NovelToon NovelToon
Ketika Xinyu Terbang Bersamaku

Ketika Xinyu Terbang Bersamaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Identitas Tersembunyi / Perperangan / Persahabatan / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Xiao Chuhe

Seorang jenderal wanita pertama dari Kota Yunan bernama Liang Xinyu, terlibat aksi perampokan di dalam Kantor Jiandu, dia menyelamatkan perampoknya yang ternyata adalah pemuda dari dunia persilatan yang memiliki reputasi tinggi, Yi Xuan.

Karena merasa memiliki maksud yang sama, Yi Xuan memutuskan untuk membantu Liang Xinyu memecahkan masalahnya.

Padahal sebenarnya, Pendekar berjulukan Weihu Zhengyi ini memiliki niat tersembunyi dari kemunculannya. Dia adalah putra dari Wang Qingshu, seorang pengkhianat yang dipenggal karena membantai 57 orang Keluarga Liang dalam semalam.

Dia menjelajah dunia persilatan untuk menegakkan keadilan demi ayahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xiao Chuhe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Desa Gudu

Mereka akhirnya melakukan perjalanan ke Desa Gudu. Warga-warganya sangat ramah, tapi sebenarnya sangat tidak mengharapkan kedatangan orang asing di desa mereka.

Pertama kali memasuki gerbang desa, kuda-kuda yang ditunggangi Yi Xuan dan Xinyu sudah mendapat sorotan tajam dari mata warga yang mereka lewati.

Karena pemandangan aneh itu, Yi Xuan memutuskan untuk turun dan menyapa mereka satu-persatu. Beberapa anak kecil dia hadiahkan masing-masing satu buah permen dan manisan kering.

Pandangan para warga terhadap mereka menjadi lebih baik. Tapi Xinyu masih merasa tidak nyaman jika mereka terus berprasangka buruk terhadapnya dan Yi Xuan.

"Apakah kita benar-benar aman?" Xinyu berbisik.

Ini bukan pertama kalinya dia menanyakan hal yang sama. Tapi Yi Xuan masih sabar dan terus menjawab kalau Xinyu akan selalu aman jika bersamanya.

"Kita cari penginapan dulu, ini sudah menuju tengah malam." Melihat gerai-gerai warga yang sudah tutup beberapa, Yi Xuan bergegas mencari penginapan yang layak.

Tapi setelah berkeliling beberapa kali, mereka belum menemukan satupun penginapan yang buka. Di selatan desa, penginapan malah terlihat seperti rumah kosong yang dihuni hantu-hantu tersesat.

Di beberapa tempat lagi, penginapan sudah rusak dan tak layak huni lagi. Yi Xuan menduga ada sebuah kejadian di masa lampau yang membuat warga desa ini tidak pernah mendirikan penginapan lagi.

Lantas di mana mereka akan tidur malam ini? Yi Xuan melirik Xinyu yang masih terluka. Gadis itu tidak menyadari bahwa lilitan kain di lengannya sudah harus diganti. Lihat saja darah yang menembus keluar itu.

Yi Xuan segera memintanya untuk turun dari kuda setelah melihat kedai mantau yang masih buka. Dia ingin mengganti kain perban Xinyu dengan yang baru.

"Kita duduk dulu saja di sana. Mungkin bisa sekalian menanyakan beberapa hal." Yi Xuan menuntun Xinyu untuk berjalan menuju kedai mantau itu.

Setelah duduk, Yi Xuan merogoh kain perban panjang di dalam buntelan kain yang disiapkan Yi Yusha sore tadi. Dia kemudian berdiri, menanyakan kepada penjual mantau apakah ada air bersih yang bisa digunakan untuk membersihkan luka.

Penjual mantau terlihat tidak nyaman melihat dua orang di depannya yang masing-masing menenteng sebuah pedang. Tapi tetap melayani keduanya dengan baik.

Wanita tua itu takut-takut memberikan sekendi air bersih kepada Yi Xuan.

Yi Xuan tersenyum, "Terima kasih, Nyonya."

Setelah mendengar kalimat itu dari mulut Yi Xuan, perasaan gentar si ibu pemilik kedai mantau berangsur hilang. Dia bahkan menawarkan Yi Xuan mantau buatannya.

