NovelToon NovelToon
Rahasia Tuan Buruk Rupa

Rahasia Tuan Buruk Rupa

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Cinta Paksa
Popularitas:108.9k
Nilai: 5
Nama Author: PutrieRose

Dianella terpaksa harus menikah dengan pria buruk rupa yang berwajah menyeramkan. Juga terkenal misterius dan kasar. Pria itu tak pernah mau menunjukkan wajah aslinya, ia selalu menutupinya dengan rambutnya yang panjang.

Arsenio, pria yang memiliki banyak bekas luka bakar di wajahnya merasa tak pantas menikmati hidup. Ia selalu mengurung dirinya di sebuah ruangan. Tak mau melihat keindahan di luar. Hingga datanglah Dianella, gadis pemberani yang setiap hari membuat dirinya murka atas kelakuan-kelakuan konyolnya.

Akankah sosok Dianella mampu membuat Arsenio memperlihatkan wajah aslinya????

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PutrieRose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32 BERONTAK

Bau wangi semerbak berasal dari Arsen yang baru saja keluar dari kamar mandi. Rambut panjangnya yang basah ia keringkan menggunakan handuk kecil. Anell sedikit menoleh saat Arsen baru selesai mandi. Berdua di dalam kamar seperti ini memang sudah menjadi suatu kebiasaan.

Tapi seringnya Anell akan keluar kamar saat Arsen mandi, tapi kini Anell langsung melihatnya keluar dari kamar mandi.

"Pelayan sudah memberikan obat?" tanyanya.

Gadis itu mengangguk. Dia menunjukkan sebuah obat yang tergeletak.

"Aku mau tidur," ujarnya kemudian. Karna badannya masih terasa lemas. Dia tidak sanggup beraktivitas apa pun.

Pria itu menganggukkan kepala dan masih memandanginya sampai matanya benar-benar terpejam. Terlihat bibirnya yang pucat membuatnya merasa iba. Dan ia teringat akan Anell yang mengigau semalam dan nama yang disebut adalah ibunya.

"Apa dia sedang merindukan ibunya?"

"Arsen ...." Tiba-tiba suara Kakeknya terdengar.

"Loh Kakek sudah pulang?" Sang Kakek tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya. Padahal tadi pamit ingin ke kantor.

"Sudah selesai urusannya. Kakek akan pulang malam ini, Arsen," kata Kakek membuat Arsen terkejut.

Kebersamaannya terasa sangat cepat, tiba-tiba Kakek akan kembali ke tempat tinggalnya.

"Kenapa cepat sekali pulangnya, Kek?"

Kakek mengulas senyum tipis lalu membelai puncak kepalanya pelan. "Jaga diri baik-baik ya, cucuku. Jaga cucu menantuku juga ya. Jangan sakiti dia."

Kakek lantas memeluk erat cucunya. Cucu satu-satunya yang berharga.

"Ingat syarat yang Kakek ajukan ya. Kakek akan kembali jika kamu memenuhi syarat yang Kakek inginkan."

Arsen hanya diam mematung, dia tidak berani untuk mengangguk atau pun mengelak. Dia hanya diam. Hatinya sangat sedih saat harus berjauhan dengan Kakeknya lagi. Ia pikir mereka akan terus bersama. Karna hanya Kakek yang mengerti perasaannya. Tidak seperti Samantha yang selalu memaksanya menuruti segala keinginannya.

"Jangan terus berpura-pura, Arsen. Kamu berhak menunjukkan wajah aslimu pada seseorang yang kamu cintai."

Kakek menepuk punggungnya pelan dan beranjak pergi dari sana. Rasanya Arsen ingin mencegah kakeknya pergi tapi ia tak bisa egois. Kakek harus tetap melanjutkan kehidupannya di sana begitupun dirinya.

***

Hari menjelang siang, suasana rumah terasa sepi. Seorang wanita paruh baya terlihat duduk sembari matanya mengawasi setiap kendaraan yang lewat. Dia tak henti-hentinya berusaha menghubungi seseorang melalui ponselnya.

