“Gray dan yang lain dalam bahaya. Aku harus menolong mereka.”
Ketika Luc Besson menekan tombol dan serangan mematikan itu melesat cepat ke arah Gray dan rombongan, Gavin memaksakan dirinya berdiri. Napasnya terengah-engah, tubuhnya nyaris tak sanggup bergerak, tetapi kakinya tetap melangkah.
“Tidak!”
Ia berlari sekuat tenaga, meski sadar tindakannya mungkin tidak akan menghentikan serangan itu. Namun ia tidak bisa berdiam diri ketika kematian berada tepat di depan mata orang-orang yang ingin ia selamatkan.
Di saat itulah Gavin berteriak dalam keputusasaan yang paling dalam.
“Aku mohon hentikan waktu agar aku menolong mereka.”
Seketika, Gavin terperangah. Sebuah gelombang aneh menjalar dari dalam tubuhnya, sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
“Apa yang terjadi?”
Di hadapan kehancuran yang tak terelakkan, Gavin melihat sesuatu yang tidak pernah dirinya lihat selama ini—sebuah tanda bahwa kekuatan tersembunyi di dalam dirinya akhirnya terbangun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
George meninggalkan ruangan perawatan, mengamati Gideon dan Gabriel dari kaca jendela. Ia melewati beberapa robot dokter dan suster, beralih pada jalan otomatis. "Sampai sekarang aku masih belum mengingat apa yang sudah terjadi."
George tercenung selama beberapa waktu. "Ketua pasti ingin bertanya soal pencarian Luc Besson padaku. Aku sejujurnya masih bertanya-tanya mengenai Ketua tampak berbeda akhir-akhir ini. Dia terkadang menjadi sosok yang berbeda.”
George keluar dari lorong panjang, mendongak pada langit yang luas. Beberapa mobil melaju sangat kencang, disusul oleh sepeda dan skateboard terbang yang ditunggangi oleh orang-orang. Gedung-gedung tinggi yang melayang di udara tampak kokoh. Robot-robot terbang dan bergerak sesuai dengan pekerjaannya.
George menaiki sebuah mobil, mengetikkan alamat di sebuah layar hologram. Kendaraan melesat cepat melalui jalan. Ia melihat pemandangan di sekelilingnya. "Perbedaan keadaan ini dengan keadaan di luar sana sungguh jauh berbeda."
Mobil memasuki sebuah lorong, menepi di sebuah jalan. George bergegas turun, memasuki sebuah gedung. Ia melihat para pegawai yang tampak sangat sibuk.
George berdiri di depan sebuah ruangan, tercenung agak lama. Ia mengembus napas panjang, berkata di depan sebuah robot berbentuk lonceng. "Ketua, aku George. Aku datang atas panggilanmu."
Tidak ada sahutan selama beberapa waktu.
"Ketua, aku datang atas panggilanmu," ulang George.
Hanya kesunyian yang tertuang sampai akhirnya suara Delat terdengar. "Masuklah."
George memasuki ruangan begitu pintu terbuka. Ia melihat George tengah berdiri membelakanginya di dekat jendela.
Graham melirik George sekilas, menyembunyikan tangan kirinya yang berdenyut-denyut hingga urat-uratnya terlihat. Pria itu berusaha menahan perih yang teramat sangat. Akan tetapi, ketika berbalik menghadap George, ia tiba-tiba terjatuh.
"Ketua!" George bergegas mendekat. Ia sontak terkejut ketika melihat kedua tangan Graham berdenyut-denyut merah. "Ketua, apa yang terjadi padamu?"
Graham memberi tanda untuk mendekat, menekan sebuah tombol sehingga keamanan ruangannya bertambah berkali-kali lipat.
"Dengarkan kata-kataku dengan baik, George. Aku tidak memiliki banyak waktu sekarang."
George menggenggam tangan Graham. "Ketua."
"Seluruh anggota Dewan merencanakan untuk menanamkan chip pada seluruh penduduk di markas dalam beberapa hari lagi agar bisa mengendalikan mereka. Pemasangan chip itu sudah dilakukan secara bertahap. Seluruh anggota dewan, para pekerja level atas hingga Gideon dan Gabriel, termasuk aku, sudah ditanami oleh chip itu tanpa disadari. Akulah yang menyadari pemasangan chip itu dan berusaha untuk melepaskan diri dari kendali chip."
"Ketua." George sontak terkejut, berusaha tenang.
Graham berusaha menahan perih dan mengendalikan napas yang terengah-engah di saat yang bersamaan. "Kau pasti merasa jika keadaanku terus berubah-ubah. Hal itu terjadi karena aku berada dalam pengaruh chip yang dikendalikan oleh Dewan, dan sesekali aku terbebas berkat ramuan ciptaaanku. Aku berusaha menentang pengaruh chip sehingga kondisiku menjadi sangat buruk seperti sekarang."
Graham menggenggam tangan George erat-erat, menatap pria itu lekat-lekat. "Luc Besson sama sekali tidak bersalah. Dialah yang pertama kali menyadari rencana jahat Dewan. Dewan memang memerintahkanku untuk menangkap Luc Besson agar dia dieksekusi secepatnya sebelum pemasangan chip dilakukan. Akan tetapi, tujuanku mencarinya adalah agar dia mengerti jika aku masih mempercayainya sekaligus meminta bantuannya."