"Aku membeli dua bungkus saja, Nyonya. Temanku terluka, mungkin sudah lapar karena perjalanan jauh." Yi Xuan menjawabnya sambil tersenyum lagi.

Melihat senyuman itu, interaksi antara mereka menjadi sedikit lebih santai, ibu penjual mantau bahkan memanggil anaknya untuk membantu mengukus mantau yang akan dibeli oleh mereka.

"Kalian dari kota mana? Sedang melakukan perjalanan menuju kota mana?" Ibu pemilik kedai tersenyum sambil menyiapkan dua cangkir teh untuk pelanggan barunya ini.

"Kami dari ...." Yi Xuan terdiam, mendadak teringat perkataan Yi Yusha sore tadi. Dia kemudian menatap Xinyu dan tersenyum, gadis itu sepertinya tidak tahu apa-apa.

"Kami dari Xiangnan, Nyonya. Datang ke Desa Gudu untuk mencari informasi tentang sebuah tempat." Yi Xuan menjawab senormal mungkin pertanyaan dari si Ibu.

Ibu pemilik kedai menyembunyikan senyumnya lagi, "Sebenarnya informasi tentang apa yang kalian cari? Siapa sebenarnya kalian? Sama sekali tidak memiliki aksen bicara orang Xiangnan."

Yi Xuan terdiam cukup lama, dia takut sia-sia saja menyembunyikan identitas di depan ibu pemilik kedai ini. Yang tampaknya tahu banyak tentang warga kota Xiangnan.

"Sejujurnya, dia bukan berasal dari Xiangnan, Nyonya. Aku yang memanggilnya untuk membantuku mencari kakak tiriku yang menghilang seminggu lalu. Dia melihat kakakku terakhir kali berada di gunung ini. Jadi aku memintanya membantuku." Xinyu akhirnya memilih berbicara.

Setelah mendengar gadis bertopeng di depannya berbicara, pandangan si ibu berubah lagi. Perbedaan aksen bicara antara Yi Xuan dan Xinyu sangat berbeda. Sepertinya Xinyu berbicara dengan aksen selayaknya warga Xiangnan yang lain.

Ibu ini sepertinya masih memercayai mereka.

"Kamu dari keluarga mana?" Si ibu menatap Xinyu dengan pilu, terlihat sangat menyedihkan jika melihat seseorang yang kehilangan anggota keluarganya sendiri.

"Putri Ketiga dari Keluarga Zhu di Xiangnan, Zhu Ren." Xinyu menunduk sambil asal menyebutkan nama.

Yi Xuan terkejut melihat Xinyu sangat pandai berakting untuk mengendalikan situasi. Dia merasa bingung harus menjawab dengan nama siapa jika si ibu ini menanyakan namanya.

Si ibu juga semakin memercayai Xinyu setelah menyebut nama Nona Ketiga Zhu dari Xiangnan itu. Kini matanya beralih menatap Yi Xuan lagi.

"Kalau Pendekar, berasal dari mana?" Si ibu akhirnya menanyakan asalnya juga.

Yi Xuan tersenyum, teringat perkataan Yi Yusha sore tadi, jika menyebutkan satu saja nama pendekar persilatan, warga Desa Gudu bisa saja menjadi sangat menghormatinya.

Dia tersenyum, "Aku Yi Xuan, beberapa tahun ini hanya berkeliling dunia mencari tempat tinggal, setelah kakak seperguruanku, Wang Yuxuan menghilang, aku belum memutuskan untuk menetap di manapun lagi."

Yi Xuan menyadari, tidak perlu menyebutkan nama sang ayah, menyebutkan namanya sendiri sudah tentu mendapat reputasi baik di tempat terpencil seperti ini.

"Astaga, astaga. Rupanya kamu adalah adik seperguruan Pendekar Wang yang menghilang misterius itu ..., keluargaku sebelumnya sangat berutang budi pada Pendekar Wang, menemukanmu yang ternyata seorang adik seperguruannya, tampaknya aku dan keluarga masih diberikan kesempatan oleh Langit untuk membalas budi ini."

Ibu pemilik kedai memanggil beberapa orang anaknya lagi. Ternyata keluarga penjual mantau ini sangat ramai. Ada dua orang anak berusia lima tahun, satu anak berusia sebelas tahun, satu lagi sepertinya hanya beberapa tahun lebih muda dari Xinyu saja.