"Derlin!!!!!" Putranya yang ia tunggu-tunggu akhirnya pulang juga. Putra bungsunya itu sudah pergi sejak kemarin pagi. Hingga lewat hari besoknya ia baru pulang saat menjelang siang. Entah habis darimana anak itu. Ia mendapatkan info dari orang kantor bahwa sejak kemarin Derlin tidak pergi ke kantor.

"Kamu kemana saja???" Terlihat baju putranya yang tidak ganti, masih memakai baju kemarin. Juga rambutnya yang acak-acakan ditambah wajah yang lesu. Matanya juga sembab seperti tak tidur berhari-hari.

"Ya Tuhan!" Ia memukulinya tubuh putranya karna ia mencium aroma yang menyesakkan dada. "Siapa yang mengajarimu menjadi anak yang nakal????" Floren memegangi dadanya yang sesak, ia benar-benar tak menyangka Derlin akan seperti ini. Ia pikir putra bungsunya itu akan tumbuh baik dibanding Marvel. Karna Marvel adalah putranya yang selalu menentangnya. Dia jarang mau menuruti keinginannya. Berbeda dengan Derlin yang penurut.

"Derlin!!!!!!!!!"

Putranya tersebut tidak menghiraukan dirinya mengoceh sedari tadi. Dia hanya diam dan terus melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.

"Aku lelah dengan kehidupan ini!!!!!!!!! Aku selalu jadi boneka oleh Mama!!!!!!!! Dan aku sudah muak!!!! Aku ingin hidup sesuai dengan keinginanku!!!!!" teriaknya tiba-tiba.

Matanya membelalak lebar tak menyangka bahwa Derlin akan mengatakan hal yang menyakitkan. Kedua matanya mulai memanas, ingin segera mengeluarkan cairan bening.

"Setan apa yang merasuki kamu, Derlin? Kenapa kamu mengatakan seperti itu pada Mama?" Ia memegangi dadanya yang terasa sesak, menatap Derlin yang malah membuang muka. Pria itu malah beranjak pergi meninggalkan Mamanya.

"Mama harusnya sadar, Papa pergi juga atas sifat Mama yang egois!" serunya saat jarak mereka sudah jauh. Tapi Floren bisa menangkap suara Derlin dengan jelas.

"Kurang ajar kamu, Derlin!!!!!!" teriaknya menggema membuat pelayan takut melihat Floren yang berteriak. Tapi salah satu dari mereka berjalan menghampiri nyonya besarnya.

"Nyonya, tenanglah. Tuan Derlin tidak benar-benar mengatakan itu dari hati. Mungkin saat ini tuan Derlin moodnya sedang tidak bagus."

Tubuhnya hampir saja limbung lalu pelayan lain berusaha memegangi tubuhnya. Mereka menuntun Floren sampai ke kamarnya.

Walaupun Floren selalu keras dengan putra-putranya tapi dia selalu memperlakukan pelayan dengan baik.

"Putraku yang selalu aku banggakan, dia malah tumbuh menjadi anak yang berani melawan," lirihnya dengan suara serak menahan tangis.

***

"Sayang, tadi aku dapat telfon dari pelayan rumah bahwa tadi barusan mama dan Derlin bertengkar," ujar Tarra yang saat ini berada di kantor suaminya. Saat jam makan siang memang mereka selalu menghabiskan bersama waktu istirahat.

Marvel terperangah dengan tatapan tak percaya bahwa Mama dan Derlin bertengkar. Karna yang ia tahu hubungan mereka sangat baik. Juga Derlin yang tak pernah sekalipun menentang Floren.

"Jangan bercanda, Sayang. Derlin itu anak kesayangan mama. Mana mungkin mereka bertengkar. Memang bertengkar masalah apa? Perusahaan yang mama miliki juga sudah menjadi hak miliknya. Apa yang kurang?"

Marvel kembali melirik layar laptopnya tak mau menghiraukan celotehan istrinya yang dianggap konyol.

"Derlin katanya baru pulang tadi setelah pergi dari kemarin. Juga tidak datang ke kantor sejak kemarin," ucapnya lagi. Dan kini Marvel mulai tertarik dengan info yang didapat istrinya.

"Oh ya? Kamu tidak mengada-ada kan, Sayang?"

Tarra mengangguk dan memasang wajah serius.

"Biarlah. Mungkin dia ingin berontak dengan segala tuntutan mama." Ia menyudahi pekerjaannya dan mengajak istrinya untuk makan siang bersama.

Mereka memilih sebuah restoran yang agak jauh dari kantor Marvel. Ingin mencari suasana baru juga mencicipi makanan yang lebih bervariasi.

Kepopuleran Tarra memang hanya diketahui oleh orang-orang yang bergelut sama di bidangnya. Saat dia keluar terkadang ada saja yang ingin berfoto atau pun meminta tanda tangannya. Tentu keramahan yang dimiliki Tarra membuat orang-orang sangat menyukai karya-karyanya.

"Kenapa kamu memilih makan di sini? Ini restoran yang belum pernah kita kunjungi," ucap Tarra saat masuk ke dalam restoran yang lumayan sepi. Tak banyak pengunjung saat itu, mungkin karna restoran ini tergolong masih baru.

"Maaf ya, Sayang. Sebenarnya aku dimintai tolong oleh temanku kalau kekasihnya itu penggemar beratmu. Dia juga seorang designer. Dan ingin sekali berjumpa denganmu." Dengan tatapan memohon ia tak ingin membuatnya marah. Karna mungkin saja ini adalah rencana yang mendadak baginya.

"Oh, lalu dimana orangnya?" tanyanya tanpa keberatan sama sekali. Ia lantas menggandengnya menuju meja yang sudah dipesan oleh temannya tersebut.

Dan dari kejauhan mereka melihat pasangan kekasih sedang duduk berdua sembari tertawa bersama. Saat menyadari Marvel dan Tarra sudah datang, mereka menyudahi lelucon yang mereka buat tadi.

"Haii Marvel ..."

Pandangan Marvel pada sosok wanita di sebelah temannya tersebut mengingatkan dia pada seseorang.

"Sepertinya aku tidak asing dengan wanita itu."

1
Nar Sih
ya kok udah end kak ,tetep semagatt dan di tunggu cerita cinta nya kia dan satya
SUNARTI SUNARTI
hadir thor
Symsnr_
Lumayan
Symsnr_
Buruk
Nar Sih
marahan kok lama sekali kia ,dri sd sampai kuliah ,jdi penasarn nih apa mslh mu dgn satya sampai mama anell pun marah
Ainisha_Shanti
Kia merajuk nya sampai kebesar
Tati st🍒🍒🍒
suami mesteriusmu itu yg tf
Tati st🍒🍒🍒
aku masing bingung,blm nemu titik terang
Tati st🍒🍒🍒
cinta
~v
Luar biasa
Ainisha_Shanti
Alahaiii Kia, kecil2 lagi dah gedik 😂😂😂
Nar Sih
lanjutt kakk
Ainisha_Shanti
cara yang bijak dalam membangunkan tuan nya
Nar Sih
ngak terasa udah gede aja ank nya anell ,dam semoga lontang bnr jdi jodoh nya darlin
Tati st🍒🍒🍒
ternyata benar bukan anak kandung
Tati st🍒🍒🍒
masih bingung
Nar Sih
pasangan yg romantis
Nar Sih
sabar ya anell ,doa kan ibu mu tenang disana ,dan semoga kmu juga dedek byi yg di perut sehat smpiai waktu nya lhir,
Tati st🍒🍒🍒
banyak uang tapi pelit sama anak sendiri,sekarang kan jaman dah canggih
Tati st🍒🍒🍒
baru baca lagih,biar semangat buat kaka otornya aku kasih vote
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!