Apa yang akan terjadi jika seorang istri diam-diam berselingkuh dengan adik kandung suaminya ?
sanggupkah mereka berdua mempertahankan hubungan mereka ?
Bagaimana akhir kisah cinta mereka yang penuh halangan dan rintangan ?
Cuss kepoin ceritanya y 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehilangan Marvel.
Siang yang cerah.
Roy dalam perjalanan hendak menjemput Sania yang saat ini sedang berada di jasa penitipan anak. Sekalian menjemput Marvel yang sedang bersekolah di TK play group di lingkungan yang sama dengan tempat penitipan Sania.
Setibanya disana, Roy terlebih dahulu menemui Marvel ke kelasnya. Kedatangan Roy langsung di sambut heran oleh Buk Cintya guru kelas Marvel.
"Lho, Pak Roy mau jemput Marvel ya ? Emangnya Ibu Marvel gak ngasih tau ? Kalau ia datang menjemput Marvel ?"
Kata Buk Cintya terlihat bingung. Roy terperanjat kaget. Kekhawatiran langsung terpampang jelas di wajahnya.
"Maksud Ibuk, Marvel sudah di jemput Mamanya ?"
Tanya Roy panik. Rasa was-was timbul dalam hati Roy.Ia pun buru-buru mengeluarkan hpnya memperlihatkan sebuah foto Diana pada Buk Cintya.
"Apakah perempuan yang di foto ini, yang datang menjemput anak saya Marvel ?"
Tanya Roy lagi. Hanya satu orang yang paling ia curigai. Karna Tara tak mungkin punya waktu untuk ke sekolah Marvel karna kesibukannya bekerja. Buk Cintya memandang foto itu sesaat, lalu mengangguk dengan cepat. Buk Cintya sangat mengenal perempuan di foto itu.
"Iya Pak, Ini Mamanya Marvel kan ? Soalnya beliau sering kesini nengok Marvel. Beliau juga akrab sama guru-guru dan wali murid yang lain. Marvel pun juga dekat sama dia, dan memanggilnya Mama ! Apa saya sudah salah orang Pak ?"
Wajah Buk Cintya berubah cemas dan pucat pasi karna melihat ekspresi Roy yang terlihat panik dan khawatir. Sudah di pastikan oleh Roy. Perempuan yang menjemput Marvel adalah Diana.
"Ah, enggak kok Buk. Dia memang Mama Marvel. Kalau begitu, saya pamit dulu ya Buk. Makasih Buk, permisi."
Roy merasa tak enak hati pada Buk Cintya. Raut wajahnya berubah kesal dan marah pada Diana. Roy buru-buru pamitan pada Buk Chintya dan segera berlalu pergi dari sekolah Marvel dengan hati resah.
Roy pun bergegas menemui tempat penitipan Sania dan menitipkan pesan agar pihak penitipan bisa mengantarkan Sania pulang ke rumah kakeknya Dokter Adrian.
Dengan hati gundah. Roy melaju kencang menuju rumah Diana. Sepanjang perjalanan tak henti-hentinya Roy me maki kelakuan Diana.
Diana !!!
Roy langsung menerobos masuk ke dalam rumah Diana yang tak terkunci. Diana dan Marvel yang sedang asyik bercanda terkejut seketika melihat kedatangan Roy.
"Marvel ! Sini !"
Hardik Roy. Menyuruh Marvel mendekat.
Tak seperti biasanya. Marvel justru kelihatan takut melihat Papanya. Apalagi Roy datang dengan wajah terlihat garang. Marvel malah bersembunyi di balik tubuh Diana yang berdiri tegak seolah melindungi Marvel dengan posisi menantang.
Hal itu membuat Roy kian emosi dan menarik tubuh Diana hingga tubuh Diana tersentak menjauh dari Marvel.
"Berani-beraninya kamu menemui Marvel tanpa izin dari ku."
Ucap Roy marah. Diana mendorong tubuh Roy kuat.
"Marvel juga anakku ! Aku tak perlu izin siapapun untuk menemuinya !"
Teriak Diana keras. Roy mencengkram lengan Diana kuat.
"Apa kau lupa ? apa yang pernah kukatakan padamu heh ?"
Roy menatap Diana dengan mata beringas. Diana membalas tatapan Roy dengan tak kalah garangnya.
"Aku tak peduli. Aku ibunya Marvel, aku juga berhak menentukan masa depan Marvel !"
Teriak Diana sambil menarik lengannya dari cengkraman Roy.
"Masa depan seperti apa yang bisa kau berikan pada Marvel hah ?"
Bentak Roy marah. Diana terdiam, sejenak kebimbangan menyelimuti jiwanya.
"Apa kau pikir dengan terus Mel***r kau bisa menghasilkan uang yang banyak untuk membiayai kehidupan Marvel hingga dia dewasa ?"
Kata-kata Roy yang tajam dan teramat pedas membuat Diana terperangah. Hatinya seketika berguncang hebat.
"Kamu, kamu jahat Mas Roy. Kamu keterlaluan ! Kamu terlalu memandang rendah diriku ! Kamu jahat !"
Jerit Diana seraya memukuli tubuh Roy ber ulang kali. Tangis Diana pun pecah seketika. Air matanya bercucuran tak terbendung lagi. Diana menangis sesegukan diiringi jerit tangis Marvel yang tiba-tiba berlari menubruk dan memeluk Diana dengan erat.
"Mama !"
Panggil Marvel pada Diana. Roy memandang Marvel dan Diana bergantian dengan pandangan kesal.
"Papa ! Papa jangan marahin Mama Diana. Kasihan Mama Diana, Papa !"
Marvel memandang Roy dengan wajah sedih dan memelas. Roy pun menatap putranya tajam.
"Papa bukan cuma marah sama Mama Diana. Papa juga marah sama kamu Marvel. Sekarang kamu sudah pintar berbohong ya ? Kenapa kamu gak pernah cerita kalau kamu sering ketemu Mama Diana di sekolah hah ?"
Hardik Roy pada Marvel. Wajah mungil Marvel seketika pucat pasi. Marvel pun menunduk takut, tak sanggup memandang wajah Papanya.
"Marvel gak salah, aku yang salah Mas Roy. Aku yang menyuruhnya untuk menutupi kehadiranku di sekolahnya."
Diana memeluk Marvel membela nya dari kemarahan Roy yang belum mereda.
"Yang suka bohong itu bukan Marvel. Papa yang bohong sama Marvel. Kata Papa, Mama Marvel udah meninggal."
Ucap Marvel dengan polosnya pada Diana seraya melirik Roy dengan sorot mata ketakutan. Sejenak Roy terpaku mendengar kepolosan Marvel. Mulutnya bungkam tak sanggup bicara sepatah katapun. Roy pun berdiri bersandar ke dinding tembok rumah Diana dengan perasaan gundah. Roy butuh waktu yang cukup lama untuk meredam kemarahannya. Roy takut, Marvel akan membencinya karna emosi yang ada di dadanya.
Setelah merasa agak tenang.
Roy bicara dengan nada yang mulai melunak pada Marvel.
"Sekarang kamu sudah tau, kalau Mama mu masih hidup. Papa masih ada kerjaan di klinik. Ayo kita pulang, Papa akan mengantarmu pulang lalu kembali ke klinik."
Ajak Roy pelan sambil mendekati Marvel yang masih memeluk Diana erat. Marvel menggelengkan kepalanya.
"Gak mau ! Marvel mau sama Mama !"
Jerit Marvel. Roy menarik nafas panjang sambil berkacak pinggang.
"Kamu harus pulang sama Papa. Besok kamu harus sekolah Marvel."
Bujuk Roy. Marvel tetap bersikeras hati menggeleng kan kepalanya. Roy mengalihkan matanya menatap Diana yang sedari tadi sudah merasa tenang. Dengan perasaan sedih, Diana mencium Marvel dengan lembut.
"Marvel pulang sama Papa ya. Besok Marvel harus sekolah. Lagian Mama juga harus kerja. Mama gak bisa tiap hari antar jemput Marvel ke sekolah. Ntar kalau Mama punya waktu, Mama sering-sering nengok Marvel ke sekolah ya."
Diana pun mengalah. Ia pun membujuk Marvel agar mau pulang bersama Roy. Marvel menatap wajah Diana dengan muram.
"Mama janji ya ? sering-sering nengok Marvel."
Marvel menatap Diana dengan sedih. Diana mengangguk meyakinkan Marvel. Roy memandangi ibu dan anak itu dengan perasaan kacau balau. Ada perasaan bersalah yang mendera hatinya. Namun Roy tak punya pilihan saat ini.
Akhirnya Marvel mau menuruti permintaan Roy untuk kembali ke rumah kakeknya. Roy dan Marvel pun pergi meninggalkan Diana yang terpaku di ambang pintu rumahnya.
Hati Diana serasa tercabik-cabik tatkala Marvel melambaikan tangannya dari kejauhan sebelum mobil Roy melesat pergi. Derai airmata jatuh perlahan bergulir di kedua pipi Diana.
"Maafkan Mama Marvel. Untuk saat ini, Mama belum bisa menjaga dan membesarkan mu layaknya seorang ibu. Bersabarlah anakku, suatu saat nanti Mama akan datang menjemputmu."
Batin Diana berkata penuh penyesalan dan pengharapan.
suaminya jam boro boro ngasih ATM yang malah si Roy yang minta uang ke Tara 😁😁
Roy aja ayah kandungnya g perhatian gitu sama sania...
penasaran 🤔🤔
jangan sampai kamu tergoda dengan rayuan pria yang tak kau kenal
emang sejak kapan tara mengenalnya ....