Si ibu dengan penuh haru meminta anak-anaknya memberi salam kepada adik seperguruan Pendekar Wang ini. Yi Xuan segera menyuruh mereka yang hendak membungkuk padanya untuk kembali berdiri dengan tegak.

"Nyonya, aku berbeda dengan kakak seperguruanku, kalian boleh saja membalas budinya padaku, tapi jangan terlalu menghormatiku seperti ini. Aku tidak ingin Kakak Seperguruan melihatku seperti anak muda yang tak tahu diri." Yi Xuan justru yang membungkuk pada si ibu, "Nyonya, terima kasih, karena masih mengingat jasa Kakak Seperguruan."

"Kalian pasti lelah, di desa ini tidak ada penginapan, dari pada tidur di luar, masuklah ke rumahku dan bermalam sebentar. Aku akan menyiapkan mantau yang enak dengan saus yang segar untuk kalian. Ping'er, Hong'er, bantu ibu memasak mantau. Su'er, kamu ajak kakak-kakak ke dalam untuk mandi dan mengganti pakaian. Ji'er rapikan kamar Ibu untuk ditempati Kakak Zhu Ren, rapikan kamarmu untuk ditempati Kakak Yi Xuan. Cepat, mereka lelah setelah perjalanan jauh. Kamu dan Hong'er tidur bersama Ping'er dan Su'er saja."

"Nyonya, maaf merepotkanmu, tidak perlu menempatkan kami di kamar khusus, aku bisa tidur bersama Hong'er dan Ji'er. Zhu Ren juga bisa tidur bersama Su'er dan Ping'er." Yi Xuan menolak kebaikan ini dengan lembut.

Ibu pemilik kedai tersenyum lebar, "Maaf karena kami hanya memiliki tiga kamar, jika begitu mohon maaf merepotkan kalian tidur bersama anak-anakku."

Yi Xuan mengangguk, "Tidak apa-apa, aku sangat berterima kasih."

Mereka mengikuti Su'er berjalan memasuki rumah mereka yang sederhana.

"Oh iya. Perihal yang ingin kamu tanyakan tadi, kita bicarakan besok saja setelah bangun pagi. Bagaimana?" Ibu pemilik kedai bertanya pada keduanya.

Yi Xuan dan Xinyu mengangguk setuju. Memang saat ini mereka sudah harus beristirahat, perjalanan besok pagi tidak bisa diprediksi seberapa berbahaya.

Su'er memberi tahu mereka kamar mandinya, katanya Yi Xuan dan Xinyu harus mandi bergantian karena hanya ada satu kamar mandi.

Xinyu yang terbiasa mandi dengan berendam air hangat merasa aneh dengan kamar mandi yang disebutkan Su'er tadi. Kelihatannya tidak ada tempat untuk berendam di dalam kamar mandi itu.

Tapi Xinyu hanya mengangguk dan berterima kasih. Lalu memasuki kamar mandi lebih dulu.

Setelah Xinyu masuk, Su'er menyeret lengan Yi Xuan menjauhi kamar mandi. Dia berbisik, "Kakak, kau kan mengelilingi dunia, berarti bisa tidur dan mandi di mana saja. Tapi Nona Ketiga Zhu ini, dia orang kaya, mandinya pasti berendam air mawar di dalam kamarnya sendiri. Saat ini dia mandi seadanya di rumahku, apakah kulitnya akan baik-baik saja?"

"Lalu, apakah dia akan terbiasa tidur berdampingan dengan kami? Kamar kami tidak memiliki ranjang, apalagi ruangannya sangat sempit, aku dan Ping'er mungkin—"

"Dia akan terbiasa, Su'er. Beberapa hari lalu dia bahkan tidur di tepi sungai." Yi Xuan terkekeh, dia terpaksa membohongi Su'er, supaya sikapnya lebih nyaman saat bersama Xinyu nanti.

Bagaimana pun dia juga tidak tahu bagaimana kebiasaan mandi dan tidur Xinyu di kediamannya.

"Kakak, jika kulit Nona Ketiga Zhu mendadak ruam-ruam setelah mandi di rumahku, apakah dia akan menyalahkan kami?" Su'er masih saja membahas tentang hal itu hingga beberapa menit kemudian.

