Ratunya Sang Miliarder
Sesuatu yang mewah belum tentu membahagiakan. Mewah hanyalah sebuah kata, bukan perasaan.
Terlihat indah di luar, belum tentu indah di dalam. Dunia ini penuh tipu muslihat. Tidak ada yang bisa di percaya dengan sungguh-sungguh.
Alisha Thaleeta. Gadis yang dianggap sebuah petaka di keluarganya. Alisha memiliki saudara kembar yang lebih cantik dan pintar darinya. Alasan Alisha di kucilkan oleh keluarga sendiri adalah; Karena Alisha tidak pernah mendapatkan juara di kelas. Padahal, Alisha tak pernah keluar dari sepuluh besar.
Keturunan keluarganya selalu membanggakan. Hanya Alisha yang sangat mengecewakan. Ditambah lagi Alisha adalah gadis yang terlihat sangat tidak menawan. Pakaian Alisha tidak pernah terlihat mewah, dan itu sangat merusak pemandangan. Karena keluarganya selalu memakai pakaian mewah, jadi, Alisha terlihat berbeda jika berada di tengah-tengah mereka.
Tentu saja terlihat merusak pemandangan, orangtuanya saja tidak pernah membelikan Alisha pakaian mewah. Bahkan pakaian pelayan lebih terlihat mahal dibandingkan pakaian Alisha.
Selain itu, perlakuan keluarganya juga membuat Alisha sakit hati. Terlalu lelah menangis sampai Alisha tidak pernah mengeluarkan air mata lagi. Menurutnya, air matanya terlalu berharga untuk menangisi perilaku buruk keluarganya.
Alisha hanya ingin disayangi layaknya seorang anak. Bukan malah di perlakukan seperti binatang.
"Harusnya aku tidak pernah melahirkan dirimu! Anak tidak berguna sepertimu, tidak pantas dikasihi!" teriakan sang Ibu menggelegar di dalam rumah.
Mona (Ibu Alisha) tega berkata seperti itu hanya karena Alisha tak sengaja mendorong Raisha (Kembaran Alisha) hingga terguling di tangga sampai lantai dasar. Hal itu menyebabkan Raisha koma karena pendarahan di kepalanya.
Padahal awalnya Raisha lah yang menghampiri lalu mencaci maki Alisha. Karena merasa sakit hati akan ucapan sang kembaran, Alisha hendak pergi meninggalkan Raisha yang saat itu memang berdiri di dekat tangga. Tapi, Alisha tak sengaja menyenggol bahu Raisha hingga Raisha jatuh terguling dari tangga yang panjangnya sekitar empat meter.
Alisha langsung di caci maki sampai di pukul oleh keluarganya sendiri. Ya, karena mansion itu berisi keluarga besar, Kakek dan Neneknya juga tinggal di sana. Paman, bibi serta sepupu Alisha juga tinggal di mansion itu. Tak heran jika semua orang berpihak pada Raisha.
Alisha memejamkan matanya kala merasakan tendangan di perutnya. Itu ulah Mamanya. Diantara keluarganya yang lain, Mona adalah orang yang paling tidak suka akan kehadiran Alisha. Mona pula yang paling sering menyiksa Alisha dengan kejam. Karena menurut wanita paruh baya itu, Alisha hanya akan menjadi aib keluarga.
"Lebih baik kau pergi dari sini! Jangan pernah kembali dan jangan pernah membawa uang suamiku sepeserpun!" ucap Mona dengan sadisnya.
"Seorang gadis idiot, tidak cocok berada di keluarga ini," sahut Neneknya sambil menatapnya dengan sinis.
Alisha yang kini sudah babak belur hanya patuh saja. Seharusnya sejak dulu ia keluar dari mansion bak neraka itu.
Alisha berdiri dari duduknya sambil memegang perutnya yang sakit. Langkahnya tertatih-tatih, tapi Alisha tetap teguh dan tidak jatuh kembali. Ia memungut tas yang berisi pakaian lusuhnya. Mereka bahkan repot-repot mengemas pakaiannya. Mereka rela melakukannya supaya Alisha cepat-cepat meninggalkan mansion itu.
Tak sekalipun Alisha menoleh ke belakang untuk melihat keluarga yang seperti bukan keluarga baginya. Langkah tertatih juga badan yang sedang tidak baik-baik saja, sudah biasa baginya. Alisha tidak akan mengeluh lagi, sebab ia sudah keluar dari neraka dunia itu.
****
Tiba-tiba hujan mengguyur kota. Sekarang sudah larut malam, tapi Alisha tidak menghentikan langkahnya barang sedetik pun. Alisha merasa ia tidak punya arah. Tidak punya tujuan. Tidak ada yang bisa ia percaya. Sejak dulu, Alisha selalu sendirian, tidak pernah bergantung pada seseorang.
