NovelToon NovelToon
Kez & Dar With Ze

Kez & Dar With Ze

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Teen Angst / Teen School/College / Keluarga / Persahabatan / Romansa
Popularitas:409
Nilai: 5
Nama Author: Elok Dwi Anjani

Mimpi bukan selesai saat sudah meraihnya, tapi saat maut telah menjemput. Aku tidak meninggalkan teman ataupun orang yang ku sayang begitu saja, melainkan mencetak sebuah kenangan terlebih dahulu. Walaupun akan meninggalkan bekas di situ.

Maaf jika aku pergi, tapi terimakasih atas semua kenangan yang kita cetak bersama. Suara tawamu akan selalu bergema, dan senyumanmu akan selalu menjadi canduku. Rela itu tidak semudah sebuah kata saja. Tapi hati yang benar-benar tulus untuk melepaskannya.
Mengikhlaskan? Harus benar-benar melepaskannya dengan merelakannya setulus mungkin.

Seperti biji-biji dandelion yang berhamburan tertiup angin, setelah usai di suatu tempat. Mereka akan kembali tumbuh di berbagai tempat. Entah kita akan dipertemukan kembali atau tidak, setidaknya aku pernah berbahagia karena dirimu.

Ada sebuah kata-kata yang bertuliskan "Di setiap pertemuan pasti ada perpisahan," tapi dengan perpisahan bukan berarti aku dapat melupakan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elok Dwi Anjani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gombalan maut

..."Aku berhenti bukan untuk mengakhirinya, tapi mulai dengan hal baru. Akhir adalah hal baru"...

...•...

...•...

Tadi sore, Zea dan Kezia berserta Arden mengantar Aza ke stasiun. Kedekatan Kezia dan Aza sangat cepat, bahkan hanya jangka waktu belum sehari saja seolah-olah sudah lama bertemu. Keduanya berpelukan sebelum berpisah dan saling tersenyum. Arden pun begitu, anak kecil itu bahkan tersenyum dan melambaikan tangannya saat Aza mulai memasuki stasiun.

Sekarang ketiganya sedang berada di gazebo kembali dengan teman-temannya yang sedang mengadakan pesta barbeque yang membuat Dejavu akan kenangan yang mereka buat saat liburan di vila dengan Ezra.

Masih tetap dengan orang yang sama, Sean dan Sheila yang membakar daging dengan guraunya yang keluar untuk menghibur satu sama lain. Baru juga dimulai, suasana sudah menjadi ramai. Garrel kali ini terlambat ke sini karena ada Sofia di rumah. Adara, Leon, Darren dan Ara juga ikut serta karena ajak Kezia.

Sebenarnya bukan Kezia yang mengabari temannya, tapi Zea. Zea ingin bersenang-senang dengan teman-temannya dan teman-temannya Kezia untuk lebih dekat. Arden dan Arsa juga sedang bermain dengan puzzle, rubik dan banyak berbagai mainan. Bukan Arden yang membawanya, tapi Arsa yang ingin bermain bersama Arden dengan mainannya di gazebo.

Sementara itu, Arzan dan Leon membuka 2 tikar di atas pasir dan meletakkan berbagai makanan ringan serta beberapa makanan untuk menemani daging yang akan mereka makan saat matang. Aroma daging yang menggoda dan irama alunan gitar yang Darren bawa. Kezia tertawa saat Ara menceritakan sebuah lelucon dan membuat suasana semakin hidup. Apalagi Adara yang sangat mudah tertawa hingga memukuli pahanya sendiri.

Walaupun terkesan sedikit kaku dan acuh. Adara itu sangat receh saat sedang bergurau. Bahkan lelucon yang hambar saja ia tertawa. Sama halnya seorang Garrel. Mungkin jika laki-laki itu sudah datang akan semakin ramai.

Zea kembali dengan air mineral yang dibawa Leon karena keduanya tadi pergi bersama. Darren yang mulai bosan pun mendekati Kezia dan akan meluncurkan aksinya.

"Zia!"

Kezia menoleh dengan menutup mulutnya karena masih dengan keadaan tertawa. "Apa?"

"Kamu mau denger sesuatu nggak?"

Adara dan Ara pun mulai ikut diam saat Darren mengucapkan hal yang membuat kedua ingin tahu hal apa yang akan Darren berikan. Leon yang selesai meletakkan air mineral pun juga sama halnya, ia kepo dan mulai duduk di samping Adara.

I might never be your knight in shining armour

(Aku mungkin tak akan pernah menjadi ksatria dengan baju besi yang mengkilat)

I might never be the one you take home to mother

(Aku mungkin tak akan pernah menjadi seseorang yang membawamu pulang ke ibumu)

And I might never be the one who brings you flowers

(Dan aku mungkin tidak pernah menjadi seseorang yang membawakanmu bunga-bunga)

But I can be the one, be the one tonight

(Tapi aku akan menjadi seseorang, seseorang malam ini)

When I first saw you

(Saat pertama ku melihatmu)

From across the room

(Dari sebrang ruangan)

I could tell that you were curious,

(Aku tahu bahwa kau penasaran)

Girl, I hope you're sure

(Gadis, ku harap kau yakin)

What you're looking for

(Apa yang sedang kau lihat)

'Cause I'm not good at making promises

(Karena aku tidak lihai dalam membuat janji-janji)

But if you like causing trouble up in hotel rooms

(Tapi jika kau suka membuat masalah di kamar hotel)

And if you like having secret little rendezvous

(Dan jika kau suka membuat sebuah pertemuan kecil rahasia)

If you like to do the things you know that we shouldn't do

(Jika kau ingin melakukan banyak hal, kau tahu bahwa kita tidak harus melakukannya)

Then baby, I'm perfect

(Dan sayang, aku sempurna)

Baby, I'm perfect for you

(Sayang, aku sempurna untukmu)

And if you like midnight driving with the windows down

(Dan jika kau suka berkendara di tengah malam dengan jendela terbuka)

And if you like going places we can't even pronounce

(Dan jika kau ingin pergi ke banyak tempat yang bahkan kita tak dapat sebutkan)

If you like to do whatever you've been dreaming about

(Jika kau ingin melakukan apapun yang kau impikan)

"Kita kalah," kata Sean menatap Darren yang sedang bernyanyi dengan memetik gitarnya.

"Apanya yang kalah? Kita bisa dengan cara kita sendiri, kok," ujar Sheila mengalungkan tangannya di lengan Sean dengan tersenyum manis.

Sean pun ikut tersenyum dan mengelus pucuk rambut gadis tersebut.

Then baby, you're perfect

(Dan sayang, kau sempurna)

Baby, you're perfect

(Sayang kau sempurna)

So let's start right now

(Jadi, mari kita mulai sekarang)

Adara dan Ara menahan tawanya dan bersiap-siap menggoda Kezia. Zea bahkan tersenyum ikut baper dengan apa yang dilakukan Darren untuk mengambil gadis yang ia sukai. Zea duduk di gazebo dengan menatap Kezia yang sedang digoda teman-temannya.

Arsa dan Arden terdiam di sisi gazebo dengan menatap Darren. Itu sangat mengesankan. Seorang laki-laki yang memiliki suara halus dan sedikit serak yang dapat memukau hati seseorang yang mendengarnya. Kezia juga mengakuinya, suara Darren memang sangat halus dengan suara khas laki-laki yang serak. Tapi Darren hanya sedikit serak saat menyanyikan. Bahkan tubuhnya merinding saat Darren menyanyikan bagian reff lagu.

"KEREN!!! Kenapa berhenti? Padahal belum semua liriknya."

Zea sontak kaget saat mendapati Garrel yang berada di belakangnya. Ia mengelus dadanya dengan mengatur jantung yang berdegup kencang. Di sisi lain Arsa dan Arden juga terkejut dengan kedatangan Garrel yang tiba-tiba berada di sisi gazebo di belakang Zea.

"Cieeee... Ekhm! Bakal dapat PJ nih kita," goda Adara mencolek dagu Kezia.

"Ekhm! Jangan lupa tiket nonton," balas Ara.

"Kalian apaan sih? Orang nyanyi doang, kok," ujar Kezia melirik Darren.

Darren terkekeh saat melihat Kezia kewalahan menanggapi godaan Adara dan Ara yang terus-menerus menghujaninya. Bahkan sampai pipi Kezia memerah.

Sean tersenyum tipis saat melihatnya. "Pipi kamu kenapa? Kok kayak Garrel tadi siang."

Garrel langsung berdecak kesal dan duduk di samping Zea. "Baru juga dateng, udah dapat pujian."

Zea menahan tawanya saat melihat wajah kesal Garrel. Sean juga tertawa. Ia hari ini banyak menganggu Garrel, padahal biasanya juga Garrel yang mengganggunya.

Darren memicingkan matanya menatap Kezia. "Pasti semburat merah karena gua."

"Idih! Sotoy lo," balas Kezia menutup kedua pipinya dengan tangannya.

