Sungguh kesialan bagi gadis yang bernama Lestari karena dia harus menikah dengan gurunya sendiri yang bernama Mattew. Guru killer yang sangat di benci Lestari.
Semua itu berawal saat mereka kepergok bermesraan oleh seorang pria paruh baya di dalam mobil saat hujan deras. Pria paruh baya itu tidak lain adalah Paman Lestari sendiri.
Lalu bagaimana kisah mereka selanjutnya?
Mengingat Mattew juga mempunyai kekasih yang sangat di cintainya, di tambah lagi Lestari masih sekolah. Akhirnya mereka sepakat untuk menyembunyikan pernikahan tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hadiah Spesial (part 2)
Mobil yang dikendarai Mattew terparkir di halaman rumah sederhana. Dengan penuh semangat, Lesta keluar dari mobil, menatap rumah tersebut dengan penuh kerinduan dan keharuan. Mattew berdiri di samping istrinya, lalu memeluk pinggang ramping itu dengan mesra.
"Sekali lagi terima kasih." Lesta menoleh, memandang suaminya, kedua matanya berkaca-kaca, kemudian dia mengalihkan pandangannya pada rumah sederhana milik peninggalan orang tuanya yang dulunya dia tempati bersama dengan pamannya.
Mattew menjawab dengan deheman dibarengi dengan senyuman tulus.
"Tapi, bagaimana bisa kamu mendapatkan rumah ini? Karena rumah ini sudah di jual oleh pamanku," ucap Lesta penasaran.
"Iya, sebenarnya rumah ini di beli sama Mami," jelas Mattew, membuat Lesta sangat terkejut. "Kamu terkejut 'kan? Sama aku juga saat mengetahuinya, tapi tenang saja, rumah ini sudah aku beli lagi dari Mami dan tentunya dengan harga yang lebih murah, he he he," lanjut Mattew menjelaskan.
Lesta menjadi terharu, lalu memeluk suaminya dengan erat, tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Mattew.
"Kamu tidak mau masuk ke dalam sana?" Mattew mengurai pelukan istrinya kemudian menangkup kedua sisi wajah Lesta dengan mesra.
"Tentu saja mau. Aku malah nggak sabar." Lesta tersenyum lalu mengambil anak kunci dari saku seragamnya, seraya berjalan ke arah pintu rumah tersebut, lalu memasukkan anak kunci yang ia pegang ke dalam lubang kunci dengan perlahan. Dia memutar anak kunci ke kiri sebanyak dua kali, salah satu tangannya memutar handel pintu untuk membukanya.
Aroma lembab menyapa indra penciumannya, bertanda kalau rumah tersebut sudah lama kosong dan jarang di buka. Tatapan mata indah itu mengedar ke segala penjuru rumah tersebut yang sama sekali tidak ada yang berubah. Semua masih tetap sama. Bibir Lesta bergetar, namun dia berusaha untuk tersenyum menawan saat menatap foto mendiang kedua orang tuanya juga masih terpajang rapi di ruang tamu. Dia menoleh ke arah Mattew yang berdiri di belakangnya. Perasaan haru dan bahagia bercampur menjadi satu di dalam dada. Dia tidak menyangka kalau akan kembali memasuki rumah tersebut.
"Terakhir kali aku menyuruh Bibi membersihkan rumah ini 1 minggu yang lalu," ucap Mattew seraya berjalan ke arah meja, lalu menggoreskan ujung jarinya ke atas permukaan meja yang berdebu. "Aku akan memanggil Bibi untuk membersihkan rumah ini. Maafkan aku, aku pikir rumahnya tidak sekotor ini." Mattew menghela nafas panjang seraya membersihkan debu yang nempel di ujung jarinya.
"Tidak perlu, aku bisa membersihkannya sendiri," jawab Lesta tersenyum pada suaminya.
"Tapi, aku tidak ingin kamu lelah," ucap Mattew seraya berjalan ke arah pintu lalu menutup pintu, tidak lupa menguncinya.
Lesta memicingkan kedua mata, menatap gerak-gerik suaminya penuh curiga.
"Ke kamar yuk!" ajak Mattew lalu menggandeng tangan istrinya dengan mesra.
"Mau apa?" Lesta bertanya, tapi dia tidak menolak ajakan suaminya.
"Menurutmu?" Mattew malah balik bertanya sambil tersenyum penuh arti.
Lesta mengusap tengkuknya dengan kasar, kenapa perasaannya mendadak tidak enak ya?
Sampai di kamar. Mattew menekan saklar lampu yang ada di dekat pintu.
BYAR!
Kamar berukuran tidak terlalu besar itu seketika langsung terang, cahayanya menyinari setiap sudut kamar tersebut.
Kedua mata Lesta membola saat melihat perubahan kamarnya. Kasur lantai dan lemari usang tidak ada lagi sana. Kini yang ada ranjang mewah berukuran Queen, dan lemari mahal berdiri kokoh di sudut kamar tersebut. Begitu juga warna cat di dinding kamarnya juga berubah, yang semula berwarna putih kini berubah menjadi warna biru langit, lebih fress dan sedap di pandang mata.
"Kamu merubah semuanya? Sejak kapan?" tanya Lesta menatap suaminya yang sedang melepaskan kemeja.
"Satu minggu yang lalu," jawab Mattew seraya meletakkan kemejanya ke tepian tempat tidur. Kini dia bertelanjang dada, memperlihatkan dada bidang, lengan berotot dan perut kotak-kotak seperti roti sobek. Tubuh pria tersebut sangat menggoda, membuat wanita mana pun akan tergoda saat melihatnya, termasuk Lesta yang sejak tadi menelan ludah berulang kali dan tidak berkedip menatap tubuh suaminya yang kekar dan sexy.
"Kenapa? Mau pegang?" tanya Mattew.
"Pegang? Pegang apa?" Beo Lesta, tapi tatapan matanya kini turun mengikuti bulu-bulu kasar yang tumbuh di bawah pusar suaminya merambat turun ke bawah sana yang tersembunyi di dalam balutan celana panjang. Aduh, kenapa otaknya jadi ngeres sih?!!!!
***
Kan ... Kan ... Kan ... mulai nacal deh ah ... Emak otornya 'kan jadi gemes pengen nyubit kalian berdua 🤣🤣