"Ketua," gumam George.
"Kau harus segera pergi dari tempat ini secepatnya agar kau selamat dari pemasangan chip itu, George. Kau adalah satu-satunya orang yang aku percaya untuk tugas ini. Aku sudah mengumpulkan semua bukti kejahatan dan rencana Dewan sekaligus beragam informasi penting di robot burung itu."
George menoleh pada seekor robot burung kecil yang terbang di atas. "Tapi, jika aku pergi, Dewan pasti akan curiga padaku, Ketua. Mereka akan menganggapku sebagai pengkhianat. Aku tidak mungkin bisa melawan mereka."
"Aku yakin kau bisa membantuku, George. Aku juga yakin Luc akan membantumu setelah mempelajari dokumen yang aku kirimkan." Graham memasukkan kata sandi.
Robot burung itu seketika mendekat dan melakukan pemindaian pada George. Sebuah lemari tiba-tiba terbuka, menunjukkan beragam alat-alat canggih yang tersusun rapi.
"Pergilah sekarang dan bawa alat-alat itu, George. Ah!" Graham memekik kencang. Sorot matanya berubah merah untuk sesaat.
"Tapi, bagaimna denganmu, Ketua?" tanya George yang masih ragu.
"Jangan pikirkan aku sekarang! Aku bisa melindungi diriku sendiri!"
"Aku mengerti, Ketua." George bergegas mengambil alat-alat canggih di lemari, memasukkan ke dalam kotak yang kemudian mengecil. Ia mengamati Graham yang berguling-guling kesakitan.
George keluar keluar dari ruangan dan si burung kecil masuk ke dalam saku celananya. Ia bersikap setenang mungkin ketika bertemu dengan beberapa pegawai.
George bergegas menaiki mobil.
"George," panggil seseorang dari belakang.
George sontak terdiam, berbalik dan langsung membungkuk saat bertemu dengan dua anggota dewan. Pertemuan ini benar-benar terjadi di saat yang tidak tepat, pikirnya.
"Apa kau baru bertemu dengan Graham?" tanya seorang pria tua berjenggot panjang.
"Benar. Ketua bertanya soal tugasku untuk menangkap Luc Besson. Dia memerintahkanku untuk segera mencarinya kembali karena kondisiku sudah membaik. Setelah mempersiapkan semuanya, aku akan segera pergi," ujar George.
"Kami akan bertemu dengan Graham untuk membicarakan soal penangkapan Luc Besson. Kau bisa pergi sekarang."
George membungkuk, memasuki mobil. Ia bersikap setenang mungkin meski merasa sangat tegang. "Aku mengerti kenapa Gideon dan Gabriel tiba-tiba berubah. Mereka ternyata sudah ditanami chip."
George bergegas memasuki kamarnya, mengambil beberapa barang. Robot burung tiba-tiba keluar dari saku celananya, lalu melakukan pemrosesan data.
"Aku harus mencari cara agar aku bisa menemukan Luc dan membuatnya percaya jika aku berada di pihaknya sekarang." George mengemasi beberapa barangnya. "Ini tugas yang sangat sulit. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku setelahnya."
Robot burung itu terbang mengelilingi tangan George, lalu berubah menjadi jam tangan.
George meninggalkan ruangan, menaiki mobil. Ia mengamati keadaan markas saksama. "Aku tidak tahu apakah aku bisa kembali ke tempat ini atau tidak."
Graham duduk di kursi, memeriksa beberapa dokumen. Ia segera berdiri dan membungkuk ketika dua anggota dewan memasuki ruangannya.
"Kau menyuruh George untuk kembali mencari Luc Besson?" tanya salah satu anggota dewan seraya mengamati sekeliling.
"Betul, Tuan. Dia adalah orang yang sudah bertemu dengannya dan kemungkinan dia bertemu dengan Luc jauh lebih besar. Aku tidak memerintahkan Gideon dan Gabriel karena mereka masih belum sadarkan diri," jawab Graham.
"Aku pikir tugas untuk menangkap Luc Besson adalah tugas yang sangat berat untuk dilakukan oleh pria muda seperti George. Mantan sahabatmu itu adalah penjahat sialan yang beberapa kali menerobos masuk dan membuat kekacauan." Anggota dewan lain berbicara. "Kami akan mengirimkan satu pasukan khusus untuk menangkap pengkhianat itu agar dia bisa dieksekusi sebelum program kita dimulai."
Graham mengangguk. “Aku mengerti. Akan tetapi, George akan tetap melaksanakan tugasnya. Meski dia tidak bisa menangkap Luc Besson, dia akan mendapatkan pengalaman yang berharga. Dia memiliki kemampuan yang bisa terus berkembang."
Dua anggota dewan itu meninggalkan ruangan setelah berbincang agak lama.
"Tiga hari lagi sebelum empat anggota baru tiba. Kita akan menanamkan chip pada mereka seperti yang akan kita lakukan pada seluruh penduduk.”