"Ngapain ditutupin? Semuanya juga udah lihat." Kini Darren yang semakin memojokkan Kezia setelah Adara dan Ara.

"Gua punya kata-kata yang bagus buat lo." Kezia langsung mengerutkan keningnya ingin tau.

"Apa?"

"Suara gua emang merdu, tapi suara Kezia bikin candu."

Adara dan Ara langsung menahan teriakannya. Padahal mereka sudah tahu kalau Darren itu sangat pandai menggombal. Dan jangan lupakan indentitas masa lalu Darren yang suka gonta-ganti pacar di sekolah. Sheila juga tersenyum dengan memukul dada Sean pelan.

Sementara itu, Kezia merasakan pipinya semakin panas dan ingin sekali ia menceburkan diri ke air laut di sana. Ia sangat MALU! Tapi ia juga baper dengan gombalan maut yang Darren lontarkan.

"Apaan sih!" Elak Kezia.

"Suara cewek yang nyanyiin lagu liar angin waktu itu berhasil."

"Berhasil apa?"

"Anginnya memang liar, sangking liarnya menerpa hati gua."

Adara dan Ara sudah mulai saling memukul. Bukan pasal ingin bertengkar, tapi baper dengan gombalan maut Darren.

Arzan yang terfokus dengan gamenya langsung tersadarkan dengan bau aneh yang tiba-tiba masuk dalam indera penciumannya. "Bau apaan nih?"

Garrel juga mencium bau aneh. Ia menoleh ke arah Sean dan membulatkan matanya. "Anka!! Dagingnya gosong!!"

...••••...

"Mau ngapain, Bang?" Tanya Retha menatap Zevan yang tengah mencari sesuatu di gudang belakang rumahnya.

"Sesuatu."

"Tck! Iya, apa? Biar aku bantuin."

"Nggak! Kamu masuk aja ke dalam. Nanti kalau tangan kamu kotor dan luka karena barang-barang besi di sini gimana? Udah! Masuk aja," suruh Zevan tanpa menoleh.

Retha berdecak kesal dan akan ikut membantu Zevan membongkar suatu kotak kayu besar yang terukir sebuah nama yang selalu menyimpan banyak kenangan. Bahkan sampai saat ini. Retha jadi mengurungkan niatnya saat Zevan keluar dengan meniup kotak kayu tersebut karena banyak debunya.

"Isinya apa itu, bang?" Tanya Retha mengimbangi langkahnya dengan abangnya yang lebar.

"Kepo."

Langkanya berhenti saat Zevan menutup pintu kamar dengan tepat di depan wajahnya. Retha benar-benar kesal. Ia sangat ingin tahu isi dari kotak tersebut, tapi mungkin Zevan sengaja tidak memberi tahunya. Karena itu juga bagian dari masalah laki-laki tersebut.

"Emang apaan sih? Gumam Retha meninggalkan tempatnya dan berlalu ke dalam kamarnya.

...••••...

...Walaupun hingga berdebu, tapi kenangan itu masing menggebu-gebu di benakku....

...Barang yang menyimpan banyak kenangan memang sangat berharga. Bahkan ada nilai tertentu dari segi penglihatan orang yang merasakan kenangan tersebut....

...Kenangan itu menjadi masa lalu yang akan selalu dikenang. Baik buruknya masa lalu juga terdapat sebuah pengajaran....

...Masa lalu ada pelajaran dari kisah yang telah kita lewati. Entah kita merasakannya atau tidak, tapi kita benar-benar melewatinya....

...Lintasan kenangan kembali muncul di benakku saat menatap benda itu. Benda mati bagai saksi bisu dari perjuangan kita....

...Senang sedih juga kita rasakan. Pelajaran yang dia berikan jangan dilupakan. Masa lalu itu berharga, bukan hanya sekedar cerita biasa yang dapat dilupakan kapan saja....

...Bagaimana kalau kita yang membuat kenangan masa lalu?...

...Iya, hanya kita. Dan harapan besar akan sebuah kebahagiaan. ...

...Indahnya duniaku akan terus menghampiri saat kau bersamaku untuk membuat masa lalu hingga akhir masa yang telah kita lalui berakhir....

...Alay, ya? Ya, memang. Terkadang kita juga alay dengan hal cinta....

...Jadi? Bagaimana? Ingin bersamaku dengan skenario tuhan yang indah?...

...••••...

...TBC....

Lirik lagu dari:

https://lirik.kapanlagi.com/artis/one-direction/perfect-terjemahan/

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!