Langkahnya terhenti saat lampu mobil menyorotnya. Mata sayunya melihat siapa gerangan yang berada di dalam mobil itu.
Dua orang pria berbaju hitam keluar dari mobil tersebut sambil memegang payung. Salah satu dari mereka memayungi Alisha.
"Mari ikut kami, Nona," ucap salah satunya.
Alisha semakin bingung. "Kalian siapa?" tanyanya dengan nada lirih.
"Tuan kami ada di dalam mobil. Anda bisa melihatnya nanti. Sekarang mari ikut kami." Mereka menuntun Alisha menuju mobil.
"Tenang, kami bukan penjahat," ucap pria itu saat melihat Alisha hendak memberontak.
"Bagaimana bisa aku mempercayai kalian? Kita bahkan tidak pernah bertemu," kata Alisha. Ia takut jika orang-orang itu adalah penculik.
"Kami adalah orang-orang milik keluarga Xander. Saya rasa, Anda tidak asing dengan marga itu," ucapnya.
Barulah Alisha percaya bahwa mereka bukan penculik. Meski agak ragu, ia tetap masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi penumpang yang ternyata sudah ada seorang pria yang duduk di sana.
Alisha terdiam sambil menunduk. Bahkan ia tidak berani mendekat dan duduk mepet ke pintu mobil sampai mobil kembali berjalan.
Pria yang biasa disapa Ansel itu menatap Alisha, "Mendekatlah," titahnya.
Alisha tersentak, namun, ia menuruti perintah Ansel. Alisha memang tau siapa Ansel ini. Seorang pria yang terkenal dengan ketegasannya dalam memimpin perusahaan miliknya sendiri. Ansel adalah pria yang sering bersikap dingin pada perempuan. Makanya Alisha agak kaget saat Ansel menyuruhnya mendekat.
"Pakai ini." Ansel memberikan mantelnya pada Alisha.
Alisha menerimanya dengan tangan gemetar karena kedinginan. "T-terimakasih, Tuan..."
Ansel tersenyum simpul nyaris tak terlihat. "Aku bukan Tuan mu. Kau akan menjadi istriku nanti. Jadi, biasakan memanggilku tanpa embel-embel Tuan," katanya.
Perkataan itu sukses membuat Alisha menatap sang lawan bicara. Matanya yang agak memerah, wajahnya terdapat beberapa lebam, sudut bibir sedikit luka, lalu beberapa anak rambut yang sedikit mengganggu, membuat Ansel menghela nafas saat melihatnya.
"Maksud Anda?" tanya Alisha dengan ekspresi bingung.
"Aku tidak akan mengulangi lagi," ujar Ansel. Mata tajamnya kembali menatap ke depan, tak ingin menatap Alisha.
"Jadi, itu adalah tujuan Anda membawa Saya?" tanya Alisha. Dan Ansel hanya diam memasang wajah datar.
Alisha mengusap wajahnya frustasi. Menjadi istri seorang CEO macam Ansel? Jika benar-benar terjadi, Alisha bahkan tak berharap pernikahannya akan penuh rasa damai nantinya.
Beberapa menit kemudian, mereka telah sampai di sebuah mansion yang terlihat mewah namun ada kesan sederhananya juga.
Alisha berjalan mengikuti langkah Ansel. Hingga mereka sudah sampai di sebuah kamar bernuansa monokrom. Alisha yakin, itu adalah kamar Ansel. Mengapa pria itu membawanya ke sana?
"Tuan, Anda benar-benar akan menikahi Saya?" tanya Alisha. Ia berdiri di depan pintu yang sudah tertutup.
"Menurutmu, apakah aku bercanda?" Ansel balik bertanya. Pria itu melepas jam tangan mahalnya, lalu ia letakkan di laci.
"Bersihkanlah badanmu terlebih dahulu. Aku tidak ingin calon istriku terlihat menyedihkan," ucap Ansel. Setelah mengatakan itu, ia langsung pergi menuju ruangan yang ada di kamar itu. Alisha yakini, itu adalah ruang kerja.
Alisha tidak yakin, jika pria yang memakai kemeja hitam itu adalah Ansel Valentino yang terkenal dingin pada semua wanita. Tapi, jika dengannya, kenapa Ansel terlihat berbeda dengan yang dibicarakan oleh orang-orang?
Alisha segera masuk kamar mandi dan membersihkan badannya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Astuti Murdilawati
ada apa....kok?
2024-09-30
0
Eemlaspanohan Ohan
nyimak nih thor
2024-08-30
0
Ummiami
q nyimak y Thor 😊💪
2024-06-20
0