Yi Xuan selalu meyakinkannya kalau kulit Xinyu tidak akan separah itu meski mandi di tempat seperti ini. Lagi pula dia tidak benar-benar Nona Ketiga Zhu, hanya sedang menyembunyikan identitas saja. Nona Ketiga Zhu yang asli mungkin seperti itu, tapi Xinyu tidak akan melakukannya juga.

Setelah mandi, mereka berdua duduk di halaman rumah untuk menikmati mantau. Si ibu dan anak-anaknya tidak menemani makan, katanya mereka harus merapikan beberapa hal sebelum rumah mereka benar-benar ditempati dua orang terpandang ini.

Berhubung hanya berdua saja, Yi Xuan tertarik untuk membicarakan hak terjadi beberapa menit lalu.

"Bagaimana kamu tahu tentang Nona Ketiga Zhu ini? Apakah dia benar-benar orang Xiangnan?" Yi Xuan bertanya penasaran.

"Di rapat istana terakhir kali, Kaisar meminta Keluarga Zhu dari Xiangnan untuk memeriksa permaisuri yang sedang sakit. Tuan Besar Zhu Long adalah mantan Tabib Kekaisaran yang pernah menyembuhkan kaki Ibu Suri beberapa tahun yang lalu.

"Tapi katanya Tuan Besar Zhu tidak bisa datang karena sibuk mencari Nona Pertama yang hilang beberapa hari yang lalu. Dia meminta izin pada Kaisar untuk mengutus beberapa Pengurus Kantor Jiandu untuk menyelidiki putrinya yang hilang.

"Nona Ketiga Zhu ini juga diutus olehnya untuk mencari si kakak, tapi dia juga belum kembali hingga sekarang. Jejak terakhirnya adalah di gunung ini, seperti saat Nona Pertama Zhu hilang." Xinyu menjelaskannya.

Yi Xuan mengangguk, "Itu artinya gunung ini menyimpan lebih banyak rahasia dari yang kita pikirkan. Kita harus berangkat pagi-pagi sekali nanti, dan ibu pemilik kedai harus memberikan jawaban yang kita inginkan."

"Omong-omong, Yi Xuan. Ada banyak sekali yang ingin kutanyakan padamu." Xinyu mengalihkan topik.

"Tanyakan saja."

"Pertama, kenapa kita tidak jujur saja kalau kita berasal dari Yunan? Kamu membuatku harus mengarang tentang Keluarga Zhu itu. Kedua, kenapa kamu juga mengarang tentang hubunganmu dengan Wang Yuxuan? Apa itu ada hubungannya dengan jawaban pertama?" Xinyu mulai menatap Yi Xuan dengan serius.

Yi Xuan terdiam sebentar.

1
NurAzizah504
Aduh, patah hati lagi /Facepalm/
NurAzizah504
Lanjut, Kak /Grin/
NurAzizah504
Pastilah keturunan terakhir itu Xinyu
NurAzizah504
Pepet terus, jgn lepas /Facepalm/
NurAzizah504
Cemburu, ya, Bang, ya /Joyful/
Floricia Li
eeh lucu bangett
Floricia Li
seleranya yi xuan saaangat tinggi
Floricia Li
banyaknya selirnya 😅
NurAzizah504
Oh, wow sekali, Yi Xuan /Chuckle/
Floricia Li
hmmm dua duanya sama sama licik 😌
NurAzizah504
Lanjut, Kak. Buat Yi Xuan makin merasa bersalah /Joyful/
NurAzizah504: /Joyful//Joyful/
Xiao Lianhua: nanti aku yang merasa bersalah beneran/Sob/
total 2 replies
mama Al
nah bisa jadi
mama Al
nona jika dia pendekar tampan apa kamu akan jatuh cinta
mama Al
betul betul betul
NurAzizah504
Aku berharap Yu Shan bisa sembuh
Xiao Lianhua: doain ya kak:)
total 1 replies
NurAzizah504
Makin bikin penasaran sama alurnya /Sob/
NurAzizah504: Eh, jgn, dong /Sob/
Xiao Lianhua: bersabarlah menantikan bab berikutnya😭😭 sepertinya besok bolos up lagi🤣
total 2 replies
Floricia Li
ngakak, kasihan banget 😂
NurAzizah504
Aih, kok, malah jadi gini? /Sob/
NurAzizah504
Ampun, deh, Ziqian /Sob/
Ryo Manawa
rajin bener upload nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!