Memiliki Suami tampan,baik, penyanyang, pengertian, bahkan mertua yang baik adalah sebuah keberuntungan. Tapi bagaimana jika semua itu adalah hanya kamuflase?
Riska Sri Rahayu istri dari Danang Hermansyah. Mereka sudah menikah selama 4 tahun lebih namun mereka belum memiliki buah hati. Riska sempat hamil namun keguguran. Saking baiknya suami dan mertua nya tidak pernah mengungkit soal anak. Dan terlihat sangat menyanyangi Riska, Riska tidak pernah menaruh curiga pada suaminya itu.
Namun suatu hari Riska terkejut ketika mendengar langsung dari sang mertua jika suami nya sudah menikah lagi. Bahkan saat ini adik madu nya itu tengah berbadan dua.
Riska harus menerima kenyataan pahit manakala yang menjadi adik madu nya adalah sepupu nya sendiri.
Sanggupkah Riska bertahan dan bagaimana Riska membalaskan sakit hati nya kepada para pengkhianat yang tega menusuk nya dari belakang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Yuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 Mulai Panik
Pov Author
Riska dan Septia asyik membicarakan Siska, eh orang nya menelpon ke handphone Riska. Perempuan itu mengerutkan kening nya saat tahu siapa yang memanggilnya. Mau apa dia?.
Riska hanya melirik tanpa berniat mengangkat telepon tersebut.
"Siska. Mungkin mau minta harta gono gini. Atau kalau tidak minta di bantu klatifikasi vidio viralnya." Tanpa di minta Riska memberi keterangan pada temannya tersebut. Septia hanya mengangguk.
"Aku setuju. Nggak usah di angkat. Biarlah dia menangis dalam kepusingan. Kalau perlu ganti nomer mu itu." usul Septia.
"Oke. Aku akan pergi ke konter nanti. Aku akan menutup akses komunikasi dengan Siska. Termasuk media sosial. Mungkin terkesan jahat, tapi semua itu aku lakukan demi kewarasanku. Nanti kamu temani aku yah." Riska menyuap nasi goreng kambing pesanannya.
***
Di kediaman Siska.
"Sial! mbak Riska sudah tidak aktif lagi. Kurang ajar memang wanita itu. Sudah berhasil menghancurkan hidup kita, Mas!." Siska uring-uringan seorang diri. Ini sudah berpuluh kali menghubungi Riska tapi nomornya selalu tidak aktif.
Wanita yang sedang mengenakan daster itu duduk di atas sofa dengan kaki di selonjorkan. Dengan sikap Danang pun memijat kaki mulus milik Siska tersebut.
"Mas Kok kamu diam saja ? Kenapa melamun ! Mikir dong cari jalan keluar untuk masalah kita ini." Siska menatap tajam ke arah suaminya. Kakinya pun ia tendangkan ke arah Danang. Pria itu tersentak kaget.
"Kamu sabar dulu sayang pasti ada jalan keluar dari masalah ini," Danang yang sebenarnya sedang frustasi pun berusaha membesarkan hati istrinya. Padahal,dia pun tidak kalah paniknya.
Bagaimana tidak panik, sumber keuangannya dari Riska lenyap, di saat istri sirinya itu sekarang tidak berpenghasilan. Sebab hidupnya sangat tergantung dari penghasilan Siska. Sementara selama ini, Siska yang memenuhi kebutuhan hidup Danang termasuk uang yang diberikan nya pada Riska. Tentu itu ia dapat tidak dengan gratis. Danang harus menukarnya dengan pengabdian pada Siska.
Danang pun bertambah pusing saat teringat tentang ibunya. Selama ini kebutuhan Ibunya ditanggung oleh Riska. Danang pun sadar Riska sudah tidak mungkin lagi membiayai hidup ibunya.
"Sabar! Sabar! Sabar! Doang kamu bisanya, Mas! Cari solusi dong! Kalau kayak gini terus kita bisa bangkrut. Usaha kita bisa gulung tikar. Mau promosi pun nggak berani karena haters kita banyak banget. Aku nggak sanggup terus- menerus seperti ini, Mas? Gunakan akal mu itu untuk mencari solusi dari semua ini. Jangan hanya berdiam diri di sini?." Siska mulai menunjukkan taringnya.
Perempuan yang biasanya berlemah lembut dan manja pada Danang itu pun kini mulai bertanduk. Bagaimana tidak? Usaha yang di gelutinya menurun drastis. Ah, tidak hanya menurun tapi memang sepi pembeli. Toko parfum dan laundry miliknya tidak ada satu pun pelanggan pun yang datang, semenjak dirinya viral di media sosial. Tidak hanya itu, Siska pun terpaksa menutup akun media sosial nya sementara waktu sebab tidak berani menerima hinaan dari kaum netizen yang bahasanya sangat pedas dan tidak jarang menyakitkan.
"Manurut kamu aku harus bagaimana? Hah! Itu semua salahmu Siska! Seandainya kamu tidak mengatakan kebenaran itu pada Riska, pasti urusannya tidak seberat ini paham!." terus di pojokkan membuat Danang marah. Matanya pun memerah. Lalu dia berdiri dan meninggalkan Siska seorang diri.
"Kalau aku tidak mengakui waktu itu, kapan kamu berani jujur pada mbak Riska. Aku capek Mas selalu kamu sembunyikan. Apa menurutmu mbak Riska akan tinggal diam kalau kita kembali berbohong? Jadi bukan salahku kalau kemarin terus terang di depan dia." Siska tidak terima dianggap biang masalah.
.
.
.
Bersambung ...
tinggalkan aja suamimu riska......