajah kamu mirip yang di tv" ujar Stella ngeles
"Bohong banget hahaha~, memang wajahku ini wajah bule..~" Steven terkekeh
Stella mengepalkan kedua tangannya, merasa malu, sudah ketahuan memandangi Steven dari tadi, "Uuhh bodohnya aku..., kenapa kesenangan liatin dia dari tadi sih...!!" batin Stella yang merasa malu
Stella terus saja membuang muka, wajahnya pun merah merona, Steven merasa senang melihatnya, ia menebak kalau Stella mulai menaruh hati padanya.
"Honey...~, ayo mendekat kesini...~" ujar Steven menepuk-nepuk sofa, agar Stella bergeser duduk didekatnya
"....." Awalnya Stella merasa ragu, namun dalam hati tidak ingin menolak juga, ada keinginan kuat dalam dirinya untuk selalu dekat dengan Steven
"Bruk....~" Stella menghempaskan pantatnya, persis disebelah Steven
Tanpa Ragu Steven langsung merangkulnya.
"Mas...!!" pekik Stella yang kaget, tiba-tiba di rangkul mesra
"Sssttt.., yuk nonton, kalau kayak gini kamu gak perlu liatin aku terus..~" Steven sengaja mengambil kesempatan ini, ia ingin Stella terbiasa dengan sentuhan darinya, kalau Stella terus-terusan merasa nyaman berada di dekatnya, mungkin saja tubuhnya jadi tidak terlalu sensitif
"....." Stella mengangguk, ia ingin berseru namun suaranya seakan tertahan untuk tidak keluar, debaran dihatinya semakin kencang
Namun setelah beberapa saat mereka berdua terus menonton film yang sedang diputar, keduanya tidak saling bicara atau komentar soal jalan cerita film yang ditonton, tapi malah saling merangkul, lama kelamaan keduanya jadi merasa hangat dan nyaman, Stella bahkan menyandarkan kepalanya di bahu Steven, Steven pun menyandarkan pipinya di kepala Stella keharuman rambut Stella langsung mengikat hidung Steven, seakan seperti aroma terapi yang memberikan ketenangan, keduanya merasa bahagia dalam posisi saling bersandar dan dalam hati mereka masing-masing berharap, kemesraan ini tidak cepat berlalu begitu saja.
"THE END" tulisan yang ada dilayar TV, filmnya terlah selesai, namun keduanya belum mau melepaskan kehangatan. Stella dan Steven saling beradu pandang, wajah keduanya merah merona, dan suara debaran jantung pun berkumandang di telinga mereka.
"Aku minta maaf, dulu aku sudah jahat padamu..." ujar Steven lirih, kali ini ia amat menyesal sudah memperlakukan Stella semena-mena, hanya karena memanfaatkannya agar bisa mewujudkan cita-citanya
"Aku juga minta maaf, aku juga sering mengata-ngatai mu..." sahut Stella lirih, dulu selalu mengira Steven orang licik dan pelit, namun nyatanya sangat perhatian dan murah hati
Keduanya masih saling memandang dan tersenyum, menyiratkan adanya rasa cinta yang mulai tumbuh diantara keduanya.
"Mulai malam ini, Ijinkan aku menjadi suamimu seutuhnya..." ujar Steven, berusaha menjaga ekspresi wajahnya, dalam hatinya ia terus melompat-lompat kesenangan
Stella mengangguk senang, "Sejak menikah denganmu, aku sudah jadi milikmu mas..." ujar Stella lirih, memegang kedua pipinya yang terasa panas, saat ini perasaan bahagia sedang meluap-luap dalam hatinya, sekarang ia tidak menyesali lagi keputusan untuk dinikahi Steven, keputusan ini memang tidak salah, selain keluarganya yang bisa terselamatkan secara ekonomi, ia pun bisa merasakan perhatian dan kelembutan dari Suaminya.
"Tanpa make up dia sudah sangat cantik dan manis..." ucap Steven dalam hati, matanya terus menatap wajah sang istri, jeraminya mulai menyapu rambut kecil ke belakang telinga Stella, yang memerah.
Kedua netra terus saja saling pandang, suasana sunyi manambah keromantisan ini, ujung hidung mereka saling menyentuh, lalu bibir mereka saling beradu, netra saling terpejam menyiratkan rasa nyaman akan sentuhan bibir yang selalu dirindukan.
Di rumah ini hanya ada mereka berdua, suasana yang sunyi sangat mendukung untuk saling menyentuh tanpa adanya gangguan, keduanya terikat dalam pernikahan kilat, dan kini....., hati mereka juga ikut terikat pada satu sama lain.
Bersambung~
...****************...
semangat berkarya terus ya.
5 like + 2/Rose/buatmu ya
5 like + 2 /Rose/buatmu. semangat ya
/Rose//Rose/buatmu
ceritanya smakin menarik.
cara menulis Kaka juga rapih banget. 👍 aq sampai insecure sendiri lho kak kalau liat tulisan Kaka yang serapih ini. berbeda jauh sama aq yang masih